Krisis Bahan Olah Karet Di Sumut Semakin Parah

  • Bagikan
Krisis Bahan Olah Karet Di Sumut Semakin Parah

MEDAN (Waspada): Kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet alam di Sumatera Utara saat ini tercatat 886.484 ton per tahun. Besarnya kapasitas ini tidak didukung oleh ketersediaan bahan olah karet (BOKAR) yang cukup dari Sumatera Utara.

Bahkan, Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah BOKAR yang dapat dipasok dari perkebunan yang ada di Sumatera Utara semakin berkurang.

“Periode Januari sampai Juni 2023 total produksi karet hasil olahan sebesar 184.084 ton. Berarti utilisasinya hanya 41,53% bila disetahunkan. Dalam rentang periode tersebut, rata-rata pasokan dari Sumatera Utara sebesar 38.75%, selebihnya dari 14 provinsi lain,” ungkapnya.

Pasokan dari 14 provinsi lain tersebut yakni: Riau 20.32%, Lampung 17.43%, Aceh 8.21%, Jambi 5.21%, Kepulauan Riau 3.39%, Bengkulu 2.81%, Sumatera Barat, 2.02%, Sulawesi Selatan 0.80%, Jawa Barat 0.38%, Jawa Timur 0.25%, Sulawesi Tenggara 0.25%, Kalimantan Selatan 0.11%, Sulawesi Utara 0.05%, Kalimantan Barat 0.01%.

Edy menyebutkan, dari rata-rata pasokan Sumut pada semester-1 2023 sebagaimana disebut di atas bila dibandingkan dari total kapasitas terpasang hanya menyumbang pasokan 8,05%.

“Dampak langsung semakin berkurangnya BOKAR ini adalah semakin banyaknya pabrik pengolahan karet remah yang tutup. Sejak 2016 hingga kini ada 9 pabrik yang tutup,” tandasnya. (m31)

  • Bagikan