Refleksi 27 Tahun Tenggelamnya KMP Gurita Di Perairan Balohan Sabang

  • Bagikan
Inilah gambar KMP. Gurita yang tenggelam di perairan Ujung Seuke Balohan Sabang pada hari jumat, tanggal, 19 Januari 1996 sekira pukul 20.30 wib. (Waspada/Ist)
Inilah gambar KMP. Gurita yang tenggelam di perairan Ujung Seuke Balohan Sabang pada hari jumat, tanggal, 19 Januari 1996 sekira pukul 20.30 wib. (Waspada/Ist)

Refleksi 27 tahun tenggelamnya kapal ferry milik PT. ASDP KMP. Gurita bertepatan tanggal 19 Januari 1996, kini sudah 27 tahun silam.

Tidak terasa hari berlalu terus, kini sudah 27 tahun saatnya kita mengenang kembali peristiwa tenggelamnya kapal penyeberangan itu.

Peristiwa yang memilukan itu terjadi di sekitar ujung seuke Balohan atau sekitar 5-6 mil dari teluk Balohan, 3 hari menjelang bulan Ramadhan. Saat itu kapal KMP. gurita bertolak dari pelabuhsn Malahayati Krung Raya Aceh Besar menuju pelabuhan Balohan Sabang sekira pukul 18.45 Wib dengan membawa 378 penumpang yang sarat dengan mobil pengangkut barang tersiar kabar kapal tersebut tenggelam sekitar pukul 20.30 wib. Waktu itu memang cuaca dan badai sedang ektrim membuat naas kapal KMP. Gurita, karena hilang keseimbangan alhasil kapal itupun tenggelam ke dasar laut.

Menurut data yang dihimpun sekitar 378 penumpang harus berjuang menyelamatkan diri, namun yang berhasil selamat sekitar 40 orang yang lain 54 orang ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi dan selebihnya tenggelam bersama kapal Ferry KMP Gurita yang malang itu. Korban yang meninggal pada umum warga Sabang.

Dahulu KMP. Gurita merupakan satu-satunya alat transportasi laut yang menghubungkan pelabuhan Balohan dengan pelabuhan Malahayati Krung Raya Kab. Aceh Besar.

Data Kapal Fery KMP Gurita Tipe Roll on – Roll off (Roro), panjang 32,45 meter, lebar 7,82 meter, tinggi 2,54 meter. Panjang ukuran tempat parkir 2,30 meter. Tahun pembuatan 1970, tempat pembuatan Bina Simpaku, Tokyo, Jepang. Berat 196,08 Ton, kapasitas penumpang 210 orang.

Setiap tanggal 19 Januari ahli waris korban tenggelamnya kapal gurita itu mengadakan acara tahlilan untuk arwah yang telah syuhada. Begitu juga halnya Nahkoda kapal Ferry memperingati peristiwa yang memilukan itu dengan tabur bunga di ujung seuke teluk Balohan dilanjutkan dengan tahlilan, samadyah dan doa bersama di atas kapal.

Tentunya kita semua juga ikut berdoa agar peristiwa 19 Januari 1996 tidak terulang lagi. Kita juga bersyukur saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Aceh dan Pemko Sabang terus berusaha memberikan pelayanan angkutan penyeberangan Balohan – Ulee Lheu Banda Aceh dengan baik. Kapal ferry jenis roro KMP. BRR dan KMP aceh Hebat dengan tahun buatan baru berukuran besar. Sehingga penumpang merasa nyaman selama berada di atas kapal penyeberangan. WASPADA.id/T. Zakaria Al Bahri

  • Bagikan