Perjuangan Izatun Nasyiah, Siswi SMAN 2 Abdya Raih Cita-cita

  • Bagikan
Izatun Nasyiah, siswi Kelas X.3 SMAN 2 Manggeng, membawa bekal untuk sarapan di sekolah, Senin (18/9).Waspada/Ist
Izatun Nasyiah, siswi Kelas X.3 SMAN 2 Manggeng, membawa bekal untuk sarapan di sekolah, Senin (18/9).Waspada/Ist

Adalah Izatun Nasyiah, siswi Kelas X.3 SMAN 2 Aceh Barat Daya (Abdya), warga Desa Padang Baroe, Kecamatan Manggeng, yang bercita-cita ingin jadi wanita sukses, yaitu menjadi seorang dokter.

Kondisi perekonomian keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, tidaklah menyurutkan semangat juang dalam menempuh belajar bagi putri sulung dari dua bersaudara, buah pasangan Bapak Alim dan Ibu Aziah ini.

Dengan semangat menggebu, dara kelahiran tanggal 30 September 2008 silam ini, tetap semangat menempuh pendidikan guna mewujudkan mimpinya menjadi seorang dokter, walau dirinya tahu kemampuan ekonomi keluarga, dengan ayah yang berprofesi sebagai nelayan tradisional dan ibu hanya seorang ibu rumah tangga biasa ini, namun keyakinan yang mendalam, tidak menyurutkan langkahnya untuk mengejar cita-cita, yang sudah terpatri dalam hatinya, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar itu.

Perjuangan Izatun Nasyiah, Siswi SMAN 2 Abdya Raih Cita-cita
Kepala SMAN 2 Abdya (kemeja putih), bersama dewan guru, menyerahkan satu unit sepeda kepada muridnya yang kurang mampu, Izatun Nasyiah, untuk digunakan ke sekolah. Waspada/Ist

Tamat menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar, pada SD Negeri 4 Manggeng, dara bongsor putri seorang nelayan sederhana ini, melanjutkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Manggeng. Kemudian, melanjutkan ke SMAN 2 Abdya.

Dara bongsor yang baru duduk di Kelas X.3 ini, dalam menuju ke sekolah tempatnya belajar di SMAN 2 Abdya, yang berlokasi di kawasan Desa Seunelop, Kecamatan Manggeng, berjarak sekitar kurang lebih 4 hingga 5 kilometer, sangatlah memprihatinkan. Di mana, dikarenakan tidak adanya kenderaan dalam keluarganya, Izatun harus rela menumpang becak sayur pasar pagi, agar cepat sampai ke sekolahnya. “Saya tidak sempat sarapan di rumah, makanya saya bawa bekal, untuk dimakan di sekolah. Kalau sarapan di rumah, bisa ketinggalan tumpangan becak sayur,” ungkapnya. Senin (18/9).

Makanya lanjut Izatun, dirinya pagi-pagi sekali sudah sampai di sekolah. “Habis sholat Subuh saya langsung berkemas, siapkan sarapan di rantang, terus langsung pamit pada orang tua dan langsung berangkat numpang becak sayur,” sebutnya.

Namun katanya, terkadang dirinya juga sering ketinggalan becak sayur. Terpaksa harus berjalan kaki menuju sekolah. “Mau bagaimana lagi, harus dijalani. Yang penting kita jangan pernah mengeluh. Itu ajaran orang tua saya. Berjuang itu memang pahit. Kalau manis, bukan berjuang namanya,” ujar dara bongsor ini.

Perjuangan Izatun Nasyiah, Siswi SMAN 2 Abdya Raih Cita-cita
Izatun Nasyiah, di tengah keluarganya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Waspada/Ist

Sikap dan perilaku Izatun, diantaranya pagi-pagi sekali (pagi-pagi buta) sudah berada di sekolah, jauh sebelum jam pelajaran dimulai tersebut, menjadi perhatian dan menjadi tanda tanya para dewan guru dan Kepala SMAN 2 Abdya. Sehingga, Kepala Sekolah memberikan tugas khusus kepada beberapa dewan guru, untuk menelusuri dan mempelajari masalah apa yang terjadi pada salah seorang anak didiknya itu.

Kepala SMAN 2 Abdya, Abu Bakar S.Ag, kepada Waspada.id, Senin (18/9) mengungkapkan, berdasarkan penelusuran beberapa dewan guru yang ditugaskannya diketahui, Izatun Nasyiah, salah seorang murid didiknya tersebut merupakan anak dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sehingga, salah satu akibat dari ekonomi lemah keluarga, menyebabkan Izatun harus menempuh pendidikan dengan perjuangan yang sangat pahit.

Abu Bakar juga mengaku, dia dan para dewan guru sangat mengetahui, kalau Izatun sering berjalan kaki dari kediamannya menuju sekolah, karena tidak dapat mengejar jadwal becak sayur, yang berangkat ba’da subuh. “Keluarga sangat sederhana sekali, keluarganya merupakan gambaran yang sangat layak dibantu. Para dewan guru juga sudah mengunjungi rumahnya,” ujar Abu Bakar.

Perjuangan Izatun Nasyiah, Siswi SMAN 2 Abdya Raih Cita-cita

Abu Bakar juga menguraikan, selain berasal dari keluarga kurang mampu, Izatun juga menderita penyakit gangguan lambung, yang menyebabkan dara itu harus mengkonsumsi obat lambung. Akibatnya, postur dara itu kian bongsor. “Kami juga sudah memanggil Izatun ke ruang BK. Tanpa bermaksud menyinggung perasaannya, kami tanyakan, jika ada sepeda, apakah Izatun mau naik sepeda untuk ke sekolah. Anak itu langsung menjawab sangat mau,” urainya.

Untuk itu, atas dasar ingin membantu anak didiknya menempuh pendidikan dalam meraih cita-cita, para dewan guru SMAN 2 Abdya, sepakat mengumpulkan donasi untuk membeli sepeda Izatun. “Alhamdulillah, donasi sudah terkumpul. Sepeda juga sudah kita beli dan kita serahkan kepada Izatun. Mudah-mudahan cita-citanya tercapai. Amiiin Ya Allah,” harap Abu Bakar, dengan mata berkaca-kaca. WASPADA.id/Syafrizal

  • Bagikan