Siswa SDN 30 Pasar Lapan Belajar Bangun Datar Versi Lomba Makan Kerupuk

  • Bagikan
Para siswa bersama guru UPT SD Negeri 30 Pasar Lapan, Kec. Air Putih, Batubara, Hotma Wulansari Sitohang melakukan pembelajaran yang lebih menyenangkan yakni belajar bangun datar dengan versi lomba makan kerupuk.
Para siswa bersama guru UPT SD Negeri 30 Pasar Lapan, Kec. Air Putih, Batubara, Hotma Wulansari Sitohang melakukan pembelajaran yang lebih menyenangkan yakni belajar bangun datar dengan versi lomba makan kerupuk.

BATUBARA (Waspada): Sebagai seorang guru memang sudah seharusnya memahami kemampuan masing-masing anak murid.Guru dituntut untuk terus berinovasi dengan memodifikasi gaya belajar sedemikian rupa agar tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran itu sendiri menjadi lebih menyenangkan.

Hal tersebut dilakukan salah seorang guru UPT SD Negeri 30 Pasar Lapan, Kec. Air Putih, Batubara, Hotma Wulansari Sitohang dengan memodifikasi metode pembelajaran yang lebih menyenangkan yakni belajar bangun datar dengan versi lomba makan kerupuk.

Hotma Wulansari Sitohang yang merupakan guru kelas ini menyebutkan, dalam materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga dan lingkaran), peserta didik diharapkan mampu mengenal nama-nama bangun datar sesuai bentuknya serta menyebutkan contoh bangun datar yang ada di sekitar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kali ini dirinya memodifikasi pembelajaran dengan gaya visual.

“Gaya visual adalah gaya belajar yang lebih berfokus pada penglihatan. Artinya, dalam proses pembelajaran untuk mengetahui hal baru maka perlu melihat secara nyata sesuatu yang akan dipelajari sehingga mudah dimengerti dan dipahami,” ujar Hotma Wulansari Sitohang yang juga merupakan Fasdacomm Tanoto Foundation ini.

Pada kesempatan ini, lanjut Wulansari, agar menarik perhatian minat belajar peserta didik, maka dirinya membuat media pembelajaran bentuk-bentuk bangun datar yang kemudian digantung seperti lomba makan kerupuk.

Ide pembelajaran tersebut mendapatkan dukungan para guru dan kepala sekolah, sehingga memudahkan proses pembelajaran.

“Kalau ada ide-ide sampaikan saja jangan takut-takut, ibu pasti dukung yang penting positif untuk inovasi pembelajaran,” ujar Kepala UPT SD Negeri 30 Pasar Lapan, Sugiatik, S.Pd.SD.

Satu hari sebelum pelaksanaan pembelajaran, para siswa diberikan bentuk-bentuk bangun datar yang mereka bawa pulang dan dengan bantuan orangtua di rumah, bangun datar tersebut digunting dan ditempel di kardus agar medianya lebih kokoh yang keesokan harinya harus dibawa kembali sesuai himbauan yang disampaikan melalui whatsapp grup kelas I.

“Respon para orangtua terlihat antusias dan tentu hal ini pulalah yang menambah semangat saya dalam melakukan pembelajaran. Kesuksesan anak adalah tanggung jawab bersama, yaitu tanggung jawab orangtua dan pihak sekolah. Oleh karena itu perlu dijalin komunikasi yang baik agar para orangtua juga paham perannya dalam mensukseskan pembelajaran disekolah,” katanya.

Perlengkapan yang telah disiapkan adalah guntingan bangun datar, tali plastik, loudspeaker dan mic. Tali plastik diikat diantara pohon yang satu dengan lainnya. Kemudian bentuk-bentuk bangun datar digantung pada tali yang tersedia, persis seperti lomba makan kerupuk. Urutan bangun datar digantung secara acak.

Antusias peserta didikpun terlihat walau belum disampaikan teknisnya.

“Bu… bu kayak mau lomba makan kerupuk kita,” ucap Reva sambil senyum sumringah.

“Kali ini lomba makan kerupuknya diganti dengan bangun datar ya anak-anak, ujar saya dan merekapun terlihat begitu riang,” kenang Wulansari.

Pertama saya menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemudian ciri-ciri dari masing-masing bangun datar sambil memegang bendanya seraya menyebutkan nama bangun datar tersebut. Setelah itu saya bertanya kepada peserta didik dengan mengajukan pertanyaan terbuka. “Di sekitar sekolah benda apa saja yang sama dengan bangun datar ini (persegi Panjang)?”

“Pintu bu, papan tulis bu, satu lagi jendela bu,” ucap Aziz dan Rizky.

Lalu saya meminta untuk menyebutkan bangun datar yang saya pegang. Kemudian saya mempersilahkan peserta didik untuk maju dan menyebutkan nama bangun datar sesuai yang ia pegang. Lalu peserta didik maju satu per satu untuk memegang bangun datar dan menyebutkan namanya.

“Hal ini membuktikan bahwa jika kita mampu dan mau memodifikasi pembelajaran yang mengandung unsur MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi) seperti yang dikembangkan Tanoto Foundation ini, maka pembelajaran itu sendiri akan terasa nyaman dan menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan, ingin terus belajar dan membuat sekolah menjadi tempat yang selalu dirindukan,” tandasnya. (m31)

  • Bagikan