DPRD Palas Layaknya Ungkapan Arab, Wujuduhu Ka’adamihi

  • Bagikan
Al-ustadz Muhammad Yusuf Pasaribu, S.Pd, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sosa Julu, Kabupaten Padanglawas. (Waspada/Ist)
Al-ustadz Muhammad Yusuf Pasaribu, S.Pd, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sosa Julu, Kabupaten Padanglawas. (Waspada/Ist)

PALAS (Waspada): Menyusul kisruh Pemerintahan Kabupaten Padanglawas (Palas) yang terus berlarut-larut, tetapi DPRD Palas tetap diam, tidak mengambil sikap, mereka seperti ungkapan orang Arab, “Wujuduhu Ka’adamihi“.

Demikian ustadz Muhammad Yusuf Pasaribu, S.Pd, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sosa Julu, Jumat (17/3), menanggapi situasi kisruh Pemerintahan Kabupaten Padanglawas sejak beberapa bulan belakangan.

Apalagi melihat situasi akhir-akhir ini, bahwa kisruh Pemerintahan Padanglawas telah berdampak luas, tidak hanya masalah pelayanan pemerintahan yang terganggu, tetapi program pembangunan juga terkendala, yang mau tidak mau berdampak juga terhadap perekonomian masyarakat.

Kata Yusuf Pasaribu, “Wujuduhu Ka’adamihi” adalah sepenggal ungkapan orang Arab yang bermakna kurang lebih “Adanya sama seperti ketidak beradaannya”.

Dalam artian seseorang yang tidak memberikan andil dan peran positif di masyarakat. Keberadaan seseorang itu diuji seberapa besar manfaatnya bagi orang lain dan lingkungannya.

Jauh-jauh hari sebelumnya Rasulullah SAW sudah menegaskan bahwa, sebaik-baiknya dari kita adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.

Sementara DPRD Kabupaten Padanglawas, selaku perwakilan rakyat, untuk mempresentasikan aspirasi rakyat, sepertinya tidak berbuat apa-apa di tengah suasana kisruh Pemerintahan Kabupaten Padanglawas.

Manusia diciptakan untuk memakmurkan kehidupan manusia yang lain, khalifah fil ardi, pemakmur di bumi. Perjalanan hidup manusia akan mengalami berbagai fase.

Seperti saat ini masyarakat Padanglawas sedang menjalani hidup yang serba sulit. Dan DPRD Padanglawas, selaku perwakilan rakyat seharusnya bisa berbuat dan melakukan tindakan tegas dalam menyikapi kekisruhan pemerintahan Padanglawas.

Tetapi 30 anggota DPRD Padanglawas, termasuk tiga diantaranya pimpinan DPRD, yakni dari partai Golkar, partai Hanura dan Partai Amanat Nasional (PAN), terkesan membiarkan situasi kisruh Pemerintahan Padanglawas terus berlarut-larut.

Ustadz Yusuf menambahkan, sebagaimana tujuan penciptaan manusia harus menjadi pemakmur bagi yang lain. Jangan sampai menjadi orang yang keberadaannya sama dengan ketiadaannya, “Wujuduhu ka’adamihi“.

Bagaimanapun juga jangan sampai mereka menjadi orang yang “Adamuhu khoirun minwujudihi” atau ketiadaanya lebih baik ketimbang keberadaannya, jelas ustadz Yusuf, yang juga Ketua MUI Kecamatan Sosa Julu Kabupaten Padanglawas. (a30/C)

  • Bagikan