Ketika Jemaah Berburu Emas Di Kota Suci

  • Bagikan
Ketika Jemaah Berburu Emas Di Kota Suci
EMAS ARAB: Jemaah haji memburu emas di Toko Emas Madinah, Arab Saudi. Waspada/Muhammad Ishak

Laporan Haji: Muhammad Ishak

MENJELANG kepulangan ke Tanah Air, jemaah haji berburu berbagai oleh-oleh di Tanah Suci, seperti kurma, kacang, kismis, baju gamis, sajadah, tasbih dan parfum. Bahkan sebagian jemaah asal Indonesia, juga ikut memburu perhiasan emas Arab sebagai oleh-oleh.

Meskipun tergolong mahal, namun perhiasan emas tetap menjadi incaran jemaah haji. Para jemaah memadati pertokoan yang ada di depan Masjid Nabawi, Madinah. Menariknya, sebagian pedagang toko melayani jemaah dengan bahasa Indonesia.

“Sebagaian karyawan toko bisa berbahasa Indonesia, sehingga mudah kita berkomunikasi, terutama dalam menawar berbagai model perhiasan emas,” kata Rini, jemaah haji asal Jakarta.

Kilauan emas kian menggoda mata jemaah haji yang keluar masuk dari gerbang utama Masjid Nabawi. Sebagian jemaah hanya sebatas bertanya tentang harga emas dalam bentuk perhiasan gelang, kalung dan cincin. Tetapi sebagian sebatas ‘cuci mata’.

“Hanya lihat-lihat saja, tidak beli emas. Harganya juga mahal dibandingkan dengan emas di Indonesia,” tambah Rini, seraya mengaku, temannya dalam satu kloter sehari sebelumnya ikut membeli perhiasan emas dalam bentuk cincin seberat 4,9 gram dengan harga SR1.200.

Rata-rata, harga satu gram emas mencapai SR200 dengan kadar 21 karat. Harga perhiasan emas tergantung dari model dan jenis emasnya. Selain emas Arab Saudi, pedagang juga menjual emas yang dipasok dari Dubai dan Kuwait.

“Beli emas tanpa surat SR200. Jika perlu surat, maka ditambah 15 persen dari harga keseluruhan,” tambah Rini, sembari menambahkan, jemaah yang membeli emas rata-rata menggunakan riyal sebagai mata uang Arab Saudi.

Dewi, jemaah asal Bandung mengaku sengaja membeli emas di Arab Saudi sebagai kenang-kenangan dan koleksi. “Tidak masalah tidak ada surat, karena kita membelinya sekedar untuk kenang-kenangan. Awalnya penasaran saja dengan emas Arab, namun setelah membeli dan memakainya seperti memiliki kepuasan tersendiri,” timpa Dewi.

Model emas di Arab Saudi, baik di Madinah ataupun di Makkah lebih mengkilat dibandingkan dengan perhiasan emas di Indonesia. Bahkan berbagai model dan jenis yang dipajang setiap toko juga berbeda kilatannya, antara emas Dubai, emas Kuwait dan emas Arab Saudi.

Mira Hayati, jemaah haji asal Makassar, membeli satu kilogram emas di Jeddah, Arab Saudi. Setelah membawa pulang emas, Mira Hayati dikenakan pajak Rp278 juta. “Berat perhiasan emas yang saya beli sekilo dengan harga Rp880 juta. Pajak yang saya bayar Rp278 juta,” sebut Mira.

  • Bagikan