Ngeri-Ngeri Sedap Berjam-jam Arungi Sungai Ke TPS Terpencil Aceh Timur…

  • Bagikan
Penyelenggara dan Pengawas Pemilu dibantu aparat keamanan menggunakan sampan dengan menelusuri sungai yang ekstrim menuju desa terpencil di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Selasa (13/2). Waspada/Muhammad Ishak
Penyelenggara dan Pengawas Pemilu dibantu aparat keamanan menggunakan sampan dengan menelusuri sungai yang ekstrim menuju desa terpencil di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Selasa (13/2). Waspada/Muhammad Ishak

TIDAK seperti di kota dan desa kita. Proses pendistribusian logistik pemilu di daerah pedalaman Aceh Timur ditantang dengan jalur yang ekstrim. Kesiapan dan kesigapan aparat keamanan dari unsur Polisi dan TNI dalam membantu dan mengawal logistik harus menghadapi jalur sungai di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.

Terbukti, dalam pendistribusian logistik Pemilu 2024 ke daerah terpencil, menjadi tantangan berat. Mereka (TNI/Polri) harus memiliki kondisi tubuh harus sehat secara prima dalam menghadapi beratnya medan yang harus ditempuh.

Bukan hanya unsur TNI/Polri, penyelenggara dan pengawas Pemilu juga harus fit dan sehat badannya. Distribusi logistik Pemilu dilakukan Selasa (13/2) pagi melalui jalur sungai berjam-jam dengan menggunakan getek (sampan—red).

Pihak keamanan harus mengawal proses distribusi puluhan kotak suara dan perlengkapan TPS lainnya ke ima titik di lima desa yaitu Desa Tampur Bor, HTI Ranto Naro, Melidi, Ranto Panjang dan Tampur Paloh. Keseluruhan harus menggunakan sampan dengan mengarungi sungai yang deras.

Ngeri-Ngeri Sedap Berjam-jam Arungi Sungai Ke TPS Terpencil Aceh Timur…

Kapolres Aceh Timur AKBP Nova Suryandaru SIK, melalui Kapolsek Simpang Jernih Ipda Maswelliadi, SH, menjelaskan, pendistribusian Logistik Pemilu di desa-desa pedalaman tersebut membutuhkan perjuangan yang tidak main-main.

“Kami harus bekerja keras dalam pendistribusian logistik pemilu, karena harus menempuh perjalanan melalui sungai selama tiga jam dan dilanjutkan berjalan kaki selama 1,5 jam untuk mencapai ke titik TPS di lima desa di Simpang Jernih,” kata Maswelliadi.

Dia mengatakan, rombongan berangkat dari Kantor Kecamatan Simpang Jernih tempat Logistik Pemilu disimpan sekira pukul 13:20 WIB. Distribusi puluhan logistik menggunakan mobil dinas Polsek Simpang Jernih harus berhenti di pinggir sungai, kemudian Logistik Pemilu dipindahkan ke parahu kayu untuk menuju ke lima desa tersebut.

“Tak hanya itu, petugas dibantu warga dan mereka juga harus berjalan kaki selama 1,5 jam untuk mencapai masing-masing TPS,” kata kapolsek, seraya menyebutkan, proses pemungutan dan penghitungan suara di sana juga berjalan dengan aman dan lancar.

Tidak hanya keselamatan diri yang dijaga, lanjut Maswelliadi, tetapi juga kami aparat keamanan juga wajib memastikan logistik pemilu aman dan tidak rusak. “Alhamdulillah, semua Logistik Pemilu 2024 dan sampai di tujuan masing masing TPS dengan aman dan selamat,” kata Kapolsek Simpang Jernih.

Secara terpisah, Kasatgas Humas OMB yang juga selaku Pamatwil AKP Agusman Said Nasution, kepada Waspada, Kamis (15/2) mengatakan, wilayah pedalaman dengan kondisi geografis, khususnya di lima desa yang terisolasi itu seringkali menjadi kendala dalam distribusi Logistik Pemilu.

Untuk menyiasati kondisi itu, semua hal harus dilakukan. Itu belum lagi faktor cuaca yang terkadang kurang mendukung dalam distribusi, menempuh perjalanan melalui sungai dilanjutkan dengan berjalan kaki.

“Ngeri-ngeri sedap juga jika harus melewati jalur sungai, apalagi DAS Tamiang dibagian hulu dikenal deras dan ekstrim, bahkan sampan kerap terbalim ketika melintasi batu katak,” kata Agusman.

Untuk mencapai titik TPS di desa, maka penyelenggara dan pengawas serta pihak keamanan harus menempuh jalur yang sulit untuk pengiriman logistik Pemilu hingga sampai ke tempat pemungutan suara (TPS).

“Ini semua demi melayani masyarakat agar berpartisipasi dalam Pemilu 2024,” demikian Agusman Nasution. WASPADA.id/Muhammad Ishak

  • Bagikan