Dr Alpi Sahari, SH. M.Hum: Pemikiran Irjen Prof Dadang Hartanto Wujud Istiqomah Kapolri

  • Bagikan
DOSEN Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr Alpi Sahari, SH. M.Hum. Waspada/Ist
DOSEN Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr Alpi Sahari, SH. M.Hum. Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr Alpi Sahari, SH. M.Hum (foto) mengatakan, learning organization dalam good governance dan smart governance merupakan suatu kunci agar suatu organisasi dapat survive dalam menghadapi berbagai tantangan terutama di era Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity atau VUCA saat ini.

“Ini adalah pemikiran yang penting sekaligus strategis dalam memahami sebuah organisasi profesional dan bagaimana ia survive di tengah iklim yang sangat dinamis saat ini. Pemikiran ini juga sebagai wujud istiqomah Kapolri,” ujar Dr Alpi menyinggung apa yang disampaikan oleh Irjen Pol. Prof Dr Dadang Hartanto pada saat orasi ilmiah pengukuhan Guru Besarnya kemarin.

Pengukuhan Guru Besar Irjen Pol. Prof Dr Dadang ini dihadiri oleh Kapolri Jenderal Pol. Drs Listyo Sigit Prawobo yang didampingi sejumlah pejabat utama Polri, antara lain Komjen Pol Drs Wahyu Widada, Irjen Pol. Prof Dr Dedi Prasetyo, dan Irjen Pol Dr Sandi Nugroho.

“Hal ini merupakan wujud nyata bahwa Kapolri istiqomah dalam mentransformasi SDM Unggul dalam bingkai Polri yang PRESISI,” ujar Dr Alpi.

Menurutnya, learning organization yang disampaikan oleh Irjen Pol Prof Dadang Hartanto merupakan bentuk metamorfosis kematangan Irjen Pol Prof Dadang Hartanto dalam menjalankan tugas di bidang operasional Kepolisian, sehingga dapat dikonstruksikan bahwa learning organization sebagai ius operatum dan ius constituendum dari “Pohon Hayat” organisasi Polri.

Dikatakan Dr Alpi, dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut: Pertama, grand strategy Polri 2005-2025. Kedua, transformasi Polri yang PRESISI dalam pencapaian organisasi yang unggul (excellent), terutama dihadapkan dalam lingkungan VUCA yang menjadikannya sebagai sparing partner, sehingga Polri menjadi organisasi yang sangat survive dalam menghadapi VUCA.

“Hal ini terfaktakan dari peran dan upaya pimpinan Polri pada awal ketika organisasi dalam proses belajar menghadapi VUCA, ketika organisasi sudah mampu bagaimana belajar, peran pemimpin dapat cooling down karena organisasi yang belajar akan menghasilkan anggota organisasi yang belajar dan bermental model pemimpin yang belajar, sehingga mampu secara terus menerus meningkatkan kapasitas organisasi dalam menghadapi lingkungan yang VUCA,” katanya.(m05)

  • Bagikan