Dosen Pertanian Unsam Beri Pelatihan Pembuatan Biopestisida Berbahan Daun Belimbing Wuluh

  • Bagikan
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Samudra Langsa saat memberikan pelatihan pembuatan biopestisida berbahan dasar daun belimbing wuluh pada Kelompok Wanita Tani Nanas Madu di Desa Buket Meutuah Kota Langsa, Rabu (16/8). Waspada/dede
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Samudra Langsa saat memberikan pelatihan pembuatan biopestisida berbahan dasar daun belimbing wuluh pada Kelompok Wanita Tani Nanas Madu di Desa Buket Meutuah Kota Langsa, Rabu (16/8). Waspada/dede

LANGSA (Waspada): Dosen Fakultas Pertanian Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Rabu (16/8) kembali melaksanakan program hibah pengabdian kepada masyarakat berbasis produk dalam bentuk pelatihan pembuatan biopestisida berbahan dasar daun belimbing wuluh pada Kelompok Wanita Tani Nanas Madu di Desa Buket Meutuah Kota Langsa.

Ketua PKM Boy Riza Juanda, SP, MP didampingi anggotanya Dr. Iswahyudi, S.P., M.Si dan Iwan Saputra, S.P., M.P dan Penyuluh Pertanian Desa Buket Meutuah, Marhaban, S.P mengatakan, tingginya tingkat ketergantungan pertanian Indonesia terhadap pestisida kimia akan membawa berbagai dampak negatif.

Hal ini, sebutnya dikarenakan residu bahan aktif yang terkandung dalam pestisida kimia sulit terurai sehingga dapat mencemari tanah dan tanaman, selain itu residu pestida juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai alternatif biopestisida yang ramah lingkungan diantaranya adalah daun belimbing wuluh.

Selain ketersedian yang banyak dan kemudahan untuk mendapatkan daun belimbing wuluh terutama di Aceh secara umum dan di Kota Langsa secara khusus menjadikan potensi tersendiri untuk dijadikan biopestisida yang dapat digunakan oleh petani di Kota Langsa terutama bagi petani sayur- sayuran.

“Daun Belimbing wuluh disebut juga dengan belimbing asam yang merupakan tanaman jenis buah dan obat tradisional. Ekstrak metanol dari daun belimbing wuluh mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin dan fenol, sehingga daun belimbing wuluh memiliki potensi untuk dijadikan pestisida nabati karena ekstrak daun belimbing wuluh berguna sebagai racun perut dalam menghambat proses pencernaan makanan hama karena kandungan yang dimilikinya,” sebutnya.

Kelompok tani yang menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Nanas Madu merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Desa Buket Meutuah Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa yang diketuai ibu Riska dengan 25 anggota tani. KWT Nanas Madu merupakan kelompok tani yang didominasi oleh kaum wanita yang kesehariannya memfokuskan kegiatan budidaya tanaman sayur-sayuran.

Berdasarkan penuturan Riska melalui FGD yang dilakukan tim pengabdian menjelaskan, selama ini dalam hal pemeliharaan terhadap sayur-sayuran yang mereka budidayakan masih cenderung menggunakan bahan-bahan kimia seperti menggunakan pestisida kimia dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman yang dibudidayakan.

Hal ini dilakukan karena mereka menilai bahwa penggunaan pestisida kimia lebih praktis, produk mudah untuk didapat dengan harga terjangkau, serta manfaatnya yang secara cepat bisa langsung dirasakan petani. Namun mereka tidak menyadari bahwa penggunaan dan pengaplikasian pestisida kimia yang sering dilakukan untuk kegiatan budidaya tanaman dalam jangka panjang dan dosis yang tidak tepat akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan ekosistem.

Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak termasuk dalam hal ini juga kontribusi dari para akademisi Fakultas Pertanian Universitas Samudra yang merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang ada di kKota Langsa dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta memberikan pelatihan pembuatan biopestisida sebagai upaya mendukung sistem budidaya tanaman sayur-sayuran berbasis pertanian organik.

Sementara Penyuluh Pertanian Desa Buket Meutuah, Marhaban, S.P mengharapkan dengan terlaksananya kegiatan pengabdian ini, KWT Nanas Madu dapat berperan dalam mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan juga dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif yang disebabkan oleh penggunaan pestisida kimia.

Selain itu juga, diharapkan kedepan nilai jual sayuran organik yang dihasilkan oleh KWT Nanas Madu dapat meningkat sehingga mampu meningkatkan taraf hidup petani sayur.

“Terakhir diharapkan adopsi teknologi dari kelompok wanita tani ini mampu memberi motivasi serta dapat mensosialisasikan pemakaian biopestisida hayati untuk pengendalian OPT tanaman sayuran kepada petani lainnya yang ada di Desa Buket Meutuah Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa,” imbuhnya. (b13)

  • Bagikan