Tim Dokter Belum Putuskan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Bayi kembar siam dempet perut asal Dusun IV Urung Pane Kec. Setia Janji Kabuoaten Asahan yang masuk pada Selasa (7/6) sore ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) masih menjalani perawatan intensif di ruang Neonatolgi.

Tim dokter masih melakukan tindakan stabilisasi terhadap bayi kembar siam yang dirujuk dari RS Bunda Mulia, Kisaran tersebut.

Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUPHAM dr Rizky Adriansyah MKed(Ped) SpA(K) menyampaikan, untuk rencana operasi pemisahan terhadap putri dari pasangan SS dan J ini masih belum dapat diputuskan.

“Kita masih melakukan stabilisasi dulu. Kalau dia stabil, baru kita rencanakan pemeriksaan lebih lengkap seperti CT Scan USG jantung dan lain-lain,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (8/6).

Rizky menjelaskan, setelah pemeriksaan lengkap itu dilakukan dalam kurun waktu dua sampai tiga hari atau satu minggu ke depan, tim dokter baru akan melakukan rapat untuk menentukan apakah operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam ini layak dilakukan. Tentunya ukeputusan itu diambil berdasarkan disiplin ilmu kedokteran dari masing-masing tim dokter yang terlibat.

“Tentunya kita butuh kesabaran dari semua pihak terutama orang tua. Karena saat ini belum bisa kita nyatakan bayi ini layak dipisah atau tidak,” terangnya.

Apalagi, lanjutnya, bila melihat dari kondisi bayi selain memiliki dempet perut juga hanya memiliki dua kaki normal dan satu kaki yang juga terdempet (tiga kaki). Karenanya, bila operasi pemisahan dilakukan, salah satu bayi akan mengalami kecacatan.

“Jadi kita tidak bisa hanya mengambil pertimbangan medis saja, tetapi juga etika dan agama, mengingat kaki bayi ada tiga,” tuturnya.

Sementara itu, terkait organ dalam apakah juga ada mengalami perdempetan, Rizky mengatakan pemeriksaan itu belum dilakukan. Sebab, menurutnya, untuk saat ini yang paling penting adalah agar bayi kembar siam jenis kelamin perempuan dengan berat badan 5060 Gram ini tetap dalam keadaan stabil dan bisa tumbuh kembang dengan baik.

“Sejauh ini kondisinya stabil, sehingga hanya kita berikan oksigen minimal dan di tempatkan ruang inkubator agar tidak mengalami hipotermia. Selain itu bayi juga menangis kuat dan bergerak aktif,” katanya.

Menurut Rizky, kasus bayi kembar siam memang tergolong sangat langka terjadi. Perbandingannya, hanya terjadi satu dari 200.000 kelahiran.

“Untuk penyebabnya, secara medis juga sulit. Apalagi untuk menyatakan sumber dari sebab dan akibatnya,” ujarnya.

Sedangkan untuk pembiayaan bayi kembar siam itu akan, Rizky mengatakan, akan ditanggung Pemkab Asahan.

Berharap Selamat

Sementara itu, saat ditemui di ruang tunggu Neonatologi, ayah bayi kembar siam, Jumat (45) berharap kedua anaknya yang merupakan anak ke 5 dan 6 dan lahir pada Selasa (7/6) pagi, selamat.

Dikatakannya, saat di USG terakhir bulan Mei lalu, baru tau ada kelainan atau kejanggalan pada anaknya.

“Harapannya semoga kedua anak saya, sehat sehat dan selamat,” tuturnya. (cbud)

  • Bagikan