9 Bulan 856 Kasus Malaria Di Asahan

  • Bagikan

KISARAN (Waspada): Persediaan obat malaria mulai langka, berdasarkan data bahwa selama Januari-September 2022 jumlah kasus mencapai 856 orang, namun penderita ini dinyatakan sembuh, sementara salah satu jenis obat malaria jenis Primakuin (Primaquine) dijual apotek swasta di Kisaran.

Kadis Kesehatan Kab Asahan dr. Nanang Fitra Aulia Sp.PK, dihubungi Waspada, Kamis (6/10) menjelaskan bahwa pasokan obat malaria tetap melalui Dinkes Provinsi Sumut, sementara Provinsi menunggu pengiriman dari pemerintah pusat.

“Asahan berusaha agar jangan sampai terjadi kekosongan terhadap obat malaria, kita sudah menyurati Kemenkes tentang hal ini,” jelas Nanang.

Untuk saat ini, kata Nanang, untuk menekan angka Malaria, pihaknya tetap melakukan himbauan kepada masyarakat agar melakukan pola hidup bersih dan sehat. Untuk saat ini terhitung Januari -September 2022 terdata 856 kasus, dan para penderitanya dinyatakan sembuh.

“Dinkes Asahan terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Provinsi mengenai persediaan obat malaria,” jelas Nanang.

7 Butir Rp48 Ribu

Sedangkan salah satu keluarga pasien Malaria di RSUD Kisaran R Sihotang, saat ditemui Waspada, menuturkan bahwa keluarganya sempat dirawat, sedangkan pihak RSUD tidak mempunyai stok obat, sehingga diberikan resep untuk mencari obat di luar.

“Hampir semua apotik saya datangi, dan salah satu apotek di Jln SM Raja Kisaran saya mendapatkan jenis obat Primakuin, saya butuhnya 14 butir, namun yang ada hanya tujuh butir dengan harga Rp48 ribu. Kemudian beberapa hari berikutnya saya beli lagi lima butir sekitar Rp38 ribu,” jelas Sihotang.

Untuk saat ini, kondisi keluarga saya sudah baikan, dan dirinya akan kembali mencari obat tersebut, karena kebutuhannya sebanyak 14 butir selama 14 hari.

“Obat memang langka, keluarga saya sudah cari juga di Medan, namun tidak ada juga,” jelas Sihotang. (a02/a19/a20)

  • Bagikan