BI Catat KPR Tumbuh 9,5 Persen Secara Tahunan

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Bank Indonesia (BI) mencatat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Januari 2022, mengalami pertumbuhan 9,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp594,7 triliun dan kredit multiguna juga tumbuh 3,2 persen YoY menjadi Rp977,7 triliun. 

“Sektor perdagangan, hotel dan restoran menerima Rp869,3 triliun, atau naik 5 persen secara tahunan,” ujsr Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Rabu (23/2). 

Secara total, kredit yang disalurkan bank untuk konsumsi (KK) mencapai Rp1.676 triliun pada Januari 2022, naik 4,9 persen secara tahunan. Adapun, kredit kendaraan bermotor turun 3,0 persen YoY menjadi Rp103,6 triliun pada Januari 2022. 

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit yang disalurkan untuk investasi pada Januari 2022 mencapai Rp1.484,9 triliun, naik 3,2 secara tahunan. Sebesar Rp239,8 triliun kredit investasi, disalurkan ke  sektor pertanian, peternakan, kehutanan serta perikanan. 

“Jumlah kredit investasi yang diterima sektor tersebut meningkat 3,5 persen secara tahunan,” urai Erwin.  

Untuk kredit investasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan 0,4 persen secara tahunan, menjadi Rp222,7 triliun pada Januari 2021, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya (0,9 persen YoY). 

Untuk kredit modal kerja (KMK), pada Januari 2022 mencapai Rp2.539 triliun, naik 7,3 persen year on year (YoY). Dari jumlah tersebut sebesar Rp661,8 triliun disalurkan kepada industri pengolahan, tumbuh 10,2 persen YoY. 

DPK Tumbuh 11,9 Persen 

Sementara kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank per Januari 2022 Rp7.116,7 triliun, atau tumbuh 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). 

“Tapi pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2021, yang mampu tumbuh 12,1 persen yoy,” ungkap Erwin. 

Berdasarkan jenisnya, sambungnya, itu didorong oleh perlambatan pertumbuhan giro dan simpanan berjangka. 

Erwin menjelaskan, perlambatan terjadi pada golongan nasabah perorangan yang turun 0,9 persen pada Januari 2022 menjadi Rp235,2 triliun. Namun giro korporasi mengalami pertumbuhan 33,9 persen yoy, menjadi Ro1.540,9 triliun pada Januari 2022.  

Berdasarkan mata uang yang digunakan, giro, tabungan, dan deposito berdenominasi rupiah terbilang stagnan, di mana per Desember 2021 naik 11,7 persen yoy dan per Januari 2022 tumbuh 11,8 persen yoy. 

Kondisi berbeda dilaporkan oleh DPK berdenominasi valuta asing (valas) yang pertumbuhannya melambat dari 15,3 persen yoy menjadi 12,2 persen yoy pada periode yang sama. 

“Bila dirinci, pertumbuhan giro valas melambat dari 31,5 persen yoy menjadi 22,9 persen yoy. Deposito valas merosot semakin dalam dari -0,8 persen yoy menjadi -3,4 persen yoy,” tutur Erwin. 

Adapun pada Januari 2022, simpanan berjangka secara total tumbuh 3,2 persen yoy, melambat dari 3,8 persen yoy jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

“Perlambatan terjadi pada bank-bank yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten. Secara total, simpanan berjangka pada Januari 2022 mencapai Rp2.774,5 triliun,” terang Erwin. 

Pada periode tersebut, simpanan berjangka nasabah korporasi tumbuh 16,4 persen yoy, di tengah penurunan simpanan berjangka nasabah perorangan dan lain-lain, yang masing-masing turun 5,6 persen yoy dan 14,5 persen yoy.  

Sedangkan giro tercatat tumbuh 25,4 persen secara tahunan pada Januari 2022. Pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada Desember 2021 yang mencapai 27 persen yoy, seiring dengan perlambatan giro di DKI Jakarta dan Jawa Barat.  

Dari sisi tabungan, tercatat terjadi peningkatan dari 11,7 persen yoy pada Desember 2021 menjadi 13,1 yoy pada bulan laporan, baik pada tabungan rupiah atau valuta asing. (J03) 

  • Bagikan