50 Persen Kasus Penyakit Kutil Kelamin Bertransformasi Menjadi Kanker Serviks

  • Bagikan
50 Persen Kasus Penyakit Kutil Kelamin Bertransformasi Menjadi Kanker Serviks

MEDAN (Waspada): Kutil kelamin (genital warts) atau kondiloma akuminata kerap disepelekan, padahal 50 persen kasusnya bisa bertransformasi menjadi penyakit ganas seperti kanker serviks.

Sangat penting bagi masyarakat, khususnya kaum perempuan memahami mencegah sebelum kutil kelamin muncul dan menanganinya jika sudah terjadi.

Salah satu kunci penanganannya, yaitu vaksin human papillomavirus (HPV) yang berperan besar baik sebelum dan sesudah mengalami kutil kelamin.

“Deteksi dini kutil kelamin serta penegakan diagnosa perlu dilakukan melalui pemeriksaan klinis. Jika terkena penyakit ini, maka penderitanya tidak boleh acuh tak acuh, karena pengobatannya sulit dan butuh waktu lama. Terapi yang tepat dan kepatuhan sangat penting, sehingga kutil kelamin tidak semakin parah dan tidak kambuh di kemudian hari. Vaksin HPV yang digunakan sebagai pencegahan, perlu diulang setelah mengalami kutil kelamin, tentu melalui konsultasi dengan dokter kulit dan kelamin yang tepat,” ujar dr Anthony Handoko (foto), SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam satu kesempatan di Jakarta, Jumat (2/6).

Menurutnya, hingga saat ini, kutil kelamin menjadi infeksi menular seksual (IMS) paling banyak ditemukan.

Hal ini jadi tantangan tersendiri bagi Klinik Pramudia, karena hampir semua yang datang berobat dalam kondisi tahap lanjut, karena kurang aware, sulit jujur dan terbuka serta belum siap mental untuk berobat.

Hal ini mendorong kami senantiasa mengedukasi lewat media massa, serta berupaya mendukung masyarakat berani jujur karena sembuh tak perlu malu.

Dikatakannya, kutil kelamin diakibatkan HPV 1. Meski umum terjadi, namun berefek tidak hanya sakit fisik tetapi juga mental penderita. Tipe HPV yang paling sering mengakibatkan kutil kelamin, yaitu tipe 6 dan tipe 11 mencapai 90-95 persen kasus.

Kontak Seksual

Sementara itu, dr Amelia Setiawati Soebyanto, SpDV, dokter spesialis Dermatologi Venereologi menambahkan, transmisi atau penularan kutil kelamin sebagian besar melalui hubungan atau kontak seksual antara kulit dengan kulit maupun dengan mukosa yang basah dan lembab.

Kutil dapat ditemukan di area vulva (labia mayora, minora, liang vagina), serviks (leher rahim), perineum (area antara alat kelamin luar dan anus), area sekitar anus dan saluran anus.

Virus ini, sebutnya, dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Meski jarang terjadi, kontak langsung maupun tidak langsung melalui benda-benda terkontaminasi HPV (fomites) dapat mengakibatkan transmisi HPV. Bentuk kutil berbeda, tergantung lokasi.

Kutil kelamin bisa dicegah, khususnya lewat langkah pertama, yaitu vaksin HPV.

“Ini disebut life before genital warts, perlu ada pertahanan kuat. Vaksin HPV memiliki efektivitas sangat tinggi mencegah infeksi HPV pada serviks bila diberikan sebelum paparan terhadap virus, tepatnya sebelum aktif secara seksual (usia 9-12 tahun). Beberapa penelitian dan data terkini menunjukkan, vaksin HPV menurunkan risiko prekanker dan kanker serviks.

Dalam kesempatan sama, dr Yustin Sumito, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin menyatakan, kekambuhan dan kesembuhan kutil kelamin tergantung seseorang menjalani kehidupannya after genital warts.

Kepatuhan pasien terhadap pengobatan, status imunodefisiensi, serta tindakan preventif agar tidak kambuh. Namun secara umum, pasien kutil kelamin menunjukkan respons terhadap terapi dalam kurun waktu tiga bulan.

“Inovasi terapi saat ini yang kami jalankan, yakni kombinasi menggunakan bahan topikal, yaitu High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU) sebagai salah satu alternatif yang berpotensi meningkatkan angka kesembuhan pasien kutil kelamin. Efikasinya dapat mencapai 97 persen,” jelas dr Yustin.(cbud)

  • Bagikan