Wanita Hamil Dan Bayi Di Gaza Minum Air Asin Gegara Israel

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Warga Jalur Gaza Palestina  terutama wanita hamil dan bayi-bayi semakin menderita akibat blokade total yang diterapkan  Israel sehingga bantuan kemanusiaan tak bisa masuk wilayah itu.

Kini puluhan ribu orang di Jalur Gaza menerima kenyataan pahit harus minum air asin hingga kontaminasi akibat agresi Israel.

Laporan itu dirilis salah satu media Israel Haaretz berdasarkan laporan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Kemlu AS melaporkan bahwa sekitar 52 ribu wanita hamil dan lebih dari 30 ribu bayi di bawah enam bulan terpaksa meminum air asin atau kontaminasi di Gaza.

Israel masih memutus seluruh akses untuk air bersih bagi warga Gaza. Negara itu juga memutus akses listrik hingga bahan bakar yang dibutuhkan untuk desalinasi dan pompa air bersih.

Para petugas kesehatan memperingatkan bahwa krisis air bersih juga mengancam warga Gaza terkena penyakit infeksi berbahaya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan perlunya memasukkan bantuan ke wilayah Gaza, Palestina yang digempur Israel.

Kedua pemimpin negara itu mengaku prihatin tentang penyaluran bantuan ke Gaza dan risiko meluasnya perang Israel-Hamas, kata Downing Street setelah keduanya berbicara melalui telepon, Minggu (29/10).

Pasukan Israel telah memperluas operasi darat mereka di Gaza sementara jet-jet tempur mereka telah menghantam ratusan target Hamas dalam apa yang disebut Israel sebagai tahap kedua dari perang yang telah berlangsung selama tiga pekan.

Sunak dan Macron telah mengunjungi Israel dan negara-negara tetangga sejak serangan mematikan oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel awal bulan ini yang memicu konflik.

“Kedua pemimpin menekankan pentingnya memasukkan bantuan kemanusiaan yang mendesak ke Gaza. Mereka sepakat untuk bekerja sama dalam upaya-upaya untuk menyalurkan makanan, bahan bakar, air dan obat-obatan yang sangat penting bagi mereka yang membutuhkan, dan untuk membawa keluar warga negara asing,” kata juru bicara Sunak, mengutip Reuters.

“Mereka menyatakan keprihatinan bersama atas risiko eskalasi di wilayah yang lebih luas, khususnya di Tepi Barat.”(cnni)

  • Bagikan