Lamhot Kawal Permasalahan PT SMGP Di Mandailing Natal Sampai Tuntas

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatra Utara II di Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga berkomitmen mengawal permasalahan PT Sorik Marapi Geothermal Project (SMGP) di Mandailing Natal, secara menyeluruh dan komprehensif . Terutama kebocoran gas yang sudah terjadi berulang kali, dan permasalahan dengan warga setempat.

“Selaku anggota DPR dari dapil ini (Sumut II), saya berjanji akan mengawal kasus ini sampai tuntas agar kejadian ini tidak berulang terus, ” kata Lamhot Sinaga dalam keterangannya kepada Waspada, Jumat (17/6/2022) di Jakarta.

Menurut Lamhot Sinaga, pihaknya telah melakukan inventarisasi permasalahan saat Komisi VII melakukan kunjungan kerja spesifik ke Mandailing Natal, pada Jumat 10 Juni 2022.

” Melalui kunjungan kerja spesifik ini, Komisi VII dapat mengetahui berbagai kendala, tantangan, progress, serta perkembangan PLTP Sorik Marapi Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Komisi VII juga memberi dukungan kepada pemerintah daerah dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi serta akan membawa informasi dan data terkait bidang-bidang kerja Komisi VII DPR RI untuk ditindak lanjuti dalam menjalankan fungsinya, ujar Lamhot Sinaga yang rutin mengunjungi dapilnya mengisi masa resesnya.

Persoalannya, PT SMGP yang merupakan pengembang pada proyek PLTP Sorik Marapi, melaporkan telah terjadi semburan liar (blow out) yang diikuti dengan keluarnya gas H2S ketika berlangsung pengeboran sumur panas bumi T-12 pada 24 April 2022.

Komisi VII beranggapan, semburan liar gas yang dimaksud merupakan salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi dalam kegiatan pengeboran, sehingga prosedur dan peralatan untuk pencegahannya juga harus dipersiapkan dengan baik. Dampak dari kejadian tersebut, dilaporkan sebanyak 19 orang warga masyarakat dan 2 orang kru pengeboran terpapar gas H2S yang keluar dari semburan liar.

Peristiwa demikian bukan kali pertama, tercatat sejak proyek ini dijalankan pada pertengahan tahun 2016, PLTP yang dikelola oleh PT SMGP ini sudah mengalami empat insiden kebocoran gas dan semburan lumpur. Insiden itu dinilai mengganggu iklim investasi pada sektor energi baru terbarukan (EBT). Misalnya di tahun 2021, kebocoran gas juga pernah terjadi sampai-sampai merenggut 5 korban jiwa. Selain korban jiwa, t46 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit, sebanyak tiga orang rawat jalan, dan satu orang dalam penanganan medis. (J05)

  • Bagikan