Polisi Ringkus Satu Pelaku Bullying Siswa MAN 1, Tiga Masih Buron

  • Bagikan
Ilustrasi

MEDAN (Waspada): Personel Satreskrim Polrestabes Medan meringkus seorang pelaku pembullyan (perundungan) terhadap siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) 1 Medan. Tiga pelaku lainnya masih diburon.

Pjs Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Tauku Fathir menyebutkan, motif pembullyan tersebut masih dalam penyelidikan.

“Satu orang terduga pelaku sudah diamankan dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan,” ujar Kompol Fathir kepada wartawan, Senin (27/11) di Mapolrestabes Medan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Fathir menambahkan, terduga pelaku berinisial A ,14, diduga menganiaya korban bersama tiga orang pelaku lainnya yang diduga tergabung dalam geng sekolah bernama Parman.

“Sebelumnya terjadi penganiayaan, kelompok geng ini sempat ada perselisihan hingga berujung penganiayaan terhadap korban,” jelas Fathir seraya menambahkan pihaknya sedang mendalami apa sebenarnya motif perundungan tersebut.

Sementara, Kepala Sekolah MAN 1 Medan Reza Faisal ketika dikonfirmasi menjelaskan pihaknya masih mendalami terkait adanya kelompok geng sekolah yang berujung penganiayaan terhadap korban.

“Masih ditelusuri dengan melibatkan siswa dan orang tua siswa yang diindikasikan terlibat,” ujarnya.

Reza mengatakan pihaknya juga mendalami kejadian dengan meminta keterangan dari guru, wali kelas yang sedang bertugas saat kejadian itu.

Kasus dugaan perundungan dan penganiayaan terhadap pelajar MAN 1 Medan itu viral di media sosial.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, siswa kelas 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan mengalami penganiayaan dan perudungan (bullying) oleh sekelompok remaja diduga senior dan alumni MAN 1 Medan.

Korban MHD, 15, mengaku dianiaya hingga babak belur, dipaksa makan lumpur dan meminum air ludah para pelaku. Ia bahkan

Informasi diperoleh Waspada, Sabtu (25/11), peristiwa tragis tersebut terjadi, Kamis (23/11) saat korban hendak pulang dari sekolahnya MAN 1 Medan, Jl. Pertiwi, Kel. Bantan, Kec. Medan Tembung.

Sehari setelah kejadian itu, orang tua korban Rahmat Dalimunthe, 49, melapor ke Polrestabes Medan, tertuang dalam STTLP/B/3910/XI/2023/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA tertanggal 24 November 2023.

Dalam laporan itu pelaku disebutkan berinisial MASRN dkk. Mereka rata-rata masih berusia di bawah umur dan bersekolah di tempat yang sama, berjumlah sekira 20 orang.

Disebut-sebut komplotan pelaku tergabung dalam geng Parman Solidarity di bawah kepemimpinan alumni MAN 1 stambuk 2021 berinisial FAR. Mereka melakukan penganiayaan karena korban kabarnya menolak bergabung dengan kelompok itu.

Ditemui wartawan di kediamannya Rumah Tahfidz Anwar Saadah Jl. Persamaan, Gang Aman, Kec. Medan Kota, MHD didampingi ibunya, mengaku masih mengalami trauma.

Masih menahan rasa sakit ia bercerita, peristiwa dialaminya, berawal ketika pihak sekolah memulangkan siswanya lebih cepat termasuk korban, karena ada rapat persiapan Hari Guru Nasional.

Sekira pukul 10:00 WIB, korban yang mengendarai sepeda motor beranjak dari sekolahnya. Namun tak jauh dari sekolah, korban menghentikan laju motornya.

Tak disangka, tiba-tiba dari arah belakang sekelompok pelaku yang juga mengendarai sepeda motor menghampirinya. Korban dipaksa ikut mereka dan dibawa ke sebuah warung yang lokasinya asing bagi anak satu-satunya pasangan Rahmat Dalimunthe dan Khairani Anwar tersebut.

“Di warung itu aku langsung dipukuli, dikeroyok mereka. Aku juga dipaksa makan lumpur, mengisap sandal, makan daun dan ranting, juga dipaksa minum air liur (ludah) para pelaku,” ucapnya, Sabtu (25/11).

Tidak itu saja, pelaku juga menyundut korban dengan rokok dan menempel kunci yang sudah dipanaskan ke bagian tangan korban hingga melepuh, dan sengaja dibentuk inisial huruf. Perlakuan dialami korban terjadi sejak ia dibawa para pelaku sekira pukul.10:00 hingga sore hari pukul 17:00.

Orangtua korban yang mendapati anaknya luka-luka, segera melarikannya ke RS Mitra Sejati Titi Kuning, Medan Johor. Hasil pemeriksaan medis, korban diketahui mengalami luka memar disekujur tubuh, bibir pecah dan luka bakar.

Kepala MAN 1 Reza Faisal dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan adanya peristiwa penganiayaan dialami anak didiknya.

“Betul ada kejadian seperti itu. Namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan melibatkan siswa dan orang tua siswa yang diindikasikan terlibat,” katanya.

Namun demikian, Reza meminta waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dari siswa dengan melibatkan orang tua siswa.

“Kami juga sedang mendalami kejadian dengan meminta keterangan dari guru, wali kelas yang sedang bertugas pada kejadian itu. Kami sudah secara langsung melihat kondisi siswa tersebut, kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini,” ujarnya.

Sementara, ibu korban Khairani Anwar meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus itu dan menangkap para pelakunya.

“Saya tidak terima anak saya satu-satunya diperlakukan seperti ini, seperti binatang. Saya memohon kepada pihak kepolisian segera menangkap pelaku dan menindak semuanya sesuai hukum yang berlaku, termasuk jika yang terlibat pelajar di MAN 1 atau alumni,” tegasnya berharap kasus serupa tidak lagi terjadi, sehingga para anak didik yang bersekolah di mana pun bisa nyaman bersekolah.(m27/m10)

  • Bagikan