40 Negara Dalam Bahaya Berpotensi Jadi Negara Gagal 

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ada 40 negara yang kini berada dalam bahaya dan berpotensi menjadi negara gagal. 

“Dari 60 negara, ada 40 diantaranya berada dalam bahaya dan berpotensi menjadi negara gagal,” katanya dalam acara UI International Conference on G20, Kamis (16/6).

Menurutnya, dunia saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks dalam mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. 

“Selain pandemi Covid-19 yang berlangsung, perang Rusia dan Ukraina menimbulkan lonjakan harga yang memicu krisis pangan hingga energi,” ujar Airlangga. 

Hal ini kemudian semakin meningkatkan tantangan di banyak negara. Tercatat hingga saat ini, kata Airlangga, 60 negara tersebut tengah dalam situasi yang sulit.

“Dalam situasi ini banyak negara yang kemudian mengambil sikap proteksionis dan mereka berusaha untuk melindungi kepentingan mereka sendiri,” tutur Airlangga. 

Di sisi lain, sambugnya, pemerintah menyadari bahwa saling ketergantungan antar negara dan menyeimbangkan suara negara menjadi sangat penting. 

Oleh karena itu Indonesia memegang peran penting, sebagai pemegang Presidensi G20, untuk dapat memobilisasi kepentingan seluruh negara, baik negara maju, berkembang, maupun rentan. 

“Kepresidenan Indonesia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi secara inklusif, setiap warga negara, termasuk kelompok rentan harus mendapat manfaat dari kebijakan aksi G20 dan rekomendasi peran kerja sama internasional menjadi lebih substansial,” urai Airlangga. 

Dia mengatakan, Presidensi Indonesia yang fokus pada arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi, mencerminkan pandangan pemerintah bahwa perlunya reformasi untuk mendorong pemulihan ekonomi global pasca pandemi dan mempersiapkan kesejahteraan global yang lebih baik. 

“Tidak hanya G20, kepemimpinan organisasi multikultural dan internasional pun memainkan peran yang penting dalam memastikan pemulihan global yang inklusif,” tbah Airlangga. 

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan Indonesia memang harus berhati-hati saat ini karena kondisi yang sangat tidak menentu. 

Namun, menurutnya, Indonesia berada dalam kondisi yang aman karena mampu mengelola risiko dan mengoptimalkan berbagai sumber pertumbuhan ekonomi. 

“Ini kita harus hati-hati, jangan pula kita gegabah, artinya kondisi perekonomian kita saat ini terlihat sangat baik dibandigkan negara lain. Kita syukuri, dan tentunya kita harus waspada,” ujar Febrio. (J03) 

40 Negara Dalam Bahaya Berpotensi Jadi Negara Gagal 
  • Bagikan