Terbukti 65 Juta UMKM Beri Andil 61 Persen Pendapatan Nasional

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Pemerintah tidak akan membiarkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sebab dari 65 juta UMKM yang terdaftar  telah terbukti memberikan andil sumbang sebesar 61 persen pada pendapatan nasional atau produk domestik bruto (PDB). 

“Memang di masa pandemi ada yang tutup, tapi kemudian terus bangkit kembali melanjutkan usahanya. Pemerintah terus dorong kegiatan  UMKM agar tetap eksis dengan berbagai insentif karena perannya begitu penting pada pertumbuhan nasional,” ksta Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Eddy Satriya dalam webinar Mikro Forum Forwada ˜Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi, Kamis (24/2). 

Dia tegaskan, pemerintah menaruh perhatian dengan menyalurkan bantuan melalui porgram pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk seluruh sektor, termasuk UMKM dan korporasi. Pemerintah secara langsung juga menyalurkan banyak insentif kepada masyarakat sebagai modal kerja sekaligus meningkatkan daya beli. 

“Dari sini pentingnya kebangkitan ekonomi kita, bagaimanapun upaya kita terus-menerus untuk membantu UMKM ini yang dapat kita lakukan, mengingat pentingnya peran UMKM kita di era maupun pasca  pandemi,” ujar Eddy. 

Hal itu, lanjutnya, sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu meski dihadapkan dengan situasi sulit pandemi covid-19, namun semua pihak harus tetap berdampingan menjaga kesehatan dan ekonomi, dengan mendorong produktivitas UMKM serta daya beli masyarakat.  

“Walaupun sekarang omicron dan juga beberapa varian mungkin nanti masih ada, tapi Alhamdulillah sebagian besar dari UMKM kita survive. Mudah-mudahan tidak tumbang ataupun jadi korban covid-19 ke depan, sehingga usaha-usaha kita khususnya UMKM di era kebangkitan dan masyarakat Internasional terhadap G20 bisa dimaksimalkan,” ungkapnya.

Di samping itu, Indonesia patut bersyukur karena di tahun 2021 perekonomian mampu tumbuh 3,69 persen. Di mana sekitar 60 persennya dikontribusi oleh UMKM. Artinya peran UMKM sangat penting dalam membangkitkan perekonomian di tanah air.

“UMKM berkontribusi terhadap 97 persen penyerapan tenaga kerja. Dalam hal kebangkitan ekonomi kita memang, Alhamdulillah kita bersyukur bisa positif kembali. Ini tentu saja tidak terlepas dari peran pelaku usaha mulai dari ultra mikro, mikro, kecil, menengah dan sampai besar,” terang Eddy. 

Sementara untuk memperluas eksis peran UMKM, dia katakan, pemerintah juga mendorong kemitraan UMKM dengan usaha-usaha besar dan usaha lainnya, untuk peningkatan kapasitas mereka. Meskipun diakuinya, kemitraan tersebut tidak mudah, tapi disini tantangannya dan harus bisa direalisasikan.

Lalu, mendorong korporatisasi petani dan nelayan melalui koperasi agar mereka lebih mudah mendapatkan pendanaan. Di mana koperasi nanti dijadikan offtaker, sehingga petani, penggarap lahan hanya memikirkan berproduksi, bertanam dan lain-lain. 

“Inilah beberapa program yang saat ini KemenkopUKM terus mendorong dalam era presidensi G20, disamping upaya-upaya kecil menengahnya. Yaitu mendorong ekspor produk-produk yang bisa ekspor bukan hanya kopi, ikan dan lain-lain sumber daya alam saja tapi kita juga memaksimalkan value edit kita diolah dulu,” pungkasnya. 

Ekspor UMKM 15,6 Persen 

Direktur Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi  (GKKT) Otoritas Jasa Kuangan (OJK)/Wakil Satgas Syariah dan UMKM, Greatman Rajab mengatakan, peran penting UMKM bagi perekonomian Indonesia salah satunya adalah pada pangsa ekspor UMKM yang mencapai 15,65 persen dari total ekspor non migas Indonesia.

Dukungan OJK terhadap pengembangan ekosistem UMKM pun terus digenjot, terutama pengembangan pada UMKM yang menjadi prioritas yaitu, di sektor fashion, food, holtikultura, ekonomi kreatif, furniture, dan pertenakan. OJK juga memberikan dukungan dalam akselerasi digital UMKM antara lain dengan edukasi, fasilitas on boarding bussines, bussines matching, dan capacity building. 

“OJK juga mendirikan Kampus UMKM yang merupakan Kerjasama OJK dengan industri jasa keuangan dan stakeholder terkait, start up unicorn, PTN/PTS untuk memberikan pelatihan end to end kepada kelompok UMKM agar siap siap go global,” ujarnya. 

Greatman Rajab menuturkan, UMKM harus dapat memanfaatkan presidensi G20 untuk mendorong peluang usaha di sektor hijau. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menjadi wakeup call untuk transisi menuju ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berorientasi ramah lingkungan. Ekonomi hijau ini dapat menjadi bagian dari proses recovery dalam program PEN. 

“Data dari World Economic Forum, 2020, transisi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai USD 10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Ini dapat mendorong terciptanya peluang usaha baru (green job) bagi para Pelaku UMKM termasuk Milenial,” paparnya. (J03) 

  • Bagikan