Dalam 15 Menit, Kebrutalan Israel Di Gaza Renggut 1 Jiwa Anak

  • Bagikan
Dalam 15 Menit, Kebrutalan Israel Di Gaza Renggut 1 Jiwa Anak
Anak-anak kian banyak menjadi korban serangan Israel. reuters/Lat

JAKARTA (Waspada): Save the Children pada Selasa (17/10) menuntut “gencatan senjata segera,” di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, Palestina. Organisasi Amal untuk Anak-Anak ini memperingatkan bahwa jumlah korban di Gaza akan meningkat seiring dengan habisnya air.

“Lebih dari 1.000 anak dilaporkan tewas dalam 11 hari serangan udara di Gaza, satu anak setiap 15 menit dan sepertiga dari total korban jiwa di Gaza adalah anak-anak,” kata badan amal yang berbasis di Inggris itu dalam pernyataannya, seperti dilansir Anadolu.

Mengenai “situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan” di Gaza, yang dikepung total militer Israel, Save the Children mencatat peringatan tentang air bersih pada Senin (16/10) oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk warga Palestina di timur. “Masyarakat, terutama anak-anak, akan segera meninggal karena dehidrasi,” kata UNRWA.

“Air hampir habis dan waktu hampir habis untuk anak-anak Gaza,” kata Jason Lee, direktur kantor Save the Children’s Palestine. “Tanpa berakhirnya pertempuran, tanpa gencatan senjata, ribuan nyawa anak-anak berada dalam bahaya,” lanjutnya.

Mengenai laporan yang mengatakan bahwa pemerintah Israel melanjutkan pasokan air pada Minggu ke Gaza selatan, LSM tersebut mengatakan bahwa pompa air yang bergantung pada listrik tidak berfungsi selama empat hari tanpa listrik di Jalur Gaza.

“Pagi ini, PBB memperingatkan bahwa semua rumah sakit di Gaza diyakini hanya memiliki sisa bahan bakar sekitar 48 jam untuk mengoperasikan generator cadangan, sehingga ribuan pasien, termasuk anak-anak, berada dalam risiko,” tambahnya.

Pengeboman dan blokade Israel terhadap Jalur Gaza berlanjut hingga berhari-hari setelah konflik dengan kelompok militan Hamas, dengan lebih dari 1 juta orang mengungsi, di mana jumlah itu hampir setengah dari populasi Gaza, menurut UNRWA.

Pertempuran dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup ribuan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk membasmi Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 4.400 orang tewas dalam konflik bersenjata tersebut, termasuk sedikitnya 3.001 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.(cnni)

  • Bagikan