Dosen UM-Tapsel Latih Warga Sitaratoit Olah Kecombrang

  • Bagikan
Kaum ibu yang tergabung dalam Aisyiyah Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Tapanuli Selatan antusias mendengarkan sosialisasi mengolah buah dan bunga kecombrang jadi makanan ringan (snack) yang dijelaskan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UM-Tapsel. Waspada/ist.
Kaum ibu yang tergabung dalam Aisyiyah Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Tapanuli Selatan antusias mendengarkan sosialisasi mengolah buah dan bunga kecombrang jadi makanan ringan (snack) yang dijelaskan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UM-Tapsel. Waspada/ist.

P.SIDEMPUAN (Waspada) : Dosen dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM-Tapsel) latih warga Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan mengolah kecombrang menjadi makanan ringan (snack).

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UM-Tapsel Yusnita Wahyuni Silitonga M.Si dan Rafiqah Amanda Lubis, MP, Rabu (7/3) mengatakan, pelatihan terhadap warga Dsa Sitaratoit tersebut yang digelar tanggal 27 Februari 2023 merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Program pengabdian yang dilakuan dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian UM-Tapsel dalam rangka meningkatkan kreativitas masyarakat Desa Sitaratoit itu merupakan program yang didanai Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah yang disebut dengan Hibah Risetmu.

“Pelatihan membuat makanan berbahan dasar buah dan bunga kecombrang yang diikuti kaum ibu, khususnya ibu-ibu Aisyiyah Desa Sitaratoit diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui home industri ,” harapnya.

Rafiqah Amanda Lubis yang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UM-Tapsel menjelaskan bahwa secara umum buah dan bunga kecombrang yang masuk dalam kategori tumbuhan rempah yang banyak ditemukan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan secara umum dijadikan masyarakat sebagai bumbu masakan.

Proses pembuatan makanan ringan Stick Kecombrang dan Siala Jelly berbahan dasar buah dan bunga kecombrang, ucap Rafiqah, tidak begitu sulit sehingga bisa dijadikan pekerjaan sampingan bagi masyarakat terutama kaum ibu.

Untuk membuat Siala Jelly dari buah kecombrang, paparnya sebagaimana yang telah dijelaskan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UM-Tapsel Yusnita Wahyuni Silitonga M.Si sebagai narasumber pada sosialisasi pembuatan makanan ringan dari kecombrang kepada kaum ibu Aisyiyah Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat yakni kulit luar buah kecombrang dikikis dan dicuci hingga bersih.

Kemudian buah kecombrang dibelah dua dan biji yang ada didalam buah kecombrang dipisahkan.Kulit kecombrang kemudian dihaluskan dengan blender dan disaring.

Selanjutnya ditambahkan gula pasir dan agar plain (tanpa rasa dan warna) sesuai takaran dan kemudian direbus hingga sampai matang.”Siala Jelly yang sudah matang dikemas untuk dipasarkan,” tuturnya.

Sedangkan untuk membuat Stick Kecombrang yakni satu buah bunga kecombrang yang telah dihaluskan dan bumbu yang terbuat dari bawang merah, bawang putih dimasukkan ke dalam 1 kg tepung terigu ditambah dengan 3 buah telur dan 200 gr mentega.

“Adonan diaduk-aduk hingga adonan menjadi kalis. Adonan yang sudah kalis dibentuk dengan menggunakan ampia kemudian digoreng hingga berwarna kecoklatan. Stick kecombrang yang sudah jadi dikemas,” jelas Rafiqah.

Melalui pemanfaatan buah dan bunga kecombrang jadi makanan ringan, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. “UM-Tapsel akan terus memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas SDM,” katanya.(a39).

  • Bagikan