Saling Menghormati

  • Bagikan

Dan Apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah (penghormatan itu) dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu” (QS An-Nisaa’: 86)

Kesadaran untuk mengetahui hakikat diri adalah hal yang sangat penting untuk kita pahami, agar kita bisa menghargai orang lain sehingga tidak sembarangan mencaci apalagi membully. Sebab, boleh jadi orang yang dicela itu lebih mulia di sisi Allah,  dan boleh jadi dia lebih banyak amal kebaikannya, boleh jadi dia lebih bertakwa.

Dan tidak ada yang menjamin seseorang akan selalu lebih baik kondisinya dari orang lain. Kita tidak bisa anggap remeh terhadap level ekonomi yang kita anggap di bawah. Tidak mustahil orang yang sebelumnya kaya bisa jadi mendadak hilang hartanya.

Orang yang punya jabatan tinggi, bisa lengser seketika. Orang yang tadinya mulia kedudukannya, bisa jadi nanti masyarakat merendahkannya. Sehingga, tidaklah pantas seseorang merasa jumawa, merasa dirinya lebih baik dari orang lain sehingga mencela dan merendahkannya.

Pentingnya kita untuk saling menghormati agar sesama manusia bisa menunjukkan peradaban yang sesuai dengan nilai-nilai Islami. Sebaliknya jika kita orang suka meremehkan, melecehkan apalagi membully, maka itu seburuk-buruknya iman. Sebab mencaci manusia berarti sama saja dengan mencaci ciptaan Allah SWT.

Bukankah semua manusia sama dalam pandangan Allah, perbedaannya hanya dari segi keimanan dan ketaqwaan saja. Apalagi dalam ajaran agama Islam juga disebutkan bahwa sesama Muslim itu adalah bersaudara.

Namun, fenomena mencaci dan membully di media-media sosial saat ini sudah banyak terjadi. terutama pada kalangan remaja, bentuk-bentuk bully yang ada pada generasi millenial saat ini kian mengancam mental anak didik. Bully yang semakin beragam, sehingga sangat sulit untuk memahami, sekaligus untuk mengatasinya. 

Ada yang bersekongkol untuk mencemooh seseorang, ada juga yang melakukan perkumpulan (gang) untuk membully kelompok lain. Yang lebih parah lagi ada yang melakukan bully dengan cara memaksa sampai merampas hak seseorang.

Orang yang suka mencaci juga adalah wujud dari kesombongan seseorang. Sebab ia mencaci karena merasa lebih baik dari yang dicacinya sendiri. Tentu hal ini sangat tidak disukai oleh Allah SWT.

Firman Allah dalam Al-Qur’an: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka Bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diriDan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai” (QS.  Lukman : 18-19).

Cukup jelas ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki sikap sombong tidak akan disukai oleh Allah SWT dengan kadar tersebut, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dia tidak akan masuk Surga. Apalagi kalau kesombongan tersebut sebesar batu. Apalagi kalau sebesar gunung. Apalagi kalau dadanya penuh dengan kesombongan.

Kita harus kembali kepada ajaran Islam, bahwa setiap Mukmin bersaudara. Jadi salah satu bukti orang itu beriman adalah tidak saling mengolok, menghina, membully yang menyudutkan harkat dan derajat manusia. Agama Islam pembawa kedamaian. media pemersatu itu adalah melalui tauhid. Manusia tidak boleh sombong dan jangan pernah lupa dengan kodratnya. Manusia bisa saja memburu atau menjadi orang berprestasi, tapi jangan pernah melecehkan manusia yang lainnya.

Maka hentikan kebiasaan saling mencela, saling menghina, saling mengolok-olok, dan saling memanggil dengan gelar dan julukan yang buruk. Hormatilah orang lain karena penghormatan itu akan membawa dampak positif kepada diri kita sehingga kita menjadi orang yang bertakwa. (Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu “Darul Mursyid”/PDM Kab. Tapanuli Selatan)

Penulis: Oleh Tantomi Simamora
  • Bagikan