Adab Muslim

Oleh Dr Nada Sukri Pane

  • Bagikan
<strong><em>Adab </em></strong><strong>Muslim</strong><strong></strong>

Dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim adalah pewaris nabi. Sikapnya harus berdasarkan Al Quran dan hadis. Caranya bekerja dan beribadah jangan melanggar apa-apa yang telah ditentukan Allah dan Rasul. Keperibadian dan sikapnya harus mampu sebagai teladan. Berusaha menampilkan adab yang baik sekaligus menjauhi sikap yang menimbulkan fitnah. Pokoknya, jangan berbuat tercela. (evil human).

Sebaiknya seorang Muslim meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan dan ibadah. Karena Rasul di utus untuk memperbaiki akhlak umatnya. Aisyah RA mengatakan bahawa sikap Rasul adalah Al Quran. Allah SWT berfirman; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al Ahzab: 21).

Berikut ini lima adab Muslim yang disukai oleh Allah; Pertama, Al-Muttaqin. Yakni, takwa. Dapat diartikan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Takwa selalu menjauhkan diri dari makanan haram. “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu (QS. At-Taghabun: 16).

KeduaAl-Muqsithin. Yakni adil. Seorang Muslim hendaklah dapat berlaku adil dalam mengambil keputusan, menjawab permasalahan keluarga dan masyarakat dalam berbagai keadaan dan kesempatan. Sebagaimana firman Allah: “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Maidah: 8).

KetigaAl-Mutathahhirin. Yakni bersih, suci, terhindar dari kotoran. Seorang Muslim harus hidup bersih, menyukai kebersihan, bersih lahir bathin dalam penampilan, pikiran dan hati. Karena Allah melarang mendekati yang kotor dan menyukai orang yang suci. Sebagaimana Firman Allah; “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222). 

  Keempat, Ash-Shabirin. Yakni sabar. Seorang Muslim hendaklah mampu menahan diri tetap tenang dan tidak mudah marah ketika menghadapi  masalah. Sabar ini memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya (Shihab, 2013). “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Albaqarah: 153).

Kelima, Al-mutawakilin. Dapat diartikan berserah diri, bersandar. Ketika telah berusaha keras kemudian menyerahkan semuanya pada Allah. Yakin bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik. Tiada daya upaya selain kepada Allah; “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya.” (QS. Ali Imran: 159).

Keenam, lemah lembut. Muslim harus memiliki akhlak mulia berlaku lemah lembut dan tak suka mengusik orang lain dalam berbagai kesempatan dan keadaan. Muslim lemah lembut, memancarkan aura mengundang simpatisan. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159).

Seorang Muslim atau keluarga Muslim dapat tinggal di manapun, walau di negeri asing. Karena pribadi dan sikapnya sungguh mulia dan mengagumkan. Kehadiran mereka membuat lingkungan bahagia dan nyaman, tak ada yang takut dan terancam. Bahkan Muslim kadang membantu tetanga yang kesulitan. Sungguh adab seorang Muslim sangat menawan, disenangi seluruh alam.

(Guru SMAN 16 Medan, Alumni Doktor PEDI UIN SU)

  • Bagikan