Usai Seminar Akhirnya Juliana Buka Usaha Segala Tempe

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Masa Pandemi Covid, banyak ide muncul bagi mereka yang selalu punya rencana ingin maju dan berkembang.

Demikian juga Juliana Tambusay,seorang ibu rumah tangga, yang ingin meningkatkan penghasilan dengan usaha baru.

“Ide membuka usaha itu setelah saya ikut seminar tentang tempe. Makananan yang dikenal semua kalangan dan sangat disukai serta bergizi,”katanya Kamis(17/2).

Kata dia, satu hari di ajak ustad Ari Handoko di pondok anaknya belajar, untuk ikut seminar dan pelatihan. Karena dalam seminar itu pembahasan tentang makanan berupa tempe, maka ia mengaku tertarik. Terlebih, tempe ini diolah dengan cara berbeda dan packingnya juga berbeda, serta bahan bakunya tidak sulit didapatkan, iapun sangat tertarik untuk mencoba menjadikan lahan usaha baru.

“Jadi,bulan September 2020 lalu, setelah berembuk dengan keluarga, sayapun Bismillah,untuk membuat usaha baru. Nama usaha sederhana saja, Segala Tempe,”ungkapnya.

Usaha tempe yang dia buka ini mengandalkan pembuat dan pengolah serta orang yang bekerja sebagai marketing.

“Memang usaha pembuatan tempe, tapi dalam seminar yang saya ikuti, sangat penting adanya tim marketing dalam usaha yang dikelola. Ada juga tenaga admin,sehingga proses usaha lebih lancar,”ungkapnya.

Penduduk Jl. Pendidikan 1,Gg Pendidikan IV, Kelurahan Marendal II(dua) ini, menyebutkan, penjualan produknya ada di pasar tradisional,swalayan,supermarket bahkan media sosial sampai toko pedia.

“Ya, pemasaran ditangani langsung oleh marketing. Sehingga mereka bisa menelaah pasar yang tepat untuk produk kami,”sebutnya.

Dia juga mengakui, produk tempe olahannya,diproduksi perharinya mencapai, 100kg. Setelah itu hasil nya mencapai 380 batang. Selanjutnya dipasarkan dengan harga, dari rumah tempe RP.7000 harga sales Rp.8000.Sedangkan harga jual umumnya berbeda-beda ada yang menjual seharga 9000/10.000 tapi ada juga Rp.13.000.

“Tempe olahan kami bedanya dengan yang lain, karena bahan yang digunakan dan proses pembuatan dengan kedele dan ragi pilihan, dengan masa pembuatan 3 hari dan sampai hari ke 4 dan sudah difermentase baru bisa di pasarkan,” sebutnya.

Rencana Baru

Juliana menambahkan, produksi tempe buatanya akan ditingkatkan,dengan konsep tempe diolah untuk beragam makanan ringan.

“Ya, inginnya membuat makanan ringan berbahan baku tempe. Rencananya akan buat kripik tempe,mendoan tempe,nugget tempe,bacem tempe dan pergedel,”paparnya.

Menurut Julia, sangat tertarik dengan usaha makanan olahan berbahan tempe, karena teman-temannya yang punya usaha di Forum Komunikasi Muslimah Indonesia(FKMI) membuat aneka makanan yang dipasarkan di grup.
“Setelah bergabung dengan FKMI, saya semakin yakin membuat usaha makanan ringan berbahan tempe. Ketua SIE UKM FKMI,Novit selalu memotivasi dan berdiskusi,”pungkasnya.(m22)

  • Bagikan