Derita Riski, ABK Dari Keluarga Miskin Gp Simpang Wie Langsa

  • Bagikan
Derita Riski, ABK Dari Keluarga Miskin Gp Simpang Wie Langsa

Malang nian nasib Riski, 16, anak berkebutuhan khusus (ABK) yang saat usia beranjak remaja dan indahnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah serta beraktivitas seperti layaknya anak-anak lain pada umumnya hanya berdiam di rumah saja. namun hanya bisa duduk di rumah berdindingkan papan dan beralaskan tanah.

Riski, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Syahrul, 54, dan Epy, 27, warga Gampong Simpang Wie Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa merupakan satu keluarga kurang mampu dan kondisinya saat ini dalam keadaan lumpuh butuh uluran tangan dan perhatian semua pihak.

Ketika disambangi Waspada.id, Senin (14/7) sore didampingi Geuchik Gampong Simpang Wie Ibnu Abbas dan beberapa perangkatnya dan juga salah seorang Anggota Tuha Peut Gampong, Rusdi Hanafiah.

Derita Riski, ABK Dari Keluarga Miskin Gp Simpang Wie Langsa
Geuchik Gampong Simpang Wie Ibnu Abbas saat mengunjungi Riski yang Gampong Simpang Wie Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Senin (24/7). Waspada/Munawar

Riski remaja dengan tubuhnya yang kurus dan lusuh itu, terlihat duduk di dalam rumah gubuk berukuran 4 x 5 m yang tak layak huni dengan beratapkan daun nipah, berlantai tanah berdinding papan dengan kaki sebelah kiri agak kaku tidak dapat digerakkan dan berjalan dengan sempurna sambil tertawa dan tersenyum karena ada yang menjenguknya.

Menurut pengakuan Syahrul ayahnya, gangguan kesehatan yang diderita anaknya ini sejak beranjak umur 3 tahun, sebelumnya ia tumbuh dengan sempurna. Hal itu, diduga akibat terjatuh dan terbentur kepala dengan beton saat bermain dipinggir parit.

Sejak kejadian itu, kami terus berusaha untuk mengobati Riski, menurut keterangan dokter anaknya terkena gangguan saraf. Hingga saat ini kami terus berusaha dan perjuangan untuk kesembuhannya, tutur Syahrul.

“Jadi, Riski rutin kami berikan obat yang diberikan pihak rumah sakit. Namun saat ini ia tidak dapat berjalan lagi dengan sempurna yang kami harapkan saat ini kursi roda agar mudah kami dorong saat ke rumah sakit dan kebutuhan pengobatan,” ujarnya.

Pengakuan Syahrul, ia hanya seorang juru parkir (jukir) di seputaran Kota Langsa dan istri hanya seorang ibu rumah tangga. Terkadang, penghasilan yang saya dapatkan hanya cukup untuk makan.

Dikatakannya lagi, terkadang untuk menuju ke tempat areal parkir saya harus berjalan kaki dan terkadang numpang orang lewat. Tempat tinggal yang kami miliki ini juga numpang di tanah milik orang, apalagi untuk pengobatan yang sempurna, ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Dalam hal ini, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Gampong Simpang Wie dan masyarakat sekitar yang telah memperhatikan kami selama ini. “Begitu juga kepada para dokter Rumah Sakit Langsa serta semua pihak atas perhatiannya untuk keluarga kami,” ujar Syahrul.

Derita Riski, ABK Dari Keluarga Miskin Gp Simpang Wie Langsa

Sementara, Geuchik Gampong Simpang Wie Ibnu Abbas didampingi anggota Tuha Peut Gampong Rusdi Hanafiah kepada Waspada.id mengatakan, sebenarnya Riski sudah lama menderita sakit (berkebutuhan khusus) namun saat itu masih dapat berjalan.

Jadi, sejak beberapa bulan terakhir remaja ini ternyata tak dapat berjalan lagi dengan sempurna. Mungkin dalam perawatan kesehatan membutuhkan waktu panjang sehingga perlu perhatian semua pihak karena memang keluarga mengalami keterbatasan biaya kehidupan.

“Kami juga mengharapkan kepada pemerintah dan para dermawan untuk dapat meringankan beban warga kami yang sedang mengalami cobaan dalam mengarungi kehidupan. Dengan harapan ananda Riski lekas diberikan kesembuhan oleh Allah SWT dalam segala hal,” imbuh Ibnu Abbas. Waspada.id/Munawar

  • Bagikan