Fenomena Ulat Bulu Serang Pemukiman, Parasit Mulai Berkurang 

  • Bagikan
Fenomena Ulat Bulu Serang Pemukiman, Parasit Mulai Berkurang 
Warga menunjukkan ulat bulu yang menyerang pemukiman masyarakat di Desa Sei Nangka, Kec Sei Kepayang Barat, Kab Asahan. Waspada/Bustami Chie Pit

KISARAN (Waspada): Fenomena ulat bulu serang pemukiman masyarakat di Desa Sei Nangka, Kec Sei Kepayang Barat, Kab Asahan, dinilai bagian siklus alam karena curah hujan rendah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan parasit sebagai musuh alami ulat bulu. 

Demikian Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) drh.Yusnani, saat dimintai tanggapannya, fenomena ulat bulu, Minggu (2/4). Menurutnya sewaktu duduk di bangku perguruan tinggi, fenomena ini terjadi setiap tahun, dengan menyerang pohon di sekitar  kampus, dan ulat bulu memasuki ruangan belajar serta bila berjalan melintasi pohon menggunakan payung. 

“Ini biasa terjadi dan setiap tahun pada penghujung musim hujan,” jelas Yusnani.

Beberapa referensi artikel di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , kata Yusnani, adanya lonjakan jumlah ulat di penghujung musim penghujan karena curah hujan tidak terlalu tinggi, sehingga musuh alaminya yaitu parasit tidak muncul.

“Fenomena ini merupakan hal yang biasa, karena ulat bulu selalu ada, namun di saat keseimbangan tidak terjaga, timbul lonjakan ulat bulu, seperti saat penghujung musim hujan, parasit sedikit muncul, maka pertumbuhan ulat bulu melonjak,” jelas Yusnani.

Ditanya apakah fenomena berdampak buruk ke masyarakat, Yusnani menuturkan tidak terlalu bahaya, hanya saja akan terserang penyakit kulit atau gatal-gatal.

“Karena saat bersentuhan dengan kulit manusia, bulu ulat masuk ke jaringan pori-pori kulit yang mengakibatkan terjadi gatal-gatal pada kulit,” jelas Yusnani. 

Sementara di lain tempat, BPD Desa Sei Nangka Alkhusairi Sitorus, menuturkan serangan ulat bulu terjadi pada pekan lalu dan menyerang sekitar 200 KK di Dusun III dan IV. “Pihaknya telah melaporkan kejadian dengan Pemerintah Desa, dan dilanjutkan ke Kecamatan,” jelas Alkhusairi.

Menurutnya ulat bulu ini berasal dari pohon-pohon, namun pertumbuhannya meningkat dan masuk ke pemukiman warga, bahwa satu KK terpaksa mengungsi, karena yang bersangkutan berjualan makanan. 

“Untuk sementara ini tindakan yang dilakukan dengan menyemprotkan zat kimia kepada ulat bulu,” kata Alkhusairi. (a02/a19/a20) 

  • Bagikan