Harapan Yang Nyaris Sirna Para Calhaj Abdya

  • Bagikan

Menunaikan ibadah Haji ke tanah suci Mekkah Al Mukarramah, bagi yang punya kemampuan, yang merupakan rukun Islam kelima, adalah harapan dan dambaan, yang selalu dirindukan para mukminin dan mukminat di seluruh belahan dunia, dalam menyempurnakan amal ibadah di hadapan Allah SWT.

Demikian juga halnya dengan para penganut Islam di belahan ‘Nanggroe Breuh Sigupai’ Aceh Barat Daya (Abdya) khususnya. Kerinduan untuk memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci Mekkah itu, sangat dirasakan khususnya oleh 61 orang Jamaah Calon Haji (Calhaj), yang sudah melunasi semua administrasi dan biaya keberangkatan, jauh beberapa tahun yang lalu.

Sayangnya, impian untuk menjejakkan kaki ditanah suci tersebut, tersandung akibat mewabahnya virus corona, yang melanda dunia sejak tahun 2020 lalu. Imbasnya, diberlakukannya lookdown disejumlah Negara, termasuk Kerjaan Arab Saudi, yang menutup kedatangan jamaah ke negaranya.

Penantian panjang, dengan mengantri sudah membuat sebagian para Calhaj nyaris kehilangan harapan. Dimana, penambahan usia dan menurunnya daya tahan tubuh yang menjadi kodrat mutlak dari sang Pencipta, tidak dapat dihindari. Ditambah lagi dengan pemberlakuan penolakan pihak Kerajaan Arab Saudi, imbas dari corona, membuat para Calhaj kehilangan harapan, untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.

Namun, jika niat untuk menunaikan ibadah Agung sudah terpatri dihati, tetap menyisakan jalan menuju ke Baitullah. Peluang untuk menjejakkan kaki di tanah suci Mekkah kembali didapat para Calhaj tahun 2022 ini, setelah pemerintah Kerajaan Arab Saudi kembali membuka kesempatan untuk menunaikan ibadah Haji bagi ummat Islam sedunia.

Sayangnya, peluang yang dibuka oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, juga menyisakan duka mendalam bagi para calon jamaah. Hal itu dikarenakan, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memberlakukan pembatasan usia jamaah. Dimana, yang boleh berangkat dan diterima untuk menunaikan ibadah haji kisaran umur dibawah 65 tahun. Sementara usia diatas 65 tahun, sementara waktu tidak diizinkan.

Adalah Abdurrani Mahmud Puteh, 94, warga Desa Cot Jeurat, Kecamatan Blang Pidie, Abdya, merupakan salah seorang ‘korban’ yang gagal berangkat Haji. Karena kakek ini terbentur usia yang jauh melebihi 65 tahun (usia toleransi).

Padahal, kakek ini sudah tiga kali gagal berangkat ibadah haji, sejak mendaftar pada 2010 lalu, atau sudah mengantri selama 12 tahun. Kakek bersama Calhaj Abdya lainnya, sebelumnya juga sudah melakukan suntik vaksin dosis II.

Dua kali gagal berangkat yang dialami kakek Abdurrani, akibat pandemi Covid-19 melanda. Sehingga seluruh jamaah tidak bisa berangkat. Padahal, ia masuk dalam daftar menunaikan ibadah Haji pada 2020 lalu, dengan kuota lansia.

Gagal berangkat dua kali akibat pandemi covid-19, Kakek Abdurrani masih bersabar, mengingat situasi dunia yang belum stabil. Sayangnya, nasib gagal dua kali harus kembali dialami kakek Abdurrani untuk kali ketiga. “12 tahun saya tunggu, bukan lagi sedih. Kalau tahun depan, saya tidak akan mungkin, apalagi dengan umur dan kesehatan saya seperti ini,” sesal kakek Abdurrani, bersimbah air mata. Jum’at (10/6).

Kakek Abdurrani mengaku, kerinduannya untuk mengelilingi Ka’bah (tawaf), nyaris sirna. Mengingat usianya sudah menjelang satu abad. Saat ini, kakek yang sudah tidak memiliki gigi lagi itu, hanya bisa pasrah dan menunggu keajaiban, agar bisa menunaikan Ibadah Haji. “Semoga ada keajaiban dan panggilan Allah bisa saya penuhi,” harapnya.

Di lain pihak, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Abdya Agus Suriadi mengatakan, sebenarnya jumlah Calhaj Abdya yang berangkat tahun ini, yang dijadwalkan berangkat pada Jum’at (17/6) mendatang sebanyak 61 orang. Akan tetapi, dari jumlah tersebut, yang dapat diberangkatkan hanya 23 Calhaj. Sementara 38 Calhaj lainnya, terpaksa ditunda keberangkatannya.

Menurut Agus, ditundanya keberangkatan 38 Calhaj tersebut dikarenakan adanya pembatasan usia, yang diberlakukan oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi. “Yang boleh berangkat itu jamaah yang berusia 65 tahun ke bawah. Sementara 65 tahun ke atas, terpaksa ditunda dulu keberangkatannya. Jika keadaan sudah normal kembali di Arab Saudi, maka akan diberangkatkan,” ungkapnya.

Agus menyebutkan, pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan pembatasan usia itu dengan alasan, pemerintah Arab Saudi beranggapan, jamaah yang berusi 65 tahun keatas, rentan terkena virus dan penyakit. Ditambah imun tubuh yang sudah melemah. “Karena Arab Saudi baru steril dari Covid-19. Sehingga mereka memberlakukan pembatasan ini,” urainya.

Agus juga meminta calon jamaah haji yang gagal berangkat, untuk bersabar menunggu keberangkatan tahun berikutnya. Calon jamaah juga diminta agar tidak melakukan pembatalan, dengan menarik dana yang telah lunas dibayar. Karena, sebutnya, informasi yang diterima, jika formasi ataupun kuota haji kembali normal, maka yang gagal berangkat tahun ini, bisa diberangkatkan pada tahun berikutnya dan menjadi prioritas. “Kami berharap jamaah tidak mengambil setoran awalnya, kalau sudah diambil setoran awalnya, otomatis jamaah tidak lagi terdaftar sebagai calon jamaah haji,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Agus juga menyampaikan, untuk jadwal dan titik kumpul keberangkatan Calhaj Abdya, akan dilaksanakan pada Jum’at sore (17/6) mendatang, di Mesjid Agung Baitul Ghafur Abdya. Kemudian langsung berangkat. Dijadwalkan tiba di Banda Aceh dan masuk asrama haji pada Sabtu pagi (18/6) mendatang.

Dilanjutkan, pada Minggu dinihari (19/6), sekitar pukul 02:00 WIB, para Calhaj menuju Bandara Iskandar Muda (SIM). Pukul 03:15 WIB langsung lepas landas menuju Jeddah, Arab Saudi. WASPADA/Syafrizal

  • Bagikan