Bendungan Sei Lepan Proyek Abadi Yang Sengsarakan Warga

  • Bagikan
DINDING beton bendungan irigasi di Kec. Sei. Lepan retak dan sebagiannya telah amblas akibat terkikis arus air. Waspada/Asrirrais
DINDING beton bendungan irigasi di Kec. Sei. Lepan retak dan sebagiannya telah amblas akibat terkikis arus air. Waspada/Asrirrais

LANGKAT (Waspada): Warga di dua desa dan satu kelurahan di Kec. Sei. Lepan, Kab. Langkat, sudah belasan tahun menderita akibat keberadaan bendungan di Dusun Aras Mesin, Desa Harapan Baru, Kec. Sei. Lepan.

Bendungan yang dibangun sekitar tahun 2007 dengan anggaran mencapai miliran rupiah ini dinilai proyek yang sia-sia, karena lebih banyak minimbulkan dampak mudaratnya daripada manfaatnya buat para petani di daerah ini.

Beberapa warga yang ditemui Waspada, Selasa (2/10), mengatakan, bendungan ini salah satu faktor yang kerap memicu terjadinya banjir karena arus air dari hulu sungai tertahan di area bendungan, kemudian meluap sampai ke pemukiman warga.

Selama ini, derah yang rentan dilanda banjir, yakni Desa Harapan Baru, Desa Lama Baru, dan Kel. Harapan Jaya. Daerah ini sudah belasan tahun menjadi langgan banjir akibat dari proyek pembangunan benduang irigasi yang kajian terjadap dampaknya tak matang.

Banjir tak hanya merendam pemukiman, tapi juga areal pertanian padi dan palawija, serta areal perkebunan milik para petani. Dampak banjir yang terjadi secara berkepanjangan tentu sangat merugikan masyarakat di daerah ini.

Bendungan Sei Lepan Proyek Abadi Yang Sengsarakan Warga
CEROCOK dari batang pohon kelapa yang dipasang di pinggiran sungai tidak mampu menahan abrasi. Waspada/Asrirrais

“Pemukiman kami kerap dilanda banjir dan kalau musim hujan dalam sebulan bisa empat kali kami dilanda banjir dengan ketinggian air bisa mencapai seleher orang dewasa,” kata Nuraini, salah seorang warga Desa Lama Baru.

Perempuan paruh baya itu dengan nada kesal menuturkan, bendungan ini sama sekali tidak ada manfaatnya buat masyarakat. “Tanggul ini sebaiknya dijebol aja karena bikin masyarakat susah. Sejak dibangun tanggul, kami sangat menderita,” keluhnya.

Berdasarkan pantauan Waspada, bendungan ini seperti tak terawat. Sebagian dinding beton bangunan amblas akibat terjadi pengikisan arus air. Di pintu bendungan banyak tertahan sampah kayu yang hanyut terbawa arus air.

Kemudian, tebing sungai di seputaran lokasi bandungan terjadi abrasi yang cukup parah. Pemkab Langkat telah membangun cerocok dari batang pohon kelapa yang dilapisi tepas, namun proyek ini hanya menghabiskan dana APBD karena tak efektif mengatasi abrasi.

Di pinggiran jalan umum di Dusun Aras Mesin, tak jauh dari lokasi bendungan terlihat batang pohon kelapa dalam jumlah yang besar. Belum jelas, apakah tumpukan batang pohon kelapa ini akan diproyeksikan untuk membangun cerocok.

Pembangunan bendungan yang menelan anggaran yang tidak sedikit dan berdampak negatif bagi masyarakat ini sudah pernah dilaporkan ke anggota dewan, bahkan warga telah menggelar aksi demo ke Kantor Bupati Langkat. Tapi, hingga kini belum ada solusi mengatasi dampak dari bendungan. (a10)

  • Bagikan