Dinkes Medan Screening 150 Orang Kontak Erat TB

Peringatan Hari TB Sedunia

  • Bagikan
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS, Kabid P2P Dinkes Sumut, Novita Saragih, Pimpinan sejunlah Rumah Sakit Swasta dan pemerintah, Kepala Puskesmas, klinik, dokter spesialis paru, dr Parluhutan Siagian, pengurus USAID bebas TB beserta sejumlah organisasi yang konsen terhadap TB. berfoto bersama pada kegiatan screening terhadap masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB, yang digelar di Halaman Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut) Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Jumat (19/4). Waspada/Ist
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS, Kabid P2P Dinkes Sumut, Novita Saragih, Pimpinan sejunlah Rumah Sakit Swasta dan pemerintah, Kepala Puskesmas, klinik, dokter spesialis paru, dr Parluhutan Siagian, pengurus USAID bebas TB beserta sejumlah organisasi yang konsen terhadap TB. berfoto bersama pada kegiatan screening terhadap masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB, yang digelar di Halaman Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut) Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Jumat (19/4). Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Peringatan Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia di Kota Medan diisi dengan melakukan screening terhadap masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB yang telah terdiagnosa seperti serumah, dan juga faktor lain seperti penderita HIV dan Diabetes Melitus (DM).

Kegiatan ini digelar di Halaman Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut) Jalan Perintis Kemerdekaan pada Jumat (19/4). Dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS, Kabid P2P Dinkes Sumut, Novita Saragih, Pimpinan sejunlah Rumah Sakit Swasta dan pemerintah, Kepala Puskesmas, klinik, dokter spesialis paru, dr Parluhutan Siagian, pengurus USAID bebas TB beserta sejumlah organisasi yang konsen terhadap TB.

“Pengendalian TBC di Medan kita sudah berkolaborasi dengan banyak pihak mulai pihak swasta, klinik, stakeholder, Provsu, Kementerian. Bahkan dana screening saat ini kita dibantu oleh berbagai pihak. TBC ini seperti fenomena gunung es, kita harus serius menangani ini agar bisa bebas TBC di tahun 2030 mendatang,” jelas dr Taufik Ririansyah.

Ia juga mengatakan saat ini pihaknya terus berupaya menangani TB dengan menemukan kasus lebih banyak lagi dengan melakukan screening di semua faskes.

Kendati sebutnya capaian mereka sudah bagus namun ke depan pihaknya terus melakukan lebih intensif dan lebih fokus.

Untuk penyebab seorang penngidap TB berdasarkan catatannya banyak karena penularan, dan infeksi paru. Usia penderita banyak usia produktif, sehingga pihaknya menegaskan harus betul-betul memberikan perhatian terhadap kasus ini.

Ia menghimbau agar semua menjaga kesehatannya, perhatikan gizi dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan sehari-hari apalagi yang berpeluang tertular TB.

Lanjutnya, memang di Medan Kasus TB masih menjadi masalah kesehatan utama, karena merupakan penyakit menular yang sudah lama ada dan masih menimbulkan penularan kebanyak orang.

Tahun 2023 itu pihaknya menemukan 14.098 penderita TB paru di mana setengah penderitanya adalah usia produktif.

“Sebagaimana penanganan standar penyakit menular lainnya, kasus TBC ini harus kita temukan bukan hanya pasif menunggu pasien yang datang berobat ke faskes, tetapi kita harus secara aktif menelusuri resiko di masyarakat, kemudian kita obati agar sembuh dan tidak menjadi sumber penularan lagi bagi lingkungannya.

Tingkatkan Kewaspadaan

Ketua Panitia, dr Pocut Fatimah Fitri, MARS melaporkan pada peringatan Hari TB Sedunia yang seyogyanya jatuh pada 24 Maret 2024 itu selain digelar kegiatan seremonial, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap TB, juga dilakukan pelayanan langsung peningkatan kasus secara aktif.

Adapun sasarannya adalah 150 orang yang terdiri dari kontak erat atau serumah dari penderita tb yang telah terdiagnosa kemudian ada faktor resiko lain seperti komorbit DM, HIV dan sebagian ada yang bergejala.

Selain itu juga memberikan penghargaan kepada institusi yang selama ini sudah terlibat mendukung pelayanan TB di kota Medan serta talkshow yang diisi dari beberapa stakeholder. (cbud)

  • Bagikan