Jemaah Haji Indonesia–Malaysia Keluhkan Pelayanan

Selama Di Armina

  • Bagikan
Jemaah Haji Indonesia–Malaysia Keluhkan Pelayanan
BAHAS ARMINA: Dirjen PHU Kemenag RI, Prof Dr Hilman Latief, menerima kunjungan Tabung Haji Malaysia, di Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Syisyah, Arab Saudi, Jumat (7/7). Waspada/Ist

Laporan Haji: Muhammad Ishak

ARAB SAUDI (Waspada): Jemaah haji Indonesia dan Malaysia, mengeluhkan pelayanan yang tidak memuaskan selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).

Jemaah dari dua negara yang saling bertetangga itu sama-sama ditempati dalam tenda yang padat dan layanan distribusi katering juga terlambat.

“Selama di Armina kita dapati sejumlah masalah, antara lain kemah (tenda–red) sangat padat, terutama di Mina. Lalu dari segi aturan makan dan minum agar ke depan lebih mengikuti jadwal yang sudah disepakati,” kata Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia, Dato Sri Syed Saleh, ketika berkunjung ke Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Syisyah, Jumat (7/7).

Dia juga menilai, kualitas pendingin udara atau AC di tenda Mina, sudah tidak memadai karena jemaah di dalam kemah kepanasan, sehingga berdampak terhadap ketidaknyamanan jemaah dalam beribadah selama empat hari di Mina.

“Soal kemacetan di Muzdalifah, kondisi ini juga menjadi bagian yang perlu diperbaiki di tahun depan,” kata Syed Saleh.

Meskipun seluruh jemaah haji Malaysia bisa menjalani rangkaian ibadah haji di Armina, namun dia melihat sejumlah kekurangan dari segi layanan (perkhidmatan–red) dan fasilitas (kemudahan–red) yang disediakan Mashariq, perusahaan swasta yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi untuk mengelola sebagian besar layanan haji di Armina.

Bukan hanya Malaysia dan Indonesia, lanjut Syed Saleh, melainkan jemaah dari negara-negara lain juga mengalami hal serupa, sehingga perlu mencari penyelesaian jangka panjang dalam usaha memperbaiki kekurangan tersebut, terutama sisi kemah di Mina.

“Jika Pemerintah Arab Saudi berkeinginan menambah jemaah haji menjelang Visi 2030, maka sudah sewajarnya perbaikan-perbaikan tenda di Arafah dan Mina itu diperbaiki segera,” tambah Syed Saleh.

Ditambahkan, Malaysia dan Indonesia selalu senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerian Haji Arab Saudi, Mashariq, dan otoritas lainnya guna memastikan bahwa apa yang berlaku (terjadi tahun ini—red) tidak berlaku lagi terulang di tahun-tahun mendatang.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Dr Hilman Latief, dalam pertemuan dengan Tabung Haji Malaysia, juga ikut berbagi pengalaman, pandangan, dan pendapat tentang penyelenggaraan haji tahun ini.

“Nampaknya, pengalaman dan catatan kita sama, ada pengkhidmatan atau layanan yang perlu ditingkatkan ke depan, terutama dalam kerja sama kita dengan mitra kita di Arab Saudi, khususnya dengan syarikah Masyariq atau lainnya, agar jemaah dari Indonesia maupun negara lain seperti Malaysia bisa mendapatkan layanan yang seharusnya,” katanya.

Dia mencontohkan, dari segi kapasitas tenda ke depan perlu disesuaikan. Boleh-boleh saja padat, tapi tidak over kapasitas,” sebut Hilman, seraya menambahkan, hal lain yang perlu diperbaiki adalah perihal sanitasi, air bersih, distribusi makanan harus tepat waktu.

Apalagi kata dia, Malaysia juga memiliki jumlah jemaah lansia yang cukup tinggi, sama seperti Malaysia, sehingga urusan makanan juga sangat penting dan sensitif agar disesuaikan dengan jemaah yang sudah sepuh.

Hilman berharap, ke depan akan dapat dibuat pola pembahasan dan model penyelenggaraan haji yang lebih proporsional dan profesional di antara negara-negara di Asia Tenggara. “Pembahasan ini juga akan melibatkan Pemerintah Arab Saudi, karena perubahan juga terus terjadi di Arab Saudi, termasuk perubahan dari muassasah menjadi Syarikah, dengan harapan ke depan harus lebih profesional,” ujar Hilman Latief.

Diharap, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah haji tahun ini tidak terulang, seperti kasus keterlambatan jemput hingga siang di Muzdalifah dan kesiapan infrastruktur yang harus memadai, baik di Arafah maupun Mina. “Layanan haji mulai tahun depan kita harap lebih baik diterima jemaah,” pungkas Hilman Latief. (b11)

  • Bagikan