Cara Warga Abdya Meriahkan Maulidurrasul

  • Bagikan
Menara Buah atau Hidangan Buah, mewarnai peringatan Maulidurrasul, di Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Foto direkam Kamis (23/11) lalu.Waspada/Syafrizal
Menara Buah atau Hidangan Buah, mewarnai peringatan Maulidurrasul, di Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Foto direkam Kamis (23/11) lalu.Waspada/Syafrizal

Maulidan Nabī atau sering juga disebut Maulidurrasul, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang menurut tradisi sebagian sunni jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Kata maulid atau milad bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah wafatnya Nabi Besar Muhammad SAW.

Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Muhammad SAW, dengan harapan mengharapkan ragam syafaat dan keuntungan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Dalam sebuah hadits Nabi SAW pernah bersabda :‎ “Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) hari kelahiranku, maka aku akan memberinya ‎syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk ‎memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar ‎gunung fi sabilillah”.‎

Demikian juga Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq pernah berkata : ‎“Barangsiapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi SAW, ‎akan menjadi temanku masuk surga”.‎

Sahabat Umar Bin Khatthab berkata :‎ ‎“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, berarti telah ‎menghidupkan Islam”.‎

Demikian juga Sayyidina Ali Bin Abi Thalib mengatakan : “Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, apabila pergi ‎meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.‎

Dengan besarnya pahala dan syafaat yang dijanjikan, mayoritas umat Islam di muka bumi, selalu ‎melahirkan rasa cintanya kepada Nabi dan mengagungkan hari kelahiran Nabi, dengan cara-‎cara yang terpuji. Seperti pada tiap-tiap malam Senin atau malam Jumat mengadakan jamaah ‎membaca kitab Al-Barzanji, shalawat maulud, ada pula yang menyediakan tabungan ‎yang berwujud uang hasil tanaman, untuk kepentingan memperingati ‎kelahiran Nabi SAW.‎

Demikian juga dengan di Indonesia pada umumnya, khususnya di wilayah Provinsi Aceh, lebih khusus di Aceh Barat Daya (Abdya), memperingati Maulidurrasul merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan warga ‘Nanggroe Breuh Sigupai’.

Peringatan Maulidurrasul dilaksanakan warga Abdya, dengan ragam kegiatan. Mulai dari pengajian-pengajian, hingga kenduri makan bersama.

Seperti halnya di Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Kamis (23/11) lalu, ratusan warga yang berdomisili di kawasan pinggiran ‘Bumoe Teungku Peukhan’ itu, mengadakan kenduri besar-besaran dalam menyambut hari kelahiran Penghulu Alam Nabi Besar Muhammad SAW.

Bertempat di Masjid Nurul Huda, Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, dalam menggelar kenduri besar itu, masyarakat Desa Mesjid mengundang ratusan masayarakat lainnya dari desa tetangga, untuk mencicipi hidangan, juga sambil melantunkan sholawat kepada Junjungan Alam Nabi SAW.

Disamping kenduri makan dengan ragam lauk pauk, peringata Maulidurrasul di Desa Mesjid hari itu, juga dihiasi puluhan Menara Buah atau Hidangan Buah, yang akan dibawa pulang para tamu undangan maulid dari desa-desa tetangga.

Kepala Desa Mesjid, Kasman dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas dukungan dan pertisipasi masyarakat, yang telah bersama-sama mensukseskan perayaan salah satu hari besar Islam ini. “Sebagai umat Islam, kita mesti memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam setahun sekali kita baru dapat melaksanakan perayaan seperti ini. Sudah sepantasnya kita bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan dan rizki dari Allah SWT ,” katanya. WASPADA.id/Syafrizal

  • Bagikan