Semarak Gerakan SEDATI Aceh Di TK RUMAN

  • Bagikan
Ananda murid TK RUMAN Aceh sedang mempraktikkan tradisi mengolah padi yang baru dipanen yang dilakukan di halaman sekolah mereka, Jumat (04/11/22). (Waspada.id/T.Mansursyah)
Ananda murid TK RUMAN Aceh sedang mempraktikkan tradisi mengolah padi yang baru dipanen yang dilakukan di halaman sekolah mereka, Jumat (04/11/22). (Waspada.id/T.Mansursyah)

BANDAACEH (Waspada): Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh ikut menyemarakkan gerakan SEDATI (Sehari Berbudaya Pasti) Aceh yang diluncurkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh pada momen Hari Pendidikan Daerah ke 63 di awal September 2022.

Setiap hari Kamis, TK RUMAN Aceh mengajarkan kepada murid perihal bahasa Aceh dan menuntunkan nilai-nilai dasar tradisi serta cara berkehidupan yang telah dipraktikkan masyarakat Aceh sejak dahulu. Agar tradisi tersebut tidak tercerabut dari generasi penerus.

Semarak Gerakan SEDATI Aceh Di TK RUMAN

“Hari ini kita perkenalkan dan praktikkan cara mengolah padi yang baru dipanen hingga menjadi beras untuk dikonsumsi keluarga. Dimulai dengan memijak batang padi untuk merontokkan bulirnya hingga menumbuk padi tersebut menjadi beras“, ujar Fitri Mukirah S.Pd., Kepada Sekolah TK RUMAN Aceh, Jumat (04/11/22).

Kata dia, saat melakukan kegiatan tersebut, anak-anak menggunakan pakaian bernuansa keacehan seperti yang digunakan orang tua dahulu ketika musim panen padi. Mereka berkegiatan di atas terpal biru panjang yang dibentang di halaman sekolah di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

“Ananda kita sangat senang dan antusias, karena hal ini merupakan pengalaman baru bagi mereka yang memang tinggal di seputaran Kota. Tapi ada juga yang terlihat sudah lihai, karena tinggal di pedesaan Aceh Besar, sehingga telah terbiasa melihat dan melakukannya”, kata Kirah.

Sementara itu, Ahmad Arif, Pendiri dan Pembina PKBM RUMAN Aceh yang menghadiri kegiatan tersebut dari awal hingga akhir, merasa seperti membuka kembali memori zaman kanak-kanaknya di pedesaan Aceh Tenggara.
“Melihat aktivitas ananda kita tadi itu serasa kembali ke masa kecil dahulu, membantu orang tua di sawah yang menjadi sumber penghidupan kelurga. Maka gerakan SEDATI Aceh ini sangat konstruktif menghubungkan zaman old dan zaman now”, ujar Arif tersenyum.

Arif kemudian menukilkan pendapat Kepala Disdikbud Kota Banda Aceh untuk mendorong agar anak-anak Banda Aceh betul-betul memahami dan mengerti kearifan lokal, serta berkarakter ke-Acehan. Seperti berbudaya, berbahasa dan sikap Islami.

Gerakan SEDATI Aceh adalah menyahuti Kurikulum Merdeka Belajar, sekarang ini, yang didalamnya diberi ruang kearifan lokal. Maka disisipkan materi-materi yang menyangkut tentang kedaerahan masing-masing.

“TK RUMAN Aceh memang diprioritaskan untuk ananda dari keluarga yang sedang berjuang (istlah untuk fakir, miskin dan marginal). Namun, kita selalu berikhtiar menghadirkan yang terbaik buat mereka. Termasuk, internalisasi kearifan lokal dan karakter islami”, pungkasnya. (b02)

  • Bagikan