Atasi Banjir Aceh Utara, Pemerintah Diminta Rampungkan Proyek Waduk Keureuto

- Aceh
  • Bagikan

IDI (Waspada): Pemerintah didesak untuk segera melakukan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Bendungan Krueng Keureuto di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.

Hal itu dinilai penting untuk mengatasi banjir yang terjadi akhir tahun di sejumlah titik dalam wilayah itu. “Jika proyek waduk ini selesai, maka air hujan dari pegunungan gayo akan tertampung dengan baik, sehingga banjir yang terjadi selama ini dapat teratasi,” kata Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin SH kepada Waspada, Senin (10/10).

Dia meminta Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat untuk duduk bersama memikirkan mencari solusi terkait menyempitnya beberapa aliran sungai di Aceh Utara. “Dangkalnya sungai akibat sedimentasi berdampak terhadap air tidak dapat mengairi secara maksimal dari hulu hingga hilir,” urai Safaruddin.

Atasi Banjir Aceh Utara, Pemerintah Diminta Rampungkan Proyek Waduk Keureuto

Berdasarkan pantauan dan laporan yang diterima dari Ketua YARA Perwakilan Aceh Utara, Iskandar P.B, Sabtu (8//10) lalu, butuh penanganan secara komprehensif terhadap persoalan banjir di Kabupaten Aceh Utara. “Lhoksukon sebagai Ibukota Aceh Utara seharusnya harus aman banjir sebagaimana Idi sebagai Ibukota Aceh Timur,” kataya.

Tidak seharusnya, lanjut Safaruddin, Kota Lhoksukon terjadi banjir mencapai tiga kali dalam setahun. “Bukan hanya pedagang yang rugi, tapi lumpuhnya transportasi darat juga menjadi sorotan publik, lebih-lebih banjir yang tergenang mencapai 4-5 hari,” timpa Safaruddin.

Pemerintah seharusnya bukan sekedar fokus terhadap penanganan jangka pendek terhadap banjir, seperti evakuasi, menyalurkan bantuan sembako untuk masyarakat yang terdampak banjir, tetapi perlu penanganan secara menyeluruh, sehingga banjir tidak terulang setiap tahunnya.

“Kita berharap agar Aceh Utara tidak dikenal sebagai Kabupaten Wisata Banjir. Perlu duduk bersama antara eksekutif dan legislatif, sehingga Aceh Utara sebagai Ibukota pemekaran dari Lhokseumawe benar-benar bebas banjir,” demikian Safaruddin. (b11).

.

  • Bagikan