Peringati HUT Secara Filosofis Termaknai Untuk Melihat Masa Lalu

  • Bagikan
Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga (enam kanan) pose bersama Wali Kota Susanti Dewayani (tujuh kanan) dan lainnya usai rapat paripurna DPRD memperingati Hari Jadi ke-153 Pematangsiantar di gedung Harungguan DPRD, Jl. Adam Malik, Rabu (24/4).(Waspada-Edoard Sinaga).
Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga (enam kanan) pose bersama Wali Kota Susanti Dewayani (tujuh kanan) dan lainnya usai rapat paripurna DPRD memperingati Hari Jadi ke-153 Pematangsiantar di gedung Harungguan DPRD, Jl. Adam Malik, Rabu (24/4).(Waspada-Edoard Sinaga).

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT), secara filosofis termaknai dengan peringatan untuk melihat masa lalu sebagai mata rantai sejarah yang sangat bernilai sebagai referensi menapaki masa kini dan memandang masa depan.

“Artinya, menjadikan peringatan ini mawas diri atau instrospeksi diri untuk tujuan masa depan Pematangsiantar yang lebih baik,” pesan Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga dalam rapat paripurna DPRD memperingati Hari Jadi ke-153 Pematangsiantar di gedung Harungguan DPRD, Jl. Adam Malik, Rabu (24/4).

Menurut Timbul, mereka wajib bersyukur menjadikan hari kelahiran Pematangsiantar pada 24 April 1871 yang menyesuaikan dengan tahun lahirnya Raja Sang Naualuh pada 24 April 1871. “Kita juga tidak boleh lupa Sang Naualuh putra Pematangsiantar yang rela berjuang mengusir Belanda dari bumi Pematangsiantar dan mengorbankan diri harus terbuang ke Bengkalis dan wafat di sana.”

Timbul mengingatkan peringatan Hari Jadi itu jangan hanya seremonial, namun harus mampu meneladani sifat dari Raja Sang Naualuh yakni pengasih, pelayan, jujur, berani, bertanggungjawab, teguh pendirian, saling menghormati dan saling membangun. “Selain itu sifat kepribadian beliau yakni iman yang kuat, rendah hati, sesuai perkataan dengan perbuatan, berbuat untuk rakyat, anti penindasan, sakti dan dekat kepada rakyat.”

“Berdasarkan sifatnya itu, beliau mendapat gelar Sang Naualuh yakni Sang Raja yang memiliki delapan motto hidup. Melihat kepada sifat dan merupakan filosofi dari pemimpin Kerajaan Siantar yang bernama Sang Naualuh Damanik sudah selayaknya masyarakat Pematangsiantar memberikan apresiasi kepada kepribadian beliau yang dapat menjadi motto hidup yang menjadi kearifan lokal dan mengabadikannya dengan bukti nyata,” harap Timbul.

Karena itu, lanjut Timbul, Raja Sang Naualuh Damanik memiliki kepribadian yang matang dan memiliki kearifan serta kebijaksanaan dalam menjalankan roda pemerintahan.

Timbul mengajak seluruh warga Pematangsiantar agar meneladani sifat kepribadian Raja Sang Naualuh yang meyakini bersama sangat berguna bagi pembangunan khususnya pembangunan moral dan budaya yang menjadi akar kearifan lokal.

“Mari kita bersama-sama membangun kembali kejayaan Pematangsiantar dengan segala potensi, dengan ketulusan hati, dengan segenap pikiran dan jiwa. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu membangun kota, kita tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, keberagaman masyarakat, baik agama, etnis dan budaya harus menjaganya dengan baik serta menjadi modal dasar yang kuat kepada kita untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan bermartabat,” tegas Timbul.

Sementara, Wali Kota Susanti Dewayani menyebutkan seiring melalui perjalanan panjang selama 153 tahun, Pematangsiantar tentunya mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun sosial, ekonomi dan budaya.

“Kita menyadari bersama masyarakat Pematangsiantar menaruh harapan besar bagi kita sekalian sebagai penyelenggara pemerintahan agar kota kita ini senantiasa mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik,” lanjut Wali Kota.

Karena itu, Wali Kota mengajak untuk saling bersinergi dan bekerjasama untuk melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat sesuai motto “Sapangambei Manoktok Hitei” demi mewujudkan Pematangsiantar sehat, sejahtera dan berkualitas.

“Kita yakin dan percaya melalui momentum peringatan Hari Jadi ini mengingatkan kita bersama seperjuangan untuk menghadirkan kesejahteraan bagi warga kota harus tetap kita perjuangkan,” imbuh Wali Kota.

Sebagai kota yang majemuk, lanjut Wali Kota, penghuninya berbagai suku, etnis dan agama, harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. “Kebersamaan dan gotong royong tentu harus tetap memupuknya dan tentunya juga harus merawat dan melestarikan budaya lokal yang ada di tanah “Habonaron Do Bona.”

“Semoga dengan peringatan hari bersejarah ini menjadi momentum bagi kita untuk melakukan evaluasi terhadap yang telah kita lakukan dan berikan bagi kota kita ini, hingga melahirkan momentum perubahan, bukan saja demi kepentingan pribadi, keluarga dan masyarakat, tapi juga bagi nilai-nilai budaya serta kemanusiaan,” harap Wali Kota.

Wali Kota juga mengajak berbenah menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik yang akan menghantarkan Pematangsiantar menjadi kota yang lebih bermartabat, jauh dari segala fitnah dan adu domba serta senantiasa berprasangka baik.

“Saya mengucapkan Dirgahayu Pematangsiantar ke-153. Semoga dengan semakin bertambahnya usia kota kita ini semakin bertambah pula tingkat kehidupan masyarakat kota yang sehat, sejahtera dan berkualitas,” akhir Wali Kota.

Tampak hadir Danrem 022/PT Kolonel Inf Agustatius Sitepu, Danrindam I/BB Kolonel Inf Charles Binsar Parulian Sagala, Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf Slamet Faojan, Kapolres AKBP Yogen Heroes Baruno, Kajari Jurist Precisely Sitepu, Ketua PN Rinto Leoni Manullang, Dandenpom I/1 Mayor CPM Irawan, Danyonif 122/TS Letkol Inf Diki Afriadi, Danki Brimob Subden 2B AKP Ronny Sarkho, Kakan Kemenag M. Hasbi.

Selain itu, Ketua Yayasan Raja Sang Naualuh dan Ihutan Bolon Damanik, Pj Sekda Junaedi Antonius Sitanggang, Sekretaris DPRD Eka Hendra, para asisten, staf ahli, kepala badan, dinas, kantor, para camat, para direksi BUMD, para pimpinan cabang bank BUMN, pimpinan Ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, ketua organisasi adat dan kesukuan, LSM dan lainnya.(a28).

  • Bagikan