Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba

  • Bagikan
Unit Reskrim Polsek Siantar Martoba Polres Pematangsiantar mengamankan 25 bal narkotika jenis ganja tak bertuan di Jl. Tangki Bawah, Kel. Nagapita, Kec. Siantar Martoba, Rabu (1/11) pukul 01:30.(Waspada-Ist).
Unit Reskrim Polsek Siantar Martoba Polres Pematangsiantar mengamankan 25 bal narkotika jenis ganja tak bertuan di Jl. Tangki Bawah, Kel. Nagapita, Kec. Siantar Martoba, Rabu (1/11) pukul 01:30.(Waspada-Ist).

Perputaran ekonomi dari sektor bisnis ilegal melejit di Kabupaten Asahan. Aromanya menyengat hingga ke desa-desa. Tapi, ironinya, polisi dibuat “tak berdaya”.

———

ANDA PENGGILA JUDI dan penikmat narkoba? Di Kisaran, tempat-tempat hiburan malam, permainan judi toto gelap (togel), dan judi online, tak sulit ditemui! Kehidupan kota yang berada di Jalan Raya Lintas Sumatra dan jalur Kereta Api Trans Sumatra Divre I Sumut—Aceh, ini sedikit bebas ala-ala kota metropolis.

Gaya hidup sebagian warganya masih menggandrungi pernak-pernik dunia gemerlap (dugem) atau clubbing ke diskotek, KTV room kelab malam sambil menikmati narkoba dan bisnis perjudian.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Masjid Agung Kisaran di seberang kantor Bupati Asahan hanya sekitar 150 meter dari kompleks Graha Kisaran yang diduga tempat perjudian dan kehidupan malam. Waspada/R Anwar

Lihat saja aktivitas di jantung kota ini, sekitar 200-an meter dari Masjid Agung H Ahmad Bakrie Kisaran, tumbuh pusat-pusat hiburan malam yang di dalamnya diduga dijadikan tempat mangkal para penggila judi online tembak ikan, togel, dan transaksi narkoba.

Salah satu tempat yang paling tren adalah “V” Bistro & Karaoke di kawasan Komplek Graha Indah, Jalan lintas Sumatra, berhadap-hadapan dengan terminal di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kisaran, Asahan.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Kolase. Masuk gerbang kota Kisaran dari arah Medan, hati-hati ruas jalan bergelombang dan agak berlubang, ada tanjakan jembatan, tikungan lapangan golf Bakrie Bunut, sampai di depan Masjid Agung Kisaran yang berhadapan dengan kantor Bupati Asahan, disambut Tugu Adipura. Waspada/R Anwar

Informasinya, tempat hiburan KTV Private Entertainment ini buka 24 jam. Sedangkan kelab nya, yang menyuguhkan Live Music DJ buka dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.

Sewa room KTV di tempat ini dibaderol dengan harga Rp500.000,- Itu sudah termasuk minuman bir hitam dan putih. Tapi, jika ingin memesan teman wanita untuk mendampingi bernyanyi, harganya beda lagi, di luar sewa room. “Ya, sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu lah. Mereka biasanya dipesan dari luar,” kata seorang pengunjung.

Sedangkan tarif masuk di kelab “V” perorangnya dikenakan biaya Rp50.000,- Setelah masuk, pengunjung diberikan tiket dan tangannya distempel. Di dalam kelab, tiket itu bisa ditukarkan dengan minuman.

Waitress di kelab itu, biasanya, juga menawarkan wanita untuk “teman minum” sembari menikmati dentuman musik house yang menggelegar hingga menjelang subuh. Jika ingin membeli inex, kaki tangan para bandar juga berseliweran di arena hiburan seperti ini.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Salah satu kafe terkemuka di Kota Kisaran, Kafe Hasturi Jalan Pabrik Benang. Waspada/R Anwar

Kota Kisaran memang telah mengalami modernisasi sejak satu dasawarsa belakangan. Kafe-kafe yang dilengkapi live music dan minuman kopi sekelas kedai kopi dunia—menggunakan mesin kopi pengepres bijih kopi arabika—tumbuh padat di Kisaran.

Kota penuh legenda di abad XVII ini, kini dihuni sekitar 143.235 jiwa penduduk (sensus tahun 2021) terbagi dalam dua kecamatan yaitu Kota Kisaran Barat 60.724 jiwa dan Kota Kisaran Timur 82.511 jiwa.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Bangunan tua di Pusat Kota Kisaran. Waspada/Ramadan MS

Mayoritas penduduk Kisaran menganut agama Islam (83,65%), Kristen 11,33% (Protestan 10,57% dan Katolik 0,76%), Buddha 4,46%, Hindu 0,07%, Konghucu dan lainnya 0,49%.

Agama Islam dianut sebagian besar warga Jawa, Batak Mandailing, dan Angkola, Melayu, Minangkabau, Banjar, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian Tionghoa.

Sedangkan Agama Buddha dan Konghucu umumnya adalah warga Tionghoa yang kebanyakan bermukim di kecamatan Kota Kisaran Barat. Di kota ini (tahun 2021), terdapat 81 masjid, 85 musala, 36 gereja Protestan, dan 9 vihara.

Ketika waspada.id melintas di depan salah satu pusat hiburan malam di Kisaran, Selasa (7/11) pukul 22.15 WIB, sejumlah pekerja kelab malam tampak duduk santai bergembira sambil mengobrol di depan gedung tiga pintu—bertingkat tiga—yang disatukan menjadi pusat hiburan. Mereka tengah menununggu pelanggan aktif.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Suasana malam di kawasan kafe Jalan Protokol Imam Bonjol, Pangkal Titi, Kisaran. Waspada/R Anwar

“Di dalam gedung itu ada room karaoke, hall untuk diskotek, judi online tembak ikan, dan roof top untuk pengunjung yang ingin sekadar makan dan minum. Ini kamuflase saja,” kata Andrean CP, 48, warga pendatang di Kisaran.

Andre bilang, ia mengaku beberapa kali “dugem” di area itu, tak perlu waktu lama untuk mendapatkan sebutir pil ekstasi atau satu jie (gram) bubuk kristal narkoba jenis sabu-sabu. Harga pil ekstasi itu beragam mulai dari Rp100 ribu hingga 200 ribu perbutir.

Sedangkan sabu-sabu pergramnya dijual sekitar Rp1 jutaan. “Ada uang, ada barang. Penjualnya juga oknum aparat,” cerita Andre tanpa menyebut kesatuan aparat itu.

Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Jenis narkoba ini berisiko tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan ketergantungan, over dosis, hingga kematian.

Ekstasi dapat berbentuk tablet, pil, serta serbuk. Di kalangan pecandu, nama lain dari psikontropika jenis ini adalah inex.

Sementara methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Sabu-sabu tersedia dalam bentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit.

Sama seperti efek narkoba pada umumnya, penyalahgunaan sabu-sabu juga bisa meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS. Selain itu, efek psikologis seperti paranoid, cemas, bingung, sulit tidur, dan berperilaku kasar juga biasanya dialami oleh pengguna sabu-sabu.

Di Asahan, sindikat narkoba ini diduga kuat memiliki jaringan dengan Aceh dan Malaysia. Barang-barang haram ini dipasok dari Selat Malaka lewat puluhan bahkan ratusan “pelabuhan tikus” di pesisir Aceh dan Sumatra Utara (Tanjung Balai dan Asahan).

Banyaknya peminat warga terjun ke bisnis narkoba jenis sabu-sabu ini karena upah yang didapatkan lumayan besar. “Kurir sabu-sabu itu bisa menerima bayaran hingga Rp50 juta rupiah perkilogramnya,” ungkap sumber waspada.id di Kisaran.

Baru-baru ini, pada 19 Oktober 2023, Polisi Asahan menangkap tiga pria asal Madura yang menyelundupkan narkoba jenis sabu dari Malaysia lewat perairan bakau di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Semalam Di Kisaran; Terpuruk “Dikepung” Judi Dan Narkoba
Kapolres Asahan  AKBP Rocky Hasuhunan, didampingi Kasi Humas  Iptu Defi Endah Susanti, saat paparan kasus pengamanan Narkoba empat kilogram SS dengan tiga tersangka, beberapa waktu lalu. Waspada/Ist

Awalnya Polres Asahan mengamankan NT, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari Malaysia menumpang kapal nelayan pada 19 Oktober 2023. NT adalah  warga Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura.

Modus jaringan bandar narkoba ini memanfaatkan bantuan PMI yang juga orang dari Pulau Madura. “Dia dihubungi rekannya dari Madura agar membawa pulang empat kilogram sabu,” kata Kapolres Asahan AKBP Rocky Hasuhunan Marpaung kepada wartawan, Senin (6/11/2023).

Sebelumnya, Polda Sumatra Utara juga menangkap enam anggota jaringan narkoba Aceh-Medan dan menyita barang bukti 45 kilogram (kg) narkotika jenis sabu.

Keenam tersangka itu ditangkap di sejumlah lokasi di Kota Langsa, di Kabupaten Aceh Timur, dan di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (3/10/2023).

Jaringan narkoba ini, kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi,  dikendalikan seorang narapidana di Rutan Tanjung Gusta Medan. Keenam tersangka memiliki peran masing-masing dalam jaringan tersebut.

“Tersangka MM dan S berperan menjemput sabu di Simpang Opak, Kabupaten Aceh Tamiang ke Langsa. Atas perannya, MM dan S dijanjikan upah senilai Rp135 juta dari tersangka N alias Agam,” kata Kapoldasu.

Judi Online

Bagaimana permainan judi online tembak ikan? Bagi para penggemar judi, kata Andre, permainan satu ini bukan hal asing. Seperti namanya, permainan ini mengharuskan pengunjung untuk menembak ikan-ikan yang ada di layar. Banyaknya tipe ikan yang berenang di layar pengunjung juga merepresentasikan beragam tipe kemenangan yang akan diterima. “Hadiahnya mencapai jutaan rupiah,” kata dia.

Selain judi online ikan, di Kisaran dan wilayah Kabupaten Asahan, juga merebak permainan judi toto gelap (togel) yang mengekor dari judi resmi di Singapura. Sayangnya, permainan judi togel begitu massif digandrungi kaum buruh kasar dan tukang becak.

“Mereka pasang gak banyak-banyak, sekitar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu untuk dua angka di ujung. Tapi rutin setiap hari, kan, kasihan mereka. Yang jadi korban tetap warga kelas ekonomi lemah,” ungkap seorang warga Kisaran.

Menurut warga itu, leluasanya judi togel ini di Asahan diduga karena dibeking oknum aparat keamanan setempat.

Tapi, pada Oktober 2023, Tim Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sumatra Utara mengungkap praktik perjudian togel di beberapa lokasi di Kabupaten Asahan. Dari operasi itu, polisi mengamankan enam tersangka dan sejumlah barang bukti hanpdhone, 20 blok notes, ratusan lembar kertas pasang togel, buku tafsir mimpi dan uang tunai jutaan rupiah.

Para pelaku judi togel itu dibawa ke Mako Direktorat Reskrimum Polda Sumut untuk menjalani pemeriksaan hukum.

Maraknya judi dan peredaran narkoba di Kabupaten Asahan, khususnya di kota Kisaran, diduga kuat karena terorganisirnya permainan oknum aparat keamanan di sana. “Oknum aparat di sini berbagi kapling. Kalaupun ada razia, biasanya sudah dibocorkan duluan. Makanya judi dan narkoba gak pernah tuntas,” sebut sumber waspada.id.

Ya, itulah Kisaran, kota sejuta ambisi yang sejak puluhan tahun belakangan bermetamorfosa  menjadi kota hiburan malam! Kota ini, sepanjang waktu, menggelagak seiring dentuman “musik setan” yang merusak dan bikin terpuruk generasi muda. Apa kabar Forkopimda Asahan? | Ramadan MS, Rizaldi Anwar

  • Bagikan