Kondisi SDN, SMPN Lae Ikan Masih Memprihatinkan

  • Bagikan
KONDISI Rumah Dinas SDN Lae Ikan yang rusak parah. Waspada/Khairul Boangmanalu
KONDISI Rumah Dinas SDN Lae Ikan yang rusak parah. Waspada/Khairul Boangmanalu

SUBULUSSALAM (Waspada): Realisasi berbagai keluhan situasi dan kondisi SDN Lae Ikan dan SMPN 2 Penanggalan di Kampong Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Subulussalam masih sebatas janji pemerintah setempat. 

Banyak pihak, seperti unsur pemerintah, Majelis Pendidikan Daerah (MPD) bahkan diekpos berbagai media terkait sikon dan keluhan para guru di sana, termasuk media sosial nyaris tak terhitung, namun realisasi masi nihil.

Kondisi SDN, SMPN Lae Ikan Masih Memprihatinkan

Para guru SDN dan SMPN 2 Penanggalan yang letaknya nyaris berada selokasi kepada Waspada terpisah di dua sekolah itu, Kamis (9/3) mengaku jika pengakuan pemerintah setempat status dua sekolah ini masuk kategori daerah terpencil (dacil). Kepada para guru di sana pun kerap diberi janji akan mendapat tunjangan tambahan sebagai guru terpencil.

Kepala SDN Lae Ikan, Anismanidar, S.Pd mengatakan, sejak 1999 mengajar di SD ini mengaku terima SK Guru Terpencil, namun Tunjangan Guru Terpencil itu tidak pernah diterima. Senada diakui sejumlah guru SMPN 2 Lae Ikan.

Persoalan jalan menuju lokasi dua sekolah itu, para guru di sana menyesalkan. Selain licin dan tanjakan, akses jalan sudah rusak. Jarak tempuh sekira 400 meter dengan kondisi itu meski sudah diaspal, nyaris menyiutkan nyali bersepeda motor ke lokasi sekolah ini. 

“Gak berani lagi kami naik kereta (baca: sepeda motor) langsung ke lokasi sekolah berjarak 400 meter lebih, malah perasaan satu kilometer karena sudah pernah jatuh di jalan, jadi trauma,” keluh Guru SMPN 2 Penanggalan.

Pantauan kondisi sejumlah bangunan, sudah sangat layak renovasi. Anismanidar sejak 2020 menjadi kepala di sana akui belum pernah menerima renovasi sekolah. 

Total 41 murid dengan delapan guru, terdiri tiga PNS, lima P3K dan tanpa Guru Penjas dengan enam Ruang Kelas Belajar (RKB), kondisi dua RKB sudah bocor dan satu lainnya lantai rusak. “Memprihatinkan lagi, tiga unit rumah dinas rusak total, sama sekali tidak bermanfaat sehingga harus direnovasi,” tegas Anis diamini guru lain.

“Tolong bapak sampaikan ke dinas, Pemko Subulussalam agar rumah dinas SD Lae Ikan ini direnovasi total, supaya kami bisa tinggal di sini,” pinta seorang guru Nurina Angkat, diamini kepala sekolah dan guru lain di sana.

Keyakinan Nurina Angkat, Guru P3K 2021 ini tinggal di sana karena berdomisili di Kota Subulussalam pergi pulang setiap hari sangat merepotkan. Di samping harus berpacu waktu, minimal mengeluarkan ongkos setiap hari Rp45.000.-

“Tolong pak, suarakan keluhan ini agar disahuti Pemko Subulussalam,” pinta Anis, pastikan selain dirinya berdomisili di Lae Ikan, semua guru SDN Lae Ikan di Kota Subulussalam dan sering menghadapi kendala saat akan turun ke sekolah, seperti hujan dan sebagainya.

Soal di SMPN 2 Penanggalan, menurut guru di sana jika total delapan guru, lima diantaranya perempuan, yakni tiga PNS, dua P3K dan tiga honor dengan total 12 siswa (Kelas I 4, II 5 dan III 3), mereka keluhkan persoalan jalan. 

Parahnya jalan tanjakan dan licin di sana acap menjadi alasan ‘pejabat’ langsung ke sekolah itu. Bahkan pengawas sekolah atau unsur dinas pendidikan dan pejabat lain dinilai enggan datang ke sana.

“Kalau dari MPD sering datang dan bisa merasakan bagaimana letihnya berjalan ke lokasi SMP ini,” aku guru di sana, sebut jika mereka pernah harus ke SDN Lae Ikan menemui tamu dari Kota Subulussalam karena enggan naik ke lokasi SMPN itu.

Kondisi SDN, SMPN Lae Ikan Masih Memprihatinkan
AKSES jalan ke SMPN 2 Penanggalan di Lae Ikan yang kondisinya tanjakan, licin dan rusak. (Waspada/Khairul Boangmanalu)

Namun Cikal bakal SMP Satu Atap (saat itu menumpang RKB SDN Lae Ikan) atau sejak 2010 resmi operasi SMPN 2 Penanggalan ini diperkirakan tidak kurang dari sepuluh kali tahun ajaran menamatkan siswa.

“Selain janji guru daerah terpencil kami harap direalisasikan, akses jalan ke SMPN ini perlu ditingkatkan pemerintah,” harap guru di sana.

Terpisah Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Lae Ikan, Sehan Solin dan Ketua Komite SMPN 2 Penanggalan, Mustafa Tumangger memastikan jika akses jalan ke SD dan SMP itu harus menjadi perhatian khusus Pemko Subulussalam.

“Panjang akses jalan itu hanya sekitar 400 meter, sangat penting diperbaiki,” tegas Sehan diamini Mustafa. (b17)

  • Bagikan