Hafnidar Sah Jadi Profesor Di Unmuha

  • Bagikan
Hafnidar Sah Jadi Profesor Di Unmuha

BANDA ACEH (Waspada): Hafnidar A. Rani (foto) dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha). Dengan begitu Dekan Fakultas Teknik itu resmi menyandang gelar akademik profesor.

Hafnidar dikukuhkan dalam sidang terbuka senat Unmuha dalam Rangka pengukuhan Guru Besar di Gedung UCC Ahmad Dahlan, Sabtu, 12 Agustus 2023. Hafnidar menjadi Guru Besar berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 30466/M/07/2023.

Dalam kesempatan itu Hafnidar menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Trend Riset Manajemen Konstruksi Digital : Implementasi Building Information Modeling (BIM) : Paradigma Masa Depan Konstruksi di Indonesia.

Setelah menyampaikan orasi ilmiah, Hafnidar menceritakan kilas balik perjuangan dalam meniti karir akademisinya sehingga sering kali harus meninggalkan anak dan keluarganya. Terutama, ketika menyelesaikan program doktor di Universitas Utara Malaysia (UUM) Malaysia.

“Permohonan maaf kepada suami, ibunda, dan anak-anaknya. Karena selama menempuh pendidikan mamak tidak ada waktu untuk kalian. Tapi mamak lakukan semua ini untuk keluarga tercinta,” kata Hafnidar.

Hafnidar, menceritakan bagaimana perjuangannya dalam mendapatkan gelar guru besar atau profesor yang harus dijalaninya dengan sabar selama lima tahun.

“Cukup berat perjuangannya dan penuh liku dalam menjalani proses untuk mendapatkan gelar ini. Tapi Alhamdulillah, dengan kesabaran dan doa keluarga akhirnya saya mampu meraih gelar guru besar setelah berjuang selama lima tahun,” ungkapnya.

Ia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan sejawatnya di Unmuha terkhusus kepada Rektor Unmuha. Tanpa dukungan mereka, kata Hafnidar, sangat tidak mungkin bisa sampai ke titik ini. Terlebih dirinya merupakan Guru Besar perempuan pertama yang berstatus non-ASN di lingkungan LLDIKTI Wilayah XIII Aceh.

Rektor Unmuha, Aslam Nur, menyampaikan mulai dari pimpinan, karyawan serta mahasiswa merasa bangga terhadap Hafnidar atas capaian gelar guru besar atau jabatan tertinggi dalam bidang ilmu teknik sipil.

“Rasa bangga juga semakin bertambah saat kami mengetahui sahabat kami Prof. Hafnidar merupakan dosen perempuan pertama yang meraih jabatan profesor non ASN di Aceh,” ungkap Aslam.

Menurutnya, jabatan guru besar bukanlah gelar akademik yang dicapai setelah mencapai jenjang pendidikan sarjana. Guru Besar adalah jabatan fungsional tertinggi untuk orang yang berprofesi sebagai dosen setelah menempuh pendidikan doktoral.

“Mendapatkan guru besar tidaklah mudah. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Orang yang mendapatkan gelar berprofesr adalah mereka yang telah berjuang,” tegas Aslam.

Ia menjelaskan pengukuhan adalah acara penting bagi yang bersangkutan dan bagi perguruan tinggi tempat dosen tersebut bekerja. Selalu ada penyampaian orasi ilmiah dalam bidang yang digeluti yang diharapkan dapat memotivasi dosen lain untuk mengikuti jejaknya.

“Melalui acara ini universitas mengumumkan secara resmi kepada khalayak bahwa kami sudah memiliki guru besar yang luar biasa intelektualnya, Prof. Hafnidar,” sebut Aslam.

Aslam menyampaikan selaku pimpinan dirinya mengajak semua dosen Unmuha untuk bisa mengikuti jejak Prof. Hafnidar. Saat ini, Unmuha memiliki dua Guru Besar, pertama adalah Prof. Asnawi pada tahun 2018 dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat. Kedua atau yang hari ini dikukuhkan Prof. Hafnidar dalam bidang ilmu teknik sipil.

Kepala LLDIKTI Wilayah XIII Aceh, Rizal Munadi, menyampaikan dengan dikukuhkan profesor untuk Hafnidar, bisa menjadi semangat untuk dosen-dosen lain yang saat ini telah menyelesaikan doktoral untuk segera menyusul.

“Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat. Saat ini kita memiliki lektor kepala ada 68 orang. Target kita bertambah satu dua lagi tahun ini profesor,” tegas Rizal.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, menyampaikan mudah-mudahn ini menjadi pemicu supaya LLDIKTI Wilayah Aceh bisa menambh professor.

“Jabatan guru besar bukanlah hadiah, tapi jenjang tertinggi impian semua dosen. Kalau belum guru besar jangan berhenti bermimpi. Tapi jangan juga bermimpi terus -terusan nanti tidak bisa menjadi guru besar. Saya harapyang sudah lektor kepala harus segera menyusul ni,” ujar Haedar.

Haedar menegaskan karya yang dihasilkan Prof. Hafnidar sudah cukup banyak dan itu menunjukkan hari ini bahwa dirinya layak jadi guru besar. Tapi, jangan berhenti disini, masih banyak tanggung jawab untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Masih banyak karya yang harus dihasilkan. Untuk menjadi guru besar minimal S3. Oleh karena itu, kawan yang sudah S3 segera mengusulkan guru besar. Hasilkan karya akademik. Kita berharap kinerja dosen harus terus ditingkatkan,” tuturnya.(kia)

  • Bagikan