Dunia

Oleh Dr Nada Sukri Pane

  • Bagikan
<strong>Dunia</strong>

Aku adalah pendahulu kalian. Aku saksi kalian. Demi Allah, aku sekarang melihat telagaku. Aku diberi kunci gudang-gudang Bumi atau kunci-kunci Bumi. Dan demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan syirik setelah aku mati, tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan Dunia” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak dibawa mati. Mungkin akhirat adalah fana sekarang, tapi setelah kita mati, barulah kita tahu bahwa dunia itu yang fana dan akhirat itu yang nyata, kekal abadi selama-lamanya. Karena dunia itu ibarat singgah istirahat sejenak dibawah pohon, dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju kampung Akhirat, 

Ada beberapa hal yang membuat Dunia mampu menenggelamkan manusia dalam kehancuran yakni; Pertama, mencintai dunia berlebihan. Mereka mengejar dunia siang malam mati-matian tak pernah merasa puas. Padahal, Rasul SAW sudah memberi isyarat; “Jika Anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya dia akan mencari lembah yang lain lagi” (HR. Tirmizi).

Kedua, Allah SWT melaknat dunia dan membencinya. Siapa mencintai mencintai Dunia lupa Akhirat, maka Allah akan melaknat dan membencinya. Kecuali dia bijak menggunakan Dunia sekedar tempat mengumpulkan bekal untuk Akhirat. Ad Daylami meriwayatkan hadis yang menyatakan, dosa besar yang paling besar adalah cinta Dunia. ”Cinta dunia adalah biang kerok semua kesalahan” (HR. Baihakki).

Ketiga, mencintai dunia akan menghalangi seseorang dari urusan Akhirat. Cinta dunia bisa merintangi mereka menjalankan ibadah dan tak sempat berbuat amal kebaikan. Karena waktu dan usianya dihabiskan hanya mengejar dunia. Padahal; “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan Dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya Akhirat itulah negeri yang kekal” (QS. Al Mukmin: 39).

Keempat, pencinta Dunia disiksa berat dalam tiga tahapan. Di Dunia tersiksa dengan berbagai kepayahan dalam mencarinya, di alam kubur merasa sengsara karena harta dunia yang telah dicarinya tidak dibawa serta. Dan di alam akhirat, dia akan dihisab berbagai rajam yang menyakitkan. Kemudian dicampakkan ke dalam Neraka yang api menyala-nyala.

Dalam kitab Bahr ad-Dumu’ karya Ibnu Al Jauzi, dikisahkan bahwa suatu ketika Nabi Isa as dan para pengikutnya melewati sebuah desa. Beliau mendapati seluruh penduduknya telah mati. Kondisi mereka benar-benar mengenaskan. Jasad-jasad mereka bergelimpangan dan wajah-wajah mereka terlumuri kotoran binatang. Beliau penasaran ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi?

Nabi Isa as lalu berkata kepada para pengikut setianya (hawariyun), “Wahai para hawariyun, sungguh mereka mati karena kemurkaan Allah. Karena, andaikata mereka mati karena keridhaan-Nya, tentu mereka akan saling menguburkan.” Mereka berkata, “Wahai Nabiyullah, kami sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, mengapa mereka demikian? 

Nabi Isa as pun berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Isa as, “Jika malam tiba, serulah mereka, niscaya mereka akan menjawabmu.” Pada malam harinya, Nabi Isa as naik ke atas bukit dan berseru, “Wahai penduduk desa, apa sebenarnya yang terjadi sehingga kalian mati menggenaskan?!”

Tiba-tiba muncul salah satu jasad penduduk desa dan menjawab, “Kami mendengarmu, wahai Nabiyullah!” Beliau bertanya, “Apa yang terjadi pada kalian? Ceritakanlah yang sebenarnya.” Jasad itu pun menjawab, “Wahai Nabiyullah, pada saat itu kami tengah tidur terlelap dalam keadaan yang aman. Namun, keesokan harinya, kami menemukan diri kami telah hancur seperti ini.”

Nabi Isa as bertanya lagi, “Mengapa demikian?” Jasad itu menjawab; “Kami sangat mencintai Dunia. Kami juga gemar bermaksiat dan meninggalkan amar maruf nahi munkar.” Nabi bertanya lagi, “Seperti apa bentuk cinta kalian terhadap dunia?” Jasad itu menjawab, “Kami mencintai Dunia seperti anak kecil yang mencintai ibunya. Jika ibu datang, kami riang. Jika ibu pergi, kami sedih dan menangis”.

(Guru SMAN 16 Medan Alumni Doktor PEDI UIN SU)

  • Bagikan