Terapkan Artificial Intelligence Verifikasi Dokumen Jemaah

  • Bagikan
Terapkan Artificial Intelligence Verifikasi Dokumen Jemaah
AKRAB: Irjen Kemenag RI, Dr H Faisal Ali Hasyimi (kanan) tampak akrab dengan Wartawan Waspada, Muhammad Ishak, di sela-sela menjamu makan siang teman-teman Media Center Haji (MCH) di Makkah, Arab Saudi, Selasa (4/7). Waspada/Ist.

Laporan Haji: Muhammad Ishak

MAKKAH (Waspada): Kementerian Agama (Kemenag) RI, berencana menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam pelayanan haji yang akan dimulai Tahun 1445 H/2025 M, khususnya terkait dengan verifikasi dokumen jemaah calon hajin(calhaj).

“Selesai musim haji tahun ini, kita akan ngegas perbaikan dalam verifikasi dokumen, karena di awal-awal proses embarkasi terjadi kendala dengan dokumen jamaah,” ujar Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama RI, Dr H Faisal Ali Hasyim, Kamis (6/7) di Makkah.

Dia menjabarkan, salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan haji tahun ini adalah verifikasi dokumen jemaah. Dicontohkan, request visa jemaah haji yang lama, karena terkendala di Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

“Ketika dibuka di Siskohat, ada data jemaah yang satu suku kata nama jemaah. Sementara di endorsement-nya memiliki tiga suku kata nama jemaah,” kata Faisal, seraya menambahkan, contoh lain terkait dengan upload foto jemaah yang terlihat buram.

Oleh karenanya, Faisal sudah meminta timnya bersama tim Siskohat untuk tahun depan untuk penggunaan Artificial Intelligence. Misalnya, namanya Faisal, kalau cuma satu suku kata tidak bisa diproses. Nah, direquest visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirkan baru bisa diproses,” urai putra Aceh ini.

Melalui penggunaan AI, lanjutnya, maka nantinya apabila inputannya cuma satu suku kata nama dan belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga tentu akan ditolak aplikasi.

Penggunaan AI itu juga untuk menghindari agar tidak saling direpotkan dan tidak seperti sekarang ini, semua saling lempar, misalnya kabupaten lempar ke provinsi dan provinai kembali melempar ke pusat. Bahkan dari pusat karena menilai kurang, lalu lempar lagi ke kabupaten/kota.

“Ke epan di kabupaten itu bisa dihadang terus. Saya sudah mempelajari aplikasi Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadangkala perlu akselerasi dari kami untuk bisa dijalankan,” ucap Faisal.

Selain itu, perubahan konfigurasi jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 juga karena terlambat proses validasi data jemaah. “Nah, ini juga jadi catatan yang akan saya perbaiki nantinya, mulai penyiapan data dokumen jemaah, proses request visa kemarin injury time baru keluar. Nah kalau itu semua lengkap di awal, luar biasa itu,” demikian Faisal Ali Hasyimi. (b11).

  • Bagikan