Kunjungan Itu Mengalpakan Potensi Terbesar Di Simeulue

  • Bagikan
Kunjungan Itu Mengalpakan Potensi Terbesar Di Simeulue
Bagian sisi pantai timur laut Simeulue yang memiliki potensi cadangan Migas terbesar di dunia. Foto direkam Jum'at (17/2). Waspada/Rahmad

“Ada yang terlupakan dalam diskusi tadi,” ucap Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Simeulue, Subhan Farid kepada Waspada di depan pintu gedung serbaguna Simeulue, Rabu (15/2).

Ditanya lebih jauh dia menjelaskan yang terlupakan dalam Focus Group Discussion (FGD) antara Pemkab Simeulue bersama tim Menko Marves RI soal Potensi Migas Raksasa bahkan terbesar di dunia yang ada di Simeulue.

“Bicara soal potensi, yang luar biasa itu. Ya, itu. Soal temuan terbaru cadangan minyak kita, raksasa, beberapa tahun lalu. Saya pikir kalau kaliber pak Luhut (red-Luhut Binsar Panjaitan) yang begituan, dia suka, karena itu investasi duitnya tidak berseri lagi,” jelas Subhan Farid yang kala itu datang sebagai anggota Kadin Simeulue.

Menurut Subhan Farid yang tidak dapat giliran menyampaikan usulan karena terbatasnya waktu diskusi, bahwa yang disampaikan peserta lain, benar. Bagian potensi juga, cocok dikembangkan. Namun soal Migas lebih wah lagi. Bagaimana tidak, investasinya tentu sudah sekala Internasional.

Catatan wartawan Waspada Simeulue, potensi minyak bumi dan gas (Migas) yang ditemukan di timur laut Pulau Simeulue oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama lembaga riset geologi dan kelautan Jerman (BGR) pasca Gempa Bumi Smong Tsunami 2004 tepatnya tahun 2008 diprediksi bisa menjadi penganti cadangan minyak PT. Arun di Aceh Utara.

Hal ini tentu bisa membuat ekonomi di Simeulue bangkit melompat tinggi menjadi Petro Dolar baru, bahkan sekaligus membumbungkan nilai aset Kabupaten Simeulue yang berada 108 Mil laut dari pinggir terdekat pantai Sumatera.

Gubernur pemerintah Aceh, Irwandi Yusuf kala itu mengatakan karena ladang minyak tersebut memiliki potensi hidrokarbon mencapai 50 miliar barel dan lebih besar dari yang terdapat di Banyu Urip, Jawa Timur, yang hanya 450 juta barel.

Katanya tentu pasti bisa mendatangkan keuntungan yang besar bagi Aceh, menggantikan Arun. Tetapi katanya lagi belum tentu bisa membawa manfaat untuk Aceh, jika letak sumurnya digali di luar 12 mil laut Pulau Simeulue.

Pun demikian kala itu dia berjanji, bahwa Pemerintah Aceh akan mempersipakan perangkat agar pengelolaannya bisa menguntungkan Aceh.

“Karena itu kita harapkan jarak sumurnya 12 mil dari pantai. Agar hasil alam ini menjadi pendapatan baru bagi daerah kita. Belum ada yang bicara soal investasi namun kita harapkan cadangan itu sekali lagi menguntungkan masyarakat Aceh,” ungkap Irwandi Yusuf masa itu.

Irwandi menegaskan, jika memang migas tersebut berada dalam wilayah Aceh maka Simeulue akan mendapat dana bagi hasil sama dengan daerah lain sesuai dengan ketentuan Undang-undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) yaitu perbandingannya sebesar 70-30.

Informasi potensi Migas Simeulue ini tak lama kemudian disambut empat raksasa minyak dan gas (migas) dunia.

Mereka menyatakan minatnya untuk menyurvei. Keempat perusahaan besar itu adalah Mubadala (Abu Dhabi), Primier Oil (Inggris), dan Kris Energy (Singapore). Tiga perusahaan ini bergabung dalam satu konsorsium.

Sedangkan satu perusahan besar lainnya berdiri sendiri, yakni Total Indonesia (Prancis). Informasi itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Marzuki Daham, di Banda Aceh, Minggu 6 November 2016.

Teranyar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Conrad Asia Energy Ltd sebagai pemenang lelang dua wilayah kerja (WK) migas di Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Offshore South West Aceh (Singkil) dengan komitmen pasti 3 tahun pertama mencapai total US$30 juta atau setara dengan Rp470,4 miliar.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, penetapan itu berdasar pada hasil penilaian atas dokumen partisipasi peserta lelang.

“Pemenang lelang untuk WK ONWA Meulaboh adalah Conrad Asia energy Ltd dengan signature bonus US$50.000 dan komitmen pasti US$15 juta,” kata Tutuka saat memberi keterangan pers seperti dilansir Youtube Ditjen Migas, Selasa (8/11/2022).

Penetapan oleh Menteri ESDM ini sempat mendapat reaksi dari Pemda Simeulue yang mengclaim potensi Migas yang diumumkan pemenang nya oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian ESDM adalah potensi Migas di laut Simeulue yang nota nenek memang berbatas dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Singkil itu.

Simeulue dihebohkan, sama sekali tidak dilibatkan dalam proses dan pengambilan putusan pemenang tender di dua WK itu. Hingga kemudian isu ini pun redup seakan tenggelam ke dasar laut Simeulue yang dalam.

“Mestinya persoalan potensi Migas besar ini menjadi bahasan prioritas dalam FGD Menko Marves RI,” timpal rekan Subhan Faridz yang tak ingin namanya disebutkan tadi pagi.

Ketua Tim Kementerian Maritim & Investasi RI, Helyus Komar yang diutus Luhut Binsar Panjaitan ketika ditanya soal Potensi Migas Simeulue usai acara FGD mengatakan akan mempelajari ulang.

“Ituukan soal Potensi Migas Simeulue hasil survei tahun 2008 ya. Nanti kami akan cek ulang,” ringkasnya.

Rahmad/net

  • Bagikan