Asrama SMA Perisai Kutacane Bak Tempat Jin Buang Anak

Pansus DPRA Siap Usulkan Rehab Berat

  • Bagikan
Asrama SMA Perisai Kutacane Bak Tempat Jin Buang Anak
Kondisi bangunan asrama putri dan asrama putra SMAN Perisai yang telah rusak berat hingga tak bisa sipergunakan lagi dan terkesan jadi tempat jin buang anak.(Waspada/Ali Amran)

KUTACANE (Waspada): Tim Pansus DPRA Dapil Aceh 8 mengaku terkejut dan prihatin melihat kondisi bangunan asrama siswa dan siswi SMA Perisai yang kondisinya rusak berat dan bak tempat jin buang anak.

H.Ali Basrah.S.Pd dan Junaidi, bagian dari anggota tim Pansus kepada Waspada, Jumat (20/5) saat meninjau SMAN Percontohan Keistimewaan Aceh (Perisai) mengaku miris melihat bangunan megah, namun di sana sini telah banyak mengalami kerusakan.

Sebagian atap bangunan asrama putra dan asrama putri berlantai dua tersebut rusak berat, demikian juga ruang kamar, dapur, kamar mandi, ruang tamu dan puouhannruangan asrama putra dana asrama putri lainnya, sehingga tak bisa dimanfaatkan lagi.

Padahal, asrama putra dan asrama putri yang dibangun ketika masa Ali Basrah menjabat sebagai Kadis Pendidikan Aceh Tenggara tersebut, sangat dibutuhkan terutama untuk melahirkan lulusan SMA yang berkualitas. Karena itu, siswa maupun siswi menginap di sekolah dan tak pulang ke rumah, agar kegiatan belajar bisa dilaksanakan sesuai kurikulum.

Diterangkan mantan Wakil Bupati Agara tersebut, selain di SMKN 2 Kutacane, SMKN 1 Kutacane, SMAN 2 Kutacane dan beberapa sekolah lainnya, lokasi yang paling parah kerusakannya yakni di SMAN Perisai Kutacane, menyusul rusak beratnya asrama putra dan asrama putri hingga tak bisa dipergunakan lagi.

Untuk itu, sepulangnya dari Pansus ke Aceh Tenggara dan Gayo Lues, Forum Bersama 5 anggota DPRA asal Dapil 8 terdiri dari Ali Basrah, Junaidi, Nurdiansyah Alasta, Rijaludin dan Yahdi Hasan Ramud serta tim Pansus, akan mengusulkan rehab bangunan asrama putra dan asrama putih yang telah lama terbengkalai tersebut, agar bisa dipergunakan lagi seperti semula.

“Untuk merehab dua unit bangunan megah asrama putri dan asrama putri, yang telah mengalami kerusakan berat tersebut dan agar bisa difungsikan kembali seperti biasa, paling tidak dibutuhkan biaya rehab dan mobilernya minimal sebesar Rp6 miliar, mudah-mudahan masih ada waktu dan peluang untuk diusulkan dan ditampung biayanya,” tegas Ali Basrah yang juga ketua Fraksi Partai Golkar DPRA tersebut.

Kepala SMAN Perisai Kutacane, Nyak Lamudin didampingi anggota DPRK T.Dedi Paisal dan Sufian sekedang kepada Waspada, Jumat (19/5) membenarkan rusak beratnya bangunan gedung asrama putra dan asrama putri, sehingga terbengakalai dan tak bisa dimanfaatkan lagi. Padahal beberapa tahun sebelumnya asrama tersebut maih ditempati ratusan siswa dan siswi.

Namun, sejak tak adanya anggaran pemeliharaan gedung yang dialokasikan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh, kondisi gedung asrama putra dan asrama putri yang terbilang megah tersebut, perlahan-lahan mengalami kerusakan hingga rusak berat dan tak bisa dipergunakan lagi.

Karena itu, melalui kedatangan Tim Pansus, Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru berharap 5 Anggota DPRA dari Dapil Agara dan Galus Lues, ditambah tim Pansus agar mengusulkan dan mengawal agar pihak Pemprov dan Dinas Pendidikan Aceh mengalokasikan dana rehab berat asrama putra dan asrama putri SMAN Perisai.

Sebelum ke Aceh Tenggara, sambung Junaidi, anggota yang berasal dari pPrtai Hanura itu, tim Pansus menyambangi Gayo Lues dan melihat langsung kondisi Jalan Provinsi ruas Blangkejeren – Terangon – batas Abdya yang dibiayai lewat dana multi years yang menelan dana sangat fantatis tersebut, namun kualitasnya rendah, bahkan menjadi temuan BPK RI.

Menurut beberapa sumber Waspada, banyaknya kerusakan dan rendahnya pekerjaan dari pihak rekanan pada rus jalan Blangkejeren – Terangon- batas Abdya, terutama proyek multi years tahun 2022 lalu dan berdasarkan temuan BPK RI diduga terdapat kerugian negara diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah.(b16)

  • Bagikan