Tahun Depan Bukan Satu Kepastian

- Aceh
  • Bagikan
Tahun Depan Bukan Satu Kepastian

USTAZ Suardi Pohan, Khatib Salat Sunat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah di Masjid Al Iman, Jontor. (Waspada/Khairul Boangmanalu)

SUBULUSALAM (Waspada): Bertemu kembali ramadan tahun depan dengan berbagai keistimewaannya, bukan satu kepastian. Namun bermohon kepada Allah agar bisa dipertemukan, patut disampaikan.

Demikian Ustaz Suardi Pohan, dalam Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1445 H di Masjid Al Iman, Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Rabu (10/4).

Dikatakan, sejumlah amalan sunat yang hanya ada di bulan ramadan, seperti salat sunat tarawih hingga kewajiban membayar zakat fitrah adalah bagian dari ibadah yang imbalannya menghapuskan dosa-dosa terdahulu.

Karena itu, idealnya momen ramadan harus dimanfaatkan lebih maksimal untuk mendekatkan diri dan mohon ampunan dari Allah SWT.

Ajak jamaah tingkatkan ketakwaan kepada Allah, umat Islam disebut merasa berbahagia karena sempurna melaksanakan semua ibadah yang ada dalam ramadan. 

Lalu bersedih, karena ramadan meninggalkan kita, namun tak ada jaminan bahwa kita akan masih hidup ramadan mendatang. 

Dikatakan, keistimewaan ramadan berupa kewajiban berpuasa akan menghasilkan insan yang bertakwa, satu predikat atau tingkatan paling tinggi di hadapan Allah SWT.

Kewajiban berpuasa, juga kewajiban orang-orang terdahulu, tak kecuali salat tarawih, jelas Suardi, kata Allah SWT dapat menghapus dosa-dosa terdahulu. Karenanya, orang yang berpuasa dan bertarawih didasari iman dan takwa, pasti diampuni dosa-dosa yang telah lalu. 

Suardi, salah seorang Guru di DMT Pondok Pesantren Subulussalam ini mengatakan, orang yang tergolong beruntung pasca ramadan adalah mereka yang selama bulan ramadan konsisten menunaikan ibadah fardu, salat sunat tarawih dan amalan sunat lainnya serta menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah untuk pembersih diri. Puasa juga disebut sebagai sarana menempa diri agar menjadi insan yang akan lebih baik. (b17)

  • Bagikan