Ibadah Haji Bukti Persatuan Umat Islam

  • Bagikan
Anggota MPU Aceh Besar Dr. Tgk. Abdurrazak, Lc. (Waspada/Ist)
Anggota MPU Aceh Besar Dr. Tgk. Abdurrazak, Lc. (Waspada/Ist)

ACEH BESAR (Waspada): Anggota MPU Aceh Besar Dr.Tgk.Abdurrazak, Lc mengatakan, Allah Swt mensyariatkan ibadah haji tidak hanya sebatas tentang ibadah biasa, namun lebih dari itu, ibadah haji justru sebagai bukti persatuan dan kejayaan Islam, serta bukti kekompakan pemeluknya.

Selain itu, kata dia, Ibadah haji juga sebagai ajang tukar pendapat satu suku dengan suku lainnya, satu negara dengan negara lainnya. Ketika sudah berada di Baitullah, tidak ada perbedaan antar umat Islam, semuanya sama-sama sebagai hamba Allah dengan tujuan yang sama pula.

Dr Tgk Abdurrazak Lc, menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Babussalam Lamteungoh, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, (26/05/23) bertepatan dengan 6 Dzulqaidah 1444 H.

Dikatakan, ketika melaksanakan ibadah haji, umat Islam tidak dibedakan lagi dengan berbagai identitas yang mereka miliki, karena itu sangat disayangkan bila semua umat Islam lupa dan tidak mengetahui manfaat dan hikmah luar biasa ini, ujarnya.

Tgk Abdurrazak menjelaskan, hikmah disyariatkan haji sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ibadah lain, seperti shalat jamaah, shalat Jumat, dan dua shalat hari raya, yaitu menguatkan persatuan umat Islam. Islam menginginkan adanya ibadah yang bisa menghilangkan sekat kaya-miskin, tampan-jelek, kulit putih, kulit hitam, serta sekat lainnya. “Di sisi Allah Swt, semuanya sama. Oleh karenanya, tentu adanya ibadah-ibadah tersebut tidak lantas mempersatukan umat Islam secara mayoritas,” tegas Pimpinan Dayah Daruzzadin, Aceh Besar ini.

“Ibadah itu hanya bisa mempersatukan umat Islam di tempat mereka masing-masing. Tentu tidak dengan ibadah haji. Ibadah yang satu ini mampu menampung semua umat Islam yang telah memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk bersatu dalam satu baris dan satu tempat,” katanya.

Syekh Ali Ahmad al-Jarjawi menulsi dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh, bahwa Allah Swt mensyariatkan ibadah haji agar umat Islam dari seantero negeri bersatu dan berkumpul di satu tempat yang sama, mengesampingkan semua perbedaan yang ada, mulai dari suku, budaya, negeri, mazhab dan lainnya. Mereka semua berkumpul di atas satu nama, yaitu Islam, sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman:

Artinya, “(Wahai Ibrahim), serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (QS Al-Hajj: 27).

Karena itu, urai Tgk Abdurrazak, ketika semua umat Islam dari berbagai tempat telah berkumpul di Makkah, maka akan tercipta darinya hubungan erat dan timbulnya kasih sayang antar satu dengan yang lainnya. Dari Indonesia akan mengenal orang Arab, begitupun sebaliknya. Orang Turki akan mengenal orang India, pun sebaliknya. Orang Barat akan mengenal orang Timur dan seterusnya.

Menurutnya, dengan ibadah haji akan sangat tampak umat Islam bagaikan saudara dari ayah dan ibu yang sama. Akan tercipta sebuah hubungan yang diikat oleh agama Islam dan tidak akan bisa dipisahkan oleh perbedaan ras dan suku, budaya dan bangsa. “Tidak sebatas itu, akan terwujud perkumpulan di bawah naungan agama Islam, dengan satu ibadah, satu bacaan, dan satu tujuan, yaitu meraih ridha-Nya. Jamaah haji juga bisa berbagi kisah-kisah inspiratif dari negara mereka masing-masing, berbagi cerita perkembangan Islam dan peradaban,” tambahnya.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini mengharapkan umat Islam yang melaksanakan ibadah haji tahun ini, tidak hanya sebatas ingin menunaikan kewajiban belaka, namun lupa hikmah dan manfaat luar biasa yang ada di dalamnya. Seharusnya jamaah haji mengaktualkan semangat persaudaran dan persatuan Islam di tanah suci dan dalam kehidupan sehari-hari. (b02)

  • Bagikan