Oemi, 45 Tahun Pegawai Federal AS

  • Bagikan

Sejak dari Indonesia, Oemi pertama bekerja di USIS Jakarta sebagai ahli perpustakaan Indonesia, kemudian pindah ke AS, melanjutkan kerja di Library of Congress Washington DC di bagian Divisi Asia Tenggara. Oemi mengabdi sebagai pegawai Federal AS selama 45 tahun sampai mencapai masa pensiun

Saya mengenal Oemi Artiningsih Schmidgall – Tellings lebih dari dua puluh tahun lamanya. Ikatan persahabatan yang sibuk dengan tugas masing-masing demi kelanjutan hidup di Amerika Serikat.

Beliau bekerja selama 45 tahun di kota Washington DC, mengabdi sebagai pegawai Pemerintah Federal di Library of Congress, Divisi Asia Tenggara. Sedangkan waktu itu saya menjadi staf Atdikbud di KBRI Washington, DC.

Banyak kenangan dan ingatan yang diambil inti sarinya bersahabat dengan Beliau, dan salah satu di antaranya sempat bertemu dengan Pemred Waspada Prabudi Said ketika keduanya berkunjung ke rumah saya di Alexandria, Virginia.

Oemi amat senang membaca Waspada di kantornya, sebagai surat kabar perjuangan Sumut, serta kagum atas tulisan Mohammad Said dan sepak terjang wartawan wanita, Ani Idrus. Beliau juga memasukkan beberapa jadul buku karya H.Mohammad Said ke dalam daftar buku Library of Congress, termasuk buku Atjeh Sepanjang Abad dan Apa Itu Revolusi Sosial Di Sumatra Timur.

Juga terdapat di rak buku perpustakaan terbesar di AS itu buku Berita Peristiwa 50 & 60 Tahun Waspada karya Prabudi Said.

Bersuamikan A. ED.Schmidgall-Tellings, bangsa Indonesia keturunan Belanda, seorang penulis/pengajar/penterjemah yang anti Belanda, dikenal oleh teman-temannya staf pengajar di beberapa universitas terkemuka di AS sebagai seorang penterjemah yang aktif dari bahasa Indonesia dan Belanda ke Bahasa Inggris.

Sejak dari Indonesia, Oemi pertama bekerja di USIS Jakarta sebagai ahli perpustakaan Indonesia, kemudian pindah ke AS, melanjutkan kerja di Library of Congress Washington DC di bagian Divisi Asia Tenggara. Oemi mengabdi sebagai pegawai Federal AS selama 45 tahun sampai mencapai masa pensiun.

Salah satu tugas penting yang disenanginya adalah jika Presiden AS akan berkunjung ke Indonesia, seluruh staf di Indonesian Desk harus secara “detail” mempersiapkan semua keterangan-keterangan lengkap tentang Indonesia, termasuk untuk pejabat-pejabat tinggi AS seperti anggota Congress/Senator.

Library of Congress memiliki data lengkap. Juga buku-buku yang kita tidak pernah lihat/membacanya di Indonesia, “you name it” semua ada di Library of Congress. Luar biasa!

Sebelum wafat, Ed Schmigall-Tellings bersama dengan Prof. Alan M. Stevens, pengajar dari NYU sedang membuat kamus A Comprehensive: Indonesian-English Dictionary, hasil dari 20 tahun penelitian Ed Tellings dan Prof. Stevens.

Namun dengan wafatnya Ed Tellings tidak melumpuhkan semangat, dan dengan bantuan Oemi yang disebutkan oleh Prof, Stevens didalam “Preface” kamus tersebut, maka kamus tebal itu bisa diterbitkan.

Uniknya kamus ini adalah kamus yang bisa dipelajari oleh orang-orang asing dengan juga arti dari bahasa yang digunakan sehari-hari, istilahnya dan maksud dari ucapan tersebut. Penelitian yang memakan waktu 20 tahun tersebut bukan sedikit dalam mengenalkan bahasa Indonesia yang punya ragam istilah sehari-hari.

Indonesia cukup kaya dengan perbendaharaan kata-kata bahasa Indonesia, seperti halnya Bhinneka Tunggal Ika. Belum lagi dengan bahasa daerah.

Ketika peluncuran Kamus ini, pada tahun sembilan puluhan, KBRI Washington DC memberikan penghormatan kepada Almarhum Ed Tellings, Prof. Stevens dan Oemi Tellings, dengan mengundang sejumlah tokoh/staf pengajar universitas terkemuka. Cukup lumayan yang hadir yang turut bangga dengan adanya kamus ini.

Hari ini, 30 Januari 2022, Oemi Schmidgall-Tellings meninggalkan dunia yang fana ini, “Rest In Peace”, sahabatku Mbak Oemi. Selamat jalan. Jasamu bersama Om Ed memperkenalkan Bahasa Indonesia tetap akan kita ingat. (Alexandria, Virginia, 30 Januari 2022). WASPADA

Penulis adalah Mantan Pengajar FSI-CIS.

  • Bagikan