Sungai Batangnatal Hancur, Nelayan Kian Sengsara

  • Bagikan
Sungai Batangnatal Hancur, Nelayan Kian Sengsara
Air laut diduga tercemar berwarna kecoklatan, air kecoklatan mulai Sungai Batangnatal di bantaran Muarasipongi sampai ke laut, mengakibatkan kurangnya tangkapan ikan. Nelayan makin sengsara.Waspada.id/Ist

MADINA (Waspada): Sungai Batangnatal hancur dan tercemar diduga akibat pertambangan emas di [dekat] bantaran sungai, sejumlah nelayan miskin makin miskin, makin sengsara, karena hasil tangkapan ikan menurun drastis.

“Terkadang, saat ini tak ada hasil tangkapan ikan. Kasihan masyarakat kami. Akibatnya, tak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga dari sumber kehidupan melaut lagi.” ujar salahseorang nelayan asal Natal, Agus Salim, menjawab wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (15/3).

Kalau sebelum Sungai Batangnatal hancur, kata Agus Salim, masih bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan dengan penghasilan Rp2 juta sekali melaut, awal 2015 adanya aktivitas pertambangan di hulu sungai yang bermuara ke laut Natal, laut berubah kecoklatan akibat tercemar, “sekarang melaut balik modal bensin saja susah.”

Dijelaskannya, sejumlah nelayan dan keluarga nelayan makin sengsara, satu mil dari bibir pantai sulit mendapatkan ikan, nelayan pinggir pantai merana, dampak limbah pertambangan emas dari bantaran sungai ke laut, habitat ikan rusak dan ikan lari ke tegah akibatnya penghasilan nelayan menurun derastis.

Nelayan lainnya, Ifandi berharap pemerintah daerah dan instansi terkait harus bisa mencegah perusakan Sungai Batangnatal yang diduga akibat pertambangan emas.

“Seharusnya, kami para nelayan pantai barat, dibantu dengan upaya meningkatkan hasil tangkapan ikan atau upaya lain mendongkrak penghasilan keluarga nelayan. Ini malah perusakan Sungai Batangnatal seperti secara terang-terangan,” ujarnya.

Dilansir sebelumnya, diduga akibat pertambangan emas, mengakibatkan Sungai Batangnatal rusak parah, tercemar dan mengancam biota laut dan kemaslahatan masyarakat pesisir.

Investigasi dilakukan di sejumlah kawasan Pantai Barat Madina, terlihat Sungai Batangnatal mencengangkan, mengejutkan, sekaligus menyedihkan.

Dari bantaran Sungai Batangnatal terlihat air sungai sangat keruh mulai dari Muarasoma sampai ke laut Natal. Masyarakat di kawasan bantaran Sungai Batangnatal mengalami krisis air minum mandi dan cuci.

Sedangkan nelayan di sekitar laut Natal, mengeluh turunnya hasil tangkapan ikan, bahkan sebagian dilaporkan kelaparan. Na’udzubillah.

Terlihat, aktivitas pertambangan emas di Sungai Batangnatal memakai beberapa mesin dompeng dan sejumlah pinggir sungai melakukan aktivitas pertambangan memakai alat berat.

Aktivis lingkungan, Dewi Budiati Teruna Jasa Said, terpana melihat kondisi Sungai Batang Natal yang sangat menyedihkan.

“Ya Allah, sungai ini dirusak akibat pertambangan tak memikirkan masyarakat. Kemaslahatan masyarakat sedang dalam ancaman. Kita minta pemerintah segera bertindak,” ujar Dewi Budiati. (irh)

  • Bagikan