Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW, Masyarakat Alas Gelar Tradisi Masak Lemang

  • Bagikan

KUTACANE (Waspada): Masyarakat Suku Alas, Aceh Tenggara (Agara) menggelar tradisi memasak lemang dalam rangka menyambut peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah, yang jatuh pada Sabtu (8/10).

Pantauan di sejumlah desa Aceh Tenggara, Jumat (7/10), terlihat penduduk di daerah tersebut, sejak pagi hari mulai melakukan aktivitas menanak lemang sebagai penganan khas alas.

“Kita bikin seperti ini, sebagai tiang penyangga untuk membakar lemang dengan menggunakan kayu kering,” terang Supian, 46, warga Kecamatan Lawe Alas, Aceh Tenggara.

Ia mengaku, kegiatan membakar penganan khas yang berada di dalam batang bambu tersebut memakan waktu paling cepat sekitar empat jam lamanya.

Seperti diketahui, lemang terbuat dari pulut atau ketan yang dicampur dengan santan dan garam kemudian dilapisi daun pisang, serta dibakar menggunakan bambu.

Cara membakar lemang dengan posisi di bagian tengah bambu yang agak dimiringkan pada tiang penyangga. Agar masaknya rata, maka putar-putar bambu yang di bakar dengan kayu api.

“Bila kita beli di pajak (pasar), harga lemang ini Rp15 ribu hingga Rp20 ribu untuk satu sambung. Cuma, tak enak kita rasa kalau tidak kita bakar sendiri,” ucap Maharani 42.

Musniati, 61, guru PAUD Desa Kuta Batu I Agara menjelaskan, tradisi memasak lemang adalah demi menjaga adat Suku Alas yang dilakukan dua kali dalam setahun. “Ini sudah kita lakukan sejak turun-temurun setiap memperingati Maulid Nabi, dan Idul Adha tiap tahun,” tuturnya.

“Orang dahulu di wilayah Aceh, bila malam hari peringatan maulid, maka lemang jadi santapan sambil dengarkan ceramah. Kalau Idul Adha, maka kita hidangkan kepada tamu yang datang,” ujarnya.(cseh)

  • Bagikan