Mahyidin, Nasib Tukang Sol Sepatu Tak Tersentuh Bantuan

  • Bagikan
Mahyidin, salah satu tukang sol yang menempati lapak di jalan Pasar Ikan atau Blok B Kota Langsa yang tak pernah tersentuh bantuan pemerintah, Selasa (13/12). Waspada/Rapian
Mahyidin, salah satu tukang sol yang menempati lapak di jalan Pasar Ikan atau Blok B Kota Langsa yang tak pernah tersentuh bantuan pemerintah, Selasa (13/12). Waspada/Rapian

Desiran kebisingan kendaraan tak menyurutkan pria paruh baya berjenggot dan memakai kupiah menjalankan aktivitas, tanpa memperdulikan orang yang hilir mudik di seputaran Pajak Latos Kota Langsa.

Tampak tangannya begitu cekatan dalam merajut tali nilon dengan berbekal sebuah jarum jahit. Pakaiannya yang dikenakan pun seadanya, duduk di atas becak yang sudah dimodifikasi sebagai tempat menjalankan usahanya sebagai tukang sol.

Dia, Mahyidin, 48, warga Gampong Alue Beurawe, Kecamatan Langsa Kota, yang berprofesi sebagai tukang sol (penjahit—red) sepatu dan sendal yang tidak pernah tersentuh bantuan apapun dari pemerintah di tengah banyak warga yang menikmati bantuan tersebut.

“Hingga saat ini saya tidak pernah tersentuh bantuan apapun baik yang digelontorkan pihak pemerintah pusat maupun daerah, bahkan gampong,” ungkap Mahyidin atau yang akrab disapa Bang Udin kepada wartawan, Selasa (13/12).

Bang Udin adalah pria paruh baya yang tak cenggeng akan persoalan ekonomi maupun suka mengharapkan bantuan dari manapun.

Sejak tahun 2004 silam dirinya sudah menempati lapak sebagai tukang sol di Jalan Pasar Ikan Blok B, Kota Langsa sudah cukup kenyang dengan rasa pahit dan manisnya kehidupan ini.

Saat menggeluti usahanya hingga saat ini, persoalan bantuan tak satupun ia rasakan. Namun dirinya tak pernah suka menadahkan tangan berharap kasih sayang orang lain.

Suami dari Ilawati, 40, dan ayah dua orang anak yaitu Faisal, 18, Rifka Mutia, 14 itu mengaku tidak ada dalam semboyan hidupnya mengharap dari orang lain.

“Soal ekonomi itu sudah biasa, pasang surut dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah hal biasa,” ucap Bang Udin sembari tersenyum ringan.

Pun demikian terkait omzet memang diakuinya bahwa sejak pandemi Covid 19 hingga saat ini landai saja hanya berkisar Rp100 ribu perhari.

“Alhamdulillah apapun yang di dapat rezeki hari ini kita syukuri saja dan cukup untuk memberikan nafkah bagi anak dan istri di rumah, bahkan bisa menyekolahkan anak,” ucapnya.

Bang Udin adalah pria tangguh yang tak pernah mau menadahkan tangga apalagi berharap banyak kepada pemerintah, meskipun saat ini cukup banyak kucuran bantuan seperti BLT BBM, BLT Subsidi Upah, Bansos PBI JK, BLT Dana Desa, BLT UMKM, Program Kartu Prakerja dan Bantuan Pokok Non Pangan, ini nasib Bang Udin.

Diakui, penerima bantuan saat ini hanya orang-orang tertentu yang memiliki kolega, sementara masih banyak masyarakat dari kaum papa yang tidak tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.

Bang Udin adalah sekelumit nestapa yang tertinggal dari perhatian pemerintah Kota Langsa, di tengah kondisi kehidupannya yang tak mengenal lelah dan mengenal kata mengemis dari pemerintah yang harus berjuang dengan kemampuan dirinya sendiri.

Kiranya, pemerintah Kota Langsa semakin jeli menilai, menelaah dan melihat kondisi masyarakat mana yang pantas menerima bantuan dari pemerintah, agar kesejahteraan masyarakat seperti Bang Udin bisa turut merasakan manisnya gula beraroma bantuan tersebut.

Semoga Bang Udin, Bang Udin lainnya dapat menikmati bantuan pemerintah tersebut. Semogaa…

WASPADA.id/Rapian


  • Bagikan