Syahrul Pasaribu Inisiator Pendirian SMK Pertambangan Batangtoru

  • Bagikan
Syahrul Pasaribu dan SQ disambut Kepala SMK Negeri 2 Batangtoru Erikson Sihombing bersama para guru dan perwakilan siswa. (Waspada/Ist)
Syahrul Pasaribu dan SQ disambut Kepala SMK Negeri 2 Batangtoru Erikson Sihombing bersama para guru dan perwakilan siswa. (Waspada/Ist)

TAPSEL (Waspada): Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertambangan yang sekarang SMK Negeri 2 Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan, didirikan pada masa kepemimpinan Bupati dua periode Syahrul M. Pasaribu.

Tujuan pendiriannya adalah untuk menciptakan generasi muda Tapsel yang memiliki keterampila khusus bidang pertambangan. Sering perjalanan, SMK Negeri 2 di Desa Sipenggeng itu membuka jurusan kelistrikan.

“Generasi muda Tapsel jangan jadi penonton. Harus punya skill atau keerampilan. Sehingga bisa bersaing mengisi lowongan pekerjaan di Tambang Emas Martabe dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru,” kata Syahrul Pasaribu, Jumat (17/3/2023).

Diceritakannya, pada Selasa (15/3/2023) kemarin ia bersama Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumatera Utara, Syamsul Qamar (SQ), berkunjung ke SMK itu. Melihat langsung kondisi perkembangannya saat ini.

Mereka disambut Kepala SMK Negeri 2 Batangtoru Erikson Benjamin Marnaek Sihombing beserta para guru dan tata usaha. Hadir juga tokoh masyarakat seperti Alpin Idris Lubis dan Hairul Aspin Hutabarat.

Syahrul Pasaribu Inisiator Pendirian SMK Pertambangan Batangtoru

“Pak Syahrul figur sentral dan inisiator pendirian SMK ini. Masyarakat tahu itu. Sangat besar kepedulian beliau untuk masa depan generasi muda Tapsel,” kata Alpin Lubis yang juga mantan Kepala Desa Sipenggeng.

Karena itulah ketika SQ reses di Desa Sipenggeng, warga Kecamatan Batangtoru dan Marancar meminta Syahrul berkenan melihat SMK yang dibangun Pemkab Tapsel dan kini di bawah naungan Pemprov Sumut itu..

“Semacam nostalgialah bersama pak Syahrul. Kemudian manatau pak SQ melihat sesuatu yang perlu dilengkapi di SMK itu, kan bisa beliau perjuangkan di provinsi,” jelas Alpin.

Senada dikatakan Hairul Hutabarat, pensiunan Dinas Pendidikan Tapsel. Dengan adanya SMK ini, warga tidak jauh lagi menyekolahkan anaknya. Apalagi jurusan pertambangan itu satu-satunya di Pantai Barat Sumut.

“Kehadiran pak Syahrul Pasaribu menambah semangat baru bagi seluruh tenaga pendidik dan siswa siswi SMK Negeri 2 Batangtoru. Beliau ini pemimpin visioner dan menginspirasi,” jelas Hutabarat.

Kepala SMK Negeri 2 Batangtoru Erikson Sihombing bersama para guru dan peserta didik sangat senang dikunjungi Syahrul Pasaribu, sang inisiator pendirian sekolah kejuruan tersebut.

Katanya, ada 10 orang ASN dibantu 28 orang tenaga honorer yang aktif mengajar di sekolah itu. Jumlah siswa 503 orang dan dibagi dalam 16 rombongan belajar (Rombel). Pada awal berdiri hanya ada dua jurusan dan kini sudah empat.

“SMK Negeri 2 Batangtoru memiliki jurusan Geologi Pertambangan, Teknik Alat Berat, Teknik Pembangkit Tenaga Listrik dan Teknik Permesinan,” terang Erikson sembari mengaku bangga karena dikunjungi Syahrul

Selama ini, ia hanya mendengar nama besar Syahrul Pasaribu, akan tetapi belum pernah bertatap muka secara langsung. Iapun sangat senang dapat berjabat tangan dan berdiskusi banyak hal.

Erikson sempat berpikir Syahrul adalah warga Kota Pematang Siantar. Karena saat menjadi anggota DPRD Sumut, politisi Partai Golkar ini populer dan familiar di tengah masyarakat Siantar dan Simalungun. Ternyata, dua daerah itu adalah Daerah Pemilihannya (Dapil).

“Jujur, saya mengagumi ketokohan dan mengidolakan beliau. Boleh dibilang saya pengagum rahasia beliau,” ujar Erikson.

Mewakili guru dan seluruh siswa, ia berterimakasih ke Syahrul Pasaribu karena telah meluangkan waktu untuk berkunjung. Bagi mereka, SMKN 2 Batangtoru terwujud berkat andil besar Syahrul Pasaribu.

“Meski sejak tahun 2016 kewenangan sekolah ini di bawah provinsi, tetapi sejarah telah mencatat sekolah yang dulu bernama SMK Pertambangan ini ada karena inisiasi dan kepedulian pak Syahrul,” ujarnya. 

Menyahuti itu, Syahrul Pasaribu berterimakasih telah disambut di SMK tersebut. Kemudian menceritakan peletakan batu pertama pembangunan sekolah ini di tahun 2012 atau dua tahun ia menjabat Bupati Tapsel.

Tahun 2015, sekolah ini resmi beroperasi dengan nama SMK Pertambangan, terdiri dari 11 Rombel. Diresmikan Bupati Tapsel saat itu, Syahrul M. Pasaribu.

Ketika itu, semangat mendirikan sekolah ini muncul menjelang beroperasinya Tambang Emas Martabe di Batangtoru. Ia ingin anak-anak Tapsel lulusan SMKN 2 menjadi tenaga kerja terampil di tambang itu.

“Kita ingin lulusan SMKN memiliki skill sesuai jurusan dan memudahkan mereka untuk diterima bekerja di Tambang Emas Martabe Batangtoru,” katanya.

Tahun 2016 hadir PLTA Batangtoru. Meski masih proses pembangunan, Syahrul sudah memikirkan agar SMK itu bisa menyesuaikan diri dengan menambah jurusan, yaitu Tekhnik Pembangkit Tenaga Listrik.

Kemudian mendorong pembangunan tambahan ruang kelas dan sarana prasarananya. Syahrul menekankan ke Tambang Emas Martabe agar berperan untuk itu

Seiring perjalanan waktu, Tambang Emas Martabe memenuhi permintaan tersebut. Ada sejumlah ruang kels baru yang dibangun dari program CSR perusahaan.

Hanya saja Syahrul sedikit prihatin dan belum puas. Sebab, sesuai harapan dan keluhan disampaikan warga di reses Syamsul Qamar, masih sedikit lulusan SMK Negeri 2 diterima bekerja di Tambang Emas Martabe.

“Semoga pemerintah saat ini tanggap akan persoalan itu. Kemudian memfasilitasinya dengan pihak tambang, agar anak-anak kita lebih mudah diterima bekerja sesuai kemampuan masing-masing,” ujarnya.

Kepada seluruh siswa dan siswi SMK Negeri 2, Syahrul berpesan agar bersungguh-sungguh menimba ilmu. Karena dari ilmu yang didapat banyak lapangan kerja terbuka.

“Bapak ibu guru, tetap semangat dalam mendidik dan mencerdaskan generasi muda. Bekerja ikhlas, syukuri yang ada dan jadikan tugas sebagai ladang amal agar yang tampak sulit menjadi mudah,” pesan Syahrul. (a05)

  • Bagikan