Aktivitas Jemarat Mulai Berkurang, Jemaah Tersesat Masih Tinggi

  • Bagikan
Aktivitas Jemarat Mulai Berkurang, Jemaah Tersesat Masih Tinggi
HARI KEDUA: Jemaah haji Aceh, melempar jamarah di hari kedua di Jamarat, Mina, Makkah, Arab Saudi, Kamis (29/6). Waspada/Muhammad Ishak

Laporan Haji: Muhammad Ishak

MINA, MAKKAH (Waspada): Memasuki hari kedua, jemaah haji Indonesia kembali melanjutkan lempar jumrah Ula, Usta, dan Aqabah di Mina, Makkah, Arab Saudi, Kamis (29/6) bertepatan, 11 Dzulhijjah 1444 hijriyah.

Berbeda dengan lempar jumrah Aqabah di hari pertama dengan melempar tujuh batu, Rabu (28/6), hari kedua jamaah melontar tiga kali dengan 21 batu, masing-masing tujuh batu. Kendati demikian, volume kepadatan ke arah jemarat sedikit mereda dibanding hari pertama.

Sementara angka jamaah yang kesasar masih tinggi. Rata-rata, para jemaah kesasar saat pulang dari jemarat. “Sudah mulai longgar, tapi jam-jam tertentu padat juga, seperti habis waktu salat isya,” kata Kasi Layanan Lansia Daker Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arief Nurawi.

Diakuinya, puncaknya ketika Aqabah, karena jemaah selesai dari wukuf melanjutkan mabit di Muzdalifah sebentar lalu melontar Aqabah di Mina, Rabu (28/6) dini hari hingga siang hari.

Soal jemaah kesasar, Arief menuturkan, banyak jemaah haji setelah melaksanakan jumrah Aqabah langsung melakukan Tawaf Ifadah, Sai dan Tahallul. Kemudian jemaah kembali ke Mina. “Nah, saat kembali ke Mina juga banyak ditemukan jemaah kesasar, karena belum begitu hafal dan ingat dengan nomor maktab serta tanda-tanda khusus di sekitar maktab,” sebutnya.

Kepala Satuan Operasi (Kasatops) Arafah Muzdalifah Mina (Armina) PPIH Arab Saudi, Harun Ar Rasyid, menambahkan, keberadaan jemaah Indonesia yang berangkat maupun kembali dari arah jamarat kebanyakan tidak mengetahui arah tenda.

“Jemaah kadang asik ngobrol dengan jemaah lain, sehingga kesasar. Padahal banyak petugas yang disiagakan sepanjang jalur jamarat dan bisa ditanyakan, asal kartu tanda pengenal dibawa atau gelangnya di pakai,” ujar Harun Ar Rasyid.

“Jemaah haji harus menempuh perjalanan panjang saat lempar jumrah ke jamarat. Dari tenda pemondokan ke mulut terowongan jaraknya bervariasi 500 meter hingga 1,5 kilometer. Sementara panjang terowongan sekitar dua kilometer atau pulang pergi mencapai 4 kilometer,” ujar Harun ar Rasyid.

Berdasarkan pantauannya, situasi di terowongan jamarat tidak padat seperti sebelumnya saat lempar jumrah aqobah. “Alhamdulillah, jamarat sekarang sudah lebih sepi, tidak seperti kemarin hari pertama sangat padat,” ujar Mahyudin, jemaah asal Aceh.

Dia mengaku mendatangi jamarat bersama rekannya. Bahkan dirinya sangat bersyukur bisa melaksanakan lempar jumrah yang merupakan wajib haji dengan lancar tanpa ada halangan. “Saya semangat terus, semoga Allah tetap memberi kami sehat hingga selesai seluruh tahapan haji hingga kembali ke Makkah,” urai pria berusia 83 tahun. (b11).

  • Bagikan