BKKBN Aceh Siap Kerja Keras Turunkan Angka Stunting

  • Bagikan

BANDAACEH (Waspada): Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M. Pd mengajak semua elemen masyarakat, termasuk kalangan ulama bersama-sama bahu membahu untuk bekerja keras menurunkan angka stunting di Aceh.

“BKKBN Aceh siap kerja keras bersama berbagai komponen termasuk para ulama,khususnya ulama kalangan perempuan untuk turunkan angka stunting di Aceh,” ungkap Sahidal Kastri, Senin (03/10/22).

Sahidal mengungkap itu dalam temu pers di aula BKKBN Aceh, dalam rangka program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BanggaKencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi yang berjulukan serambi mekkah ini.

Sahidal Kastri menjelaskan bahwa sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tanggal 05 Agustus 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dengan Kepala BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana, BKKBN telah melakukan upaya dan langkah-langkah konkrit.

Antara lain, sebut Sahidal Kastri, bahwa menyusun dan menetapkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang dikenal dengan RAN-PASTI.

RAN-PASTI , kata dia, meliputi delapan aksi yang harus dilaksanakan yang terdiri, penyediaan data keluarga resiko stunting, pendampingan keluarga resiko stunting, pendampingan calon pengantin/calon PUS.

Kemudian, surveilans keluarga stunting, audit kasus stunting, perencanaan dan penganggaran, pengawasaan dan akuntabilitas, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Kemudian, Melakukan koordinasi dan kunjungan kepada Kementerian terkait dalam rangka konvergensi, dukungan program dan penguatan komitmen, berproses dalam pembentukan TPPS Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota, Kecamatan dan Desa.

Untuk itu, kata Sahidal, telah dibentuk sebanyak 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau sebanyak 600 ribu orang, Aceh ada 7.470 Tim atau 22.410 orang yang beranggotakan bidan, kader PKK, dan Kader KB untuk penanganan stunting.

Terhadap tim tersebut telah dilakukan pelatihan secara kontinyu, dan telah terbentuk di seluruh kabupaten/kota di Aceh, ujarnya.

Kita sebenarnya merasa malu bahwa Provinsi Aceh yang dijuluki serambi mekkah, itu mendapat ranking ketiga tingkat Nasional, terkait penanganan kasus stunting tersebut. “Artinya apa, dari 100 orang bayi yang lahir di Aceh 33 orang terpapar stunting, ungkap Sahidal seraya menyebutkan, angka yang terpapar di Aceh berkisar 33,23 persen.

Itu sebabnya, Sahidal Kastri mengaku untuk mencapai hasil yang optimal, dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk mensukseskan percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Aceh menjadi 14% pada akhir tahun 2024. Angka prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi sedangkan waktu efektif yang tersisa hanya 2,3 tahun untuk mencapai target tersebut.

“Kami yakin hal ini tentunya tidak mudah, tetapi dengan kerja keras dan saling bahu membahu dari semua komponen dan elemen bangsa, pemerintah maupun swasta serta perguruan tinggi dan LSM,ulama khususnya, hal yang mustahil dapat menjadi mungkin. Mari bergerak bersama mensukseskan program nasional ini untuk generasi Indonesia yang berkualitas,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris BKKBN Aceh Husni Thamrin, SE,MM mengatakan, ada beberapa indikator untuk langkah penurunan stunting di Aceh, antara lain mengarahkan anggota keluarga mengatur jarak melahirkan.

Selain itu, Husni juga menyorot banyak ibu-ibu yang mempunyai bayi tak datang ke Posyandu. Pada hal datang ke Posyandu itu sangat penting. Bayi yang ke Posyandu mulai 0 hingga 2 bulan diukur untuk mengetahui apakah bayi yang bersangkutan terpapar stunting.

“Jadi, di Aceh ini persentasenya hanya 60 persen ibu yang mempunyai bayi yang datang ke Posyandu, ucap Husni Thamrin.

Pada kesempatan itu, turut juga memberikan paparan terkait penurunan stunting ini, Muhammad Razali,SE (Koordinator bidang KB-KR), Drs. Saflawi TR, MM (Koordinator bidang Adpin), Irma Dimyati, SE,MSi (Koordinator bidang Latbang) dan terakhir Saifuddin NH,ST,MSi (Koordinator Progran Manager Satgas PPS Aceh).(b02)

  • Bagikan