Peringatan Tahun Baru 1445 Hijriah Momentum Introspeksi

  • Bagikan
Peringatan Tahun Baru 1445 Hijriah Momentum Introspeksi

ACEH BESAR (Waspada): Peringatan Tahun Bbaru 1445 Hijriah adalah momentum yang tepat melakukan introspeksi atau bermuhasabah terhadap amalan pribadi, keluarga, dan amal sosial kemasyarakatan.

Saatnya juga umat Islam mengevaluasi kembali, apakah dirinya telah memberikan yang terbaik untuk keluarga dan masyarakat atau masih banyak yang kurang.

“Sudahkah kita membawa masuk cahaya iman ke dalam rumah bersama keluarga menuju ketaatan kepada Allah Swt,” kata Plt mantan Camat Kecamatan Lembah Seulawah Aceh Besar, Tgk H Mustafa Kamil SH (foto) dalam khutbah Jumat di Masjid Besar Al Ittihadiyah, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Jumat(21/07/23) bertepatan dengan 3 Muharram 1445 H.

Dia menjelaskan, umat Islam baru saja meninggalkan bulan Dzulhijjah tahun 1444 hijriah, yang merupakan bulan terakhir tahun Hijriah, sekarang telah memasuki bulan baru dan tahun baru hijriah, yakni bulan Muharram 1445 H.

Oleh karenanya, dia mengajak menghitung diri, introspeksi diri atas semua amalan yang telah dilakukan selama satu tahun lalu, sehingga menjadi pijakan dan acuan dalam melaksanakan amalan-amalan pada tahun baru hijriah ini.

Dia menjelaskan, perhitungan tahun baru Islam ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab, yang dipopulerkan dengan tahun hijriah, karena tahun pertama ditetapkan sejak hijrah Rasulullah saw dari kota Mekkah ke kota Madinah pada tahun 622 Masehi, 1.301 tahun yang lalu atau menurut hitungan tahun hijriah, 1445 tahun lalu.

Umar bin Khattab r.a memilih peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah adalah merupakan momentum yang paling tepat untuk dijadikan awal tahun Islam. Karena, peristiwa hijrah Rasul mengandung makna yang amat dalam dan arti yang sangat penting bagi umat Islam dan umat manusia pada umumnya.

Peristiwa hijrah bukan hanya ditujukkan kepada Rasulullah saw dan umat Islam pada masa Rasulullah saja. Tetapi, juga merupakan perintah kepada setiap muslim dimanapun berada. Hijrah yang berarti pindah, yaitu berpindah untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang kurang baik, pindah secara fisik atau tempat, serta hijrah qalbiyah yaitu pindah hati atau perubahan sikap mental.

Khalifah Umar bin Khattab RA, pernah mengucapkan kalimat yang sangat populer untuk menjadi renungan umat Islam, “Hitunglah diri kalian sendiri sebelum kalian dihitung pada hari kiamat dan timbanglah amal kalian di dunia ini sebelum nanti ditimbang pada hari kiamat. Sesungguhnya kalian akan merasa ringan dengan bermuhasabah pada hari ini untuk menghadapi hisab kelak. Dan berhiaslah kalian (dengan amal sholeh) untuk menghadapi hari pameran agung. Pada hari itu perbuatan kalian akan ditampilkan tidak ada yang tersembunyi sedikitpun,” ujarnya.

Karena itu, selaku orang beriman, mari kita berhenti sejenak untuk menghitung diri, menimbang amal-amal yang telah kita perbuat pada tahun yang lalu dan memperbaiki serta menambah amal kebijakan pada hari-hari tahun baru hijriah ini,” harap Mustafa Kamil.

Seorang muslim menghitung kembali hablum minallah ibadah kita dengan Khalik yang harus menjadi perhatian dan dihitung oleh setiap orang beriman dari amal saleh dirinya sendiri pada tahun lalu, apakah ia termasuk orang yang dapat berbahagia karena telah mengisi dengan ketaatan di setiap hari, bulan ke bulan, dan pada setiap amal ibadah tahun yang lalu.

Menghitung diri juga dalam hal ibadah shalat, ibadah puasa, menunaikan zakat, ibadah haji, dan kurban, serta ibadah lainnya dengan sungguh-sungguh juga penuh ketaqwaan, atau bersedih menyesali diri bagi mereka yang banyak melalaikan diri dengan kenikmatan yang Allah berikan dan kemaksiatan, serta kedurhakaan kepada Allah, bahkan tidak mengindahkan syariat Allah dengan penuh rasa takut kepadanya.

Mustafa Kamil juga mengajak umat Islam merenungkan kembali, sudahkah rumah-rumah kaum muslim menjadi rumah yang menghidupkan sunnah Nabi saw, dengan segala aktivitas lantunan ayat suci Al-Qur’an dan pendidikan agama. “Jika tidak, maka rumah kita terasa di dalam kuburan yang di dalamnya tidak ada ketenangan, bahkan dalam was-was, serta ketakutan yang kita rasakan,” ujarnya.

“Sekali lagi, dalam memperingati tahun baru 1445 hijriah, marilah kita introspeksi diri kita terhadap hubungan sesama manusia atau hablum minannas, apakah kita sudah melaksanakan hubungan yang baik dengan sesama manusia, adakah dalam hidup ini kita mengganggu mereka, mencaci mereka, ghibah kepada mereka dan lain sebagainya,” pungkas alumni Fakultas Hukum USK tahun 1991 ini. (b02)

  • Bagikan